"Ikhs! dasar sepupu laknat!" Ayana bersungut sungut di mejanya dengan suara pelan. Hal itu membuat Lea menoleh padanya dengan kerutan di kedua alisnya. "Siapa yang laknat?" tanyan nya. Ayana tergagap. "Eh, enggak ko." kekehnya. "Tanya dong, kamu kan anak orang kaya, ko kamu enggak masuk ke kantor papah kamu aja gitu?" "Enggak ah, nanti dikira aji mumpung." ujar Ayana. "Ko gitu? kan kamu emang anaknya. Wajar lah kalau kamu suatu saat jadi pemimpin di perusahaan papah kamu kan?"jelas Lea. "Masalahnya aku enggak mau. Aku maunya punya suami kaya, bukan malah aku yang kerja. Aku enggak mau capek. Lagi pula nanti ada Bima yang akan mengurus perusahaan papah." "Bima siapa?" "Adiku. Dia cowok, jadi biar dia aja yang akan menggantikan papah." ungkap Ayana. "Mmm mendingan kamu aja sih, na