Part 18

2186 Kata

Luna               “ Sarapannya dimakan non, nanti sakit.” Aku hanya diam tak menanggapi ketika Bi Narti menawariku sarapan untuk kesekian kalinya. Aku lelah menangis, aku juga lapar, tapi aku malas sekali makan. Aku tidak berselera sedikitpun. “ Ayo non, apa bibi bilang Den Aji saja supaya kesini?” “ Jangan bi…” balasku cepat. “ Non Una makan ya, kalau ndak mau juga, bibi terpaksa bilang Den Aji kalau Non Una lagi disini.” mendengar ancaman Bi Narti akhirnya aku langsung bangun dan menerima piring yang dari tadi Bi Narti bawa. Ngomong-ngomong Bi Narti, beliau adalah istri dari Pak Waryo, orang yang Mas Aji percaya untuk merawat vila. Beliau berdua sudah bekerja dengan Mas Aji sejak pertama kali vila ini dibangun. “ Bibi udah sarapan?” tanyaku ketika mulai menyendok nasi. “ Sudah da

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN