Pergelutan Hati

1138 Kata

Naya berjalan ke arah kamarnya dengan melihat ponselnya. Sambil mengusap-usap layarnya. Ia baru saja melakukan update untuk novelnya. Setelah selesai, Naya meletakkan ponsel di atas meja kecil samping ranjang. Kemudian Naya duduk di ranjang dengan meregangkan kedua tangannya yang pegal. Bahunya lumayan nyeri karena ia terus saja menulis. Saat itu, tiba-tiba Naya teringat akan kejadian tadi malam. Saat semua atmosfer dingin itu, perlahan menjadi hangat. Naya pun, mengakui jika emosinya, sudah tersalurkan dalam bentuk lain di atas ranjang. Naya masih bisa merasakan, sentuhan Hanan. Ciuman dan kecupan suaminya itu, tiba-tiba melintas di kepalanya begitu saja. Ia menutup mata sambil memegang leher bagian depan agar lebih bisa menghayatinya memori tadi malam. Ia baru tahu, rupanya ia mema

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN