Kenakalan Langit.

1484 Kata

Bersama Ayana, aku pergi ke Jakarta. Aku tolak tawaran mas Langit, yang ingin mengantarkan ku. Aku tidak mau Bude atau siapapun salah paham. Namun lelaki itu ternyata membuntuti ku. Dia membawa mobilnya di belakang taksi yang aku tumpangi. Aku masih belum memiliki mobil, karena aku rasa aku masih belum membutuhkannya. Aku hanya membawa motor metik ku saja, kalau aku mau pergi. Dan untuk belanja daging sapi, aku selalunya membawa mobil yang bak terbuka. Karena lebih banyak menampung barang yang aku butuhkan untuk kepentingan bakso ku. Ku lihat ponselku. Mas Langit. Aku di belakang mu, yang. Dih, dasar ngeselin. Dia sok manis dan nyebelin banget. Kemarin dia memaksa meminta nomor ponselku, sampai membuatku kewalahan menolaknya. Dia benar benar sangat keras kepala. "Sayang bubu ya?" kulih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN