2. Kampus Biru

1136 Kata
Ayu memarkir motornya di parkiran samping kampusnya, membuka helmnya dan meletakannya di jok motor. Rambut ikal kecoklatan tampak terurai menutupi sebagian paras cantiknya. Sesekali rambutnya tersibak tertiup angin menambah pesona kecantikannya. Dengan kemeja putih polos, celana jeans coklat dan tas ransel merah tuanya, Ayu berjalan menyusuri koridor Kampus Biru, sambil sesekali menyapa temannya yang berpapasan. Yaa... kampus biru adalah sebutan untuk Universitas Gajah Mada (UGM). Kampus Biru mulai digunakan untuk menyebut UGM karena sebuah n****+ karya Ashadi Siregar yang berjudul Cintaku di Kampus Biru. Dari kejauhan terlihat seorang gadis yang melambai-lambaikan tangannya ke arah Ayu sambil berteriak memanggil namanya. Gadis dengan rambut lurus sebahu dengan gaya pakaian modis dan shoulder bag dengan tali pendeknya. Dia bernama Bella, sahabat Ayu dari SMA, yang kebetulan satu kampus dengannya walaupun berbeda jurusan. Ayu mengambil jurusan Akuntansi sedangkan Bella mengambil jurusan Manajemen. Keduanya begitu dekat seperti layaknya saudara. "Wah kemana aja nih nona cantik... sibuk terus... sampe susah diajak ketemuan." Sapa Bella dengan mimik cemberut. Ayu dan Bella memang kerap sekali bertemu setiap ada kesempatan. Hang out bareng atau sekedar makan bareng di kantin kampus ketika menunggu jadwal kuliah berikutnya. Sikap peduli dan saling perhatian satu sama lain membuat hubungan mereka semakin erat, juga dengan keluarga mereka masing-masing, sudah seperti orang tua mereka sendiri. "lha kan lo tau kemarin gue sibuk... lagian kenapa lo kemarin ngga datang pas acara MAPAGAMA (Kelompok mahasiswa pecinta alam Universitas Gajah Mada)." Tanya Ayu. "Iya gue kemarin nganterin nyokap gue kerumah temennya. Gue kan anak baik." Jawab Bella sambil menunjukkan wajah sok imutnya. "Yee... anak baik apa anak mamiiii…??" Goda Ayu. Mereka pun tertawa. Mereka pun berjanji untuk bertemu kembali setelah masing-masing selasai kuliah nanti. Di kampus Ayu merupakan salah satu mahasiswi yang memiliki segudang prestasi. Untuk soal akademik tidak perlu diragukan lagi, IPK nya selalu di atas 3,5. Telah banyak piala yang telah diraih dalam bidang akademik maupun non akademik, dari mulai juara olympiade, juara berpidato, membuat karya ilmiah, dll. Ayu merasa bangga pada dirinya sendiri. Buat Ayu, ini sebanding dengan perjuangannya selama ini. Ayu optimis untuk bisa meraih mimpi besarnya itu. Tak lupa juga selalu Ayu panjatkan doa-doa di setiap sholat dan sepertiga malamnya. Dia begitu ingin membahagiakan Ibu dan adik satu-satunya itu. Ayu merasa sepeninggal ayahnya, dialah yang memiliki tanggung jawab penuh atas Ibu dan adiknya. Sebagai anak pertama yang dibesarkan tanpa seorang ayah dari kecil, membuat Ayu menjadi wanita yang tangguh dan mandiri. Ayu melirik ke arah jam tangannya, seakan waktu begitu lambat. Dia sudah tidak sabar bertemu kembali dengan Bella, sahabatnya. Banyak segudang cerita yang ingin ia tumpahkan kepada sahabatnya itu. Rupanya beberapa hari saja tidak bertemu Bella, Ayu sudah sangat merindukannya. Dosen forensic accounting di depan kelas masih aktif menerangkan, Ayu berusaha kembali fokus. Sebagai mahasiswa semester akhir, ini adalah mata kuliah terakhir yang Ayu ambil sembari menyelesaikan skripsinya yang hampir selesai. Beberapa kendala memang seringkali Ayu hadapi, tetapi Ayu selalu bisa menyelesaikannya. "Baik, untuk pembahasan kali ini sudah selesai, kita lanjutkan di pertemuan minggu depan." Ibu dosen mengakhiri materi kuliahnya sambil mematikan LCD proyektor. "Sebelum ujian semester nanti kita adakan quiz untuk keseluruhan materi nanti ya.." Ibu dosen menambahkan. "Baik buuuu..." jawab mahasiswanya kompak. Ayu sumringah. Dia mengambil ponsel di tasnya. Membuka aplikasi w******p nya dan mencari nama Bella. Hei Bell, lu udah kelar belum?gue udah nih... kita ketemu di kantin ya... see you. Tulis bela di pesan w******p nya. Ayu mengemasi buku-buku ke dalam tasnya dan beranjak pergi. "Gue balik dulu yaaaa semuaa…" Sapa Ayu kepada teman-temannya yang masih asik bergerombol sembari melambaikan tangan. "Oke, ati-ati Ayuu." Jawab donna, teman sekelas Ayu yang paling cerewet. "Yoi, bye." Jawab alex singkat. Beberapa teman lain hanya melambaikan tangan. Ayu bergegas menuju kantin di kampus, belum terlihat Bella disana. Sembari menunggu Bella, Ayu memesan es teh untuk membasahi kerongkongannya yang sedari tadi butuh asupan. Ayu mencari tempat duduk di pojok kantin agar lebih leluasa berbincang dengan Bella. Diambilnya Netbook Lenovo warna biru dari dalam tas ranselnya, sedikit melanjutkan Bab IV skripsinya. Ada beberapa yang perlu direvisi. Ibu kantin datang memberikan pesanan es teh Ayu. "Ini ya neng..." kata si Ibu kantin sambil meletakkan segelas es teh di meja Ayu. "Oh iya... makasih bu…" jawab Ayu. "Tumben neng Ayu sendirian, biasanya sama neng Bella?" Tanya Ibu Kantin. "Iya ni bu lagi nungguin Bella, dia masih kuliah." Jawab Ayu. Kantin kampus memang tempat nongkrong mereka ketika di kampus. Tempatnya nyaman, Ibu Kantinnya baik, apalagi makanannya dijamin bikin nagih dan nyaman dikantong mahasiswa. Limabelas menit berlalu, Akhirnya yang ditunggu datang juga. Bella dengan gayanya yang centil setengah berlari mendekati Bella. Bella juga seorang gadis yang ramah dan periang, tak salah kalau mereka berdua menjadi sangat cocok jika sudah bertemu. Seperti biasa tanpa permisi Bella menyeruput es teh milik Ayu sampai setengah gelas. "Hmm... kebiasaan nih anak." Gumam Ayu, seraya bercanda. Bella hanya menjulurkan lidah meledek Ayu. "Eh, Ibu gimana kabarnya? Sehat kan?" Tanya Bella. "Alhamdulillah sehat. Lo ditanyain mulu tuh sama nyokap ngga pernah ke rumah. Sok sibuk lu..." kata Ayu dengan nada kesal dan sedikit memelototi sahabatnya itu. "Iya... iyaaa... besok-besok gue kerumah. Gue bawain cowok deh buat lu." Bella meledek Ayu sambil ketawa ketiwi. Diledek begitu Ayu menunjukkan muka masam sambil mencubit pinggang sahabatnya itu. "Aduuhhh…!" Teriak Bella, yang sebenarnya ngga sakit. Ayu memang sudah lama tidak memiliki kekasih. Dia lebih fokus untuk belajar, mengejar cita-citanya dan mencari tambahan penghasilan. Berbeda dengan Bella yang dari keluarga berkecukupan. Semua kebutuhan Bella dengan mudah dipenuhi oleh kedua orang tuanya. Bella memiliki kekasih bernama Ferdy, teman satu kampus juga dengan Bella dan Ayu. Jika sedang pergi berdua dengan Ferdy, Bella selalu mengajak Ayu. Ferdy pun tak keberatan karena mereka bertiga memang sudah dekat. Kalo sudah bertemu, mereka bertiga bisa asyik seharian pergi ke toko buku, nongkrong di cafe, atau sekedar jalan-jalan di mall tanpa tujuan. "Eh mana si Ferdy? Biasanya nempeeell aja kaya perangko?" Tanya Ayu. "Tau tuh, dari semalem ngilang-ngilang mulu." Jawab Bella kesal sambil bibirnya dimajuin tiga centimeter. "Ngilang-ngilang tapi dicariin mulu lu." Timpal Ayu. "Iya dicariin karna dia bawa tupperware emak gue... hahahah." jawab Bella seenaknya. Ayu pun tidak bisa menahan lawakan sahabatnya itu. "Eh laper..pesen bakso yuk." Ajak Ayu. "Lo aja deh, gue engga..gue minta lo aja... hahaha." Ayu tertawa puas. "Balas dendam nih ceritanya."kata Bella sambil sedikit berteriak memesan bakso ke Ibu kantin. "Bu, pesan baksonya satu ya..nggak pake lama." "Adanya ngga pake mangkok neng." Jawab Ibu kantin ngga kalah kocak. "Boleh deh bu dibungkus daun aja." Bella kembali tak mau kalah. Mereka bertiga pun tertawa. "Ada-ada aja nih Bella." Ayu sampe geleng-geleng kepala. Lima menit kemudian bakso pun sudah terhidang di meja mereka. Tanpa basa basi keduanya langsung berebut melahapnya, seperti saling berebut mendapatkan bakso terbanyak. Sesekali diselingi dengan lawakan Bella yang selalu membuat Ayu melupakan kepenatannya. Tak terasa obrolan berlanjut sampai sore hari, mereka pun bersiap pulang kerumah masing-masing.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN