10.Ciuman serius

4082 Kata
kejadian luar biasa aneh justru terjadi menjelang Valentine days.Aneh aku melihat Karin yang sibuk pesan baju basket LA LAKERS dan harus ada tanda tangan Kobe Bryan pada abangnya yang sedang holiday ke Amrik. "Gue ga mau tau,kalo ga dapat tuh baju,gue bakalan diemin elo bang selamanya!!,ngerti ga lo!!"bentak Karin di telepon. Kalo Sinta tertawa,aku yang melongo tidak mengerti. "Buat siapa sih?"tanyaku. "Obi"cetus Sinta dan Karin tertawa. "Waduh gue ketinggalan gibah nih"keluhku. "Kasihan congki,tuh laki udah mulai rajin belajar,biar dia tambah semangat aja"jawab Karin. Aku memutar mataku dan Sinta terbahak. "Ayo ke mall,beli bahan coklat"ajak Sinta weekend menjelang Valentine days. Aku menurut dan di mall aku jadi tertarik membeli juga miniatur mobil Aston Martin untuk Nino.Dia juga kan baik udah kasih aku hadiah ulang tahun,kotak music untukku. "Omen kasih apa ya??"desis Karin. "Roland?"tanya Sinta. Asli aku hanya diam,tidak mengerti rencana dua temanku. "Kasih kotak obat aja!!,kan dia sering berantem"kataku asal. Mereka berdua malah bersorak. "Emang elo pinter"komen Karin mencium pipiku. "Roland kasih coklat yang kita mau bikin aja deh"putus Sinta. Aku lagi lagi menurut.Pulang dari mall,jadi berakhir di rumah Karin untuk buat coklat. Hari Valentine tiba dan aku kaget karena banyak sekali cowok cowok yang kasih aku coklat sampai aku risih.Tapi aku tolak juga ga enak,jadi aku terima dan bingung untuk apa coklat sebanyak ini. "Elo ngapa mau aja terima coklat banyak gini"keluh Nino begitu masuk kelas karena bel masuk berbunyi Aku mengerutkan dahi,lah dia aja bawa banyak coklat di plastik kok. "Emang ngapa?"tanyaku. "Kali mau elo pacarin semua"bentak Nino. "Lah elo sendiri nenteng banyak coklat,berarti elo mau pacarin dua karung cewe dong"jawabku sambil menunjuk dua plastik besar yang Nino tenteng. Nino ngakak dan aku melengos sebal.Aku membiarkan Gendis yang sibuk memakan coklatku "Noni cemburu ya..."ledek Nino. "Dih ngapain,elo doang"jawabku lalu berbalik lagi. Omen ngakak dan Nino cemberut.Obrolan kami terjeda karena guru sudah masuk. Di jam istirahat aku di jemput Karin dan Sinta untuk ke kantin walaupun Nino protes. Aku mengabaikannya dan bersenang senang dengan dua sahabatku yang juga kebanjiran coklat di kantin. "Kata berenti nerima coklat dari cowo cowo"perintah Nino ngamuk saat dia di ekori teman temannya menyusulku di kios bakso. "Dih ngapa?"tanya Karin yang menerima banyak coklat juga begitu juga Sinta. "Tau lo!,elo tuh semua jadi cowo ga peka,jadi kita mesti nerima coklat dari cowo lain"jawab Sinta menimpali. "Kode buat elo Reng!"cetus Roland sambil merangkul bahu Rengga. Rengga tertawa dan Sinta merona. "Elo ga kasih coklat Bi sama tayang tayang?"ledek Omen Karin terbelak ke arah Omen "Takut di buang ke tong sampah,tayang tayang kan banyak penggemar"cetus Obi. Karin ngakak.         "Ada yang sadar ga ada harapan maa gue,ayo Congki ke kelas"ajak Karin menarik tanganku dan Sinta. Kami bergegas membereskan coklat dan bunga yang kami terima sedangkan 5 cowok mengawasi. Rengga yang peka mengambil alih plastik di tangan Sinta. "Bantuin kali!"sindir Omen pada Nino dan Obi. "Ogah!"kata Nino lalu berlalu. Aku tertawa,Omen jadi menggantikan Nino membawa bawaanku "Makasih Men..."desisku pelan. Omen tersenyum.Dia tuh jadi laki banyak diam,tapi paling perasa. "Sini tayang babang bawain!"pinta Obi. "Dih gue bisa!"tolak Karin. "Jangan gitu dong,kalo ga bantu bawa,tar gue ga bisa minta coklat sama elo"keluh Obi. Karin terbahak dan kami hanya senyam senyum. "Nih bawa,tapi yang kecil aja ya"perintah Karin. Obi berbinar. "Asiap!!!!"jerit Obi girang. Kami terbahak.Sinta santai merangkul lengan Rengga.Aku ikutan merangkul lengan Omen dan Roland.Sementara Karin sibuk berantem dengan Obi yang sedang berusaha merangkul bahunya.Kami tak berhenti tertawa sampai berpisah masuk kelas masing masing. Nino anteng tak menggangguku.Tumben deh,malah enak kan jadi aku konsen belajar.Sewaktu bel pulang,aku yang melongo karena Nino tak mengajakku pulang bareng.Aku jadi bete sendiri.Setelah selesai melayani teman teman sekelasku yang meminta coklat,aku bergegas ke kantin mencari Sinta dan Karin. "Ayo buruan,Nino sama yang lain udah ke parkiran,tar pada pulang.Nino ngambek ya Queen?"tanya Sinta. Aku mengangkat bahuku. "Tar juga baik kalo Noni kasih kado,ayo ah!"jawab Karin. Kami bertiga bergerak ke parkiran "Lagian apa Ino?"potongku mendekat karena Nino menyebut namaku. Nino langsung terdiam.Dan cowok cowok ngakak. Aku mengerutkan dahiku.Tak lama Sinta dan Karin mendekat.  "Nih Reng!"kata Sinta memberikan paper bag warna pink pada Rengga. Rengga menerimanya dengan wajah bingung. "Apaan sih?"tanyanya sambil melongok ke dalam paper bag. "Buka aja!"perintah Sinta. Rengga menurut membuka kado di dalam paperbag.Kami sudah cengar cengir sedangkan cowok cowok diam mengawasi.Tak lama Rengga berbinar saat menemukan topi berwarna putih berlogo centrang.  "Ini serius?"tanyanya girang. "Gue beli di ebay,build up dan limited edition kaya elo bilang"jawab Sinta. Rengga tertawa.Keren Sinta tuh ga malu malu dan to the point ke Rengga. "Ga usah gini Sin"kata Rengga. Sinta tersenyum lalu merebut topi di tangan Rengga dan memakaikannya di kepala Rengga.Oh...manis banget sih mereka berdua. "Kenapa ga boleh?elo udah baik banget sama gue,happy valentine days ya Reng"desis Sinta lalu santai mencium pipi Rengga. Rengga terbelak dan kami tertawa menyoraki sampai Sinta mundur dengan wajah merona. "Kar!,Obi ga dapat??"goda Roland. "Gue Non ga dapat?"kali ini Nino dan membuatku jadi semakin deg degan Aku tertawa berdua Karin. "Ada dong...sini Bi!"perintah Karin. Obi mendekat,aku menyingkir ke arah Omen dan Nino sedangkan Sinta mendekat ke arah Rengga.Rengga santai merangkul bahu Sinta. "Hadiah apa tayang?"tanya Obi.  "Sabar!"perintah Karin mengubek plastik berisi coklat yang dia tenteng. Obi tidak sabar menunggu.Aku sudah senyam senyum berdua Sinta. "Nih!"kata Karin mengacungkan coklat tobleron kecil ke arah Obi. "HAH!!"jerit Obi dan kami ngakak. "Upah karena bantuin gue bawa coklat ke kelas.Kata elo mau minta trus kan gue bilang yang kecil"jawab Karin. Obi menghela nafas kecewa. "Okey...makasih"kata Obi balik badan dengan lesu. Kami ngakak lagi. "Hei emang gue bilang udah rapi?"cegah Karin. "Apa lagi sih?"keluh Obi tapi dia tetap berbalik ke arah Karin. Karin tertawa. "Tadi kan upah bawain coklat,hadiah valentinenya belum,nih!"kata Karin menyodorkan paper bag pink juga ke arah Obi. Kali ini Obi kelihatan tidak antusias. "Gue ga bungkus kado,soalnya baru sampe tadi pagi.Gue..." "Astaga tayang....."desis Obi menjeda Karin setelah berhasil mengeluarkan isi paperbag.  Karin tersenyum saat Obi memgeluarkan kaos basket warna ungu bertuliskan nama Kobe Bryant pemain basket LA Lakers favorit Obi.Aku tersenyum,katanya ga suka?,tapi kok niat amat ya kasih Obi kado special dan Karin tau soal Obi yang fans berat sama Kobe Bryan. "Ori No!"seru Obi girang. Nino mengacungkan jempolnya melihat Obi girang. "Kok bisa dapat Kar??,ada tanda tangannya juga"cetus Obi lebih girang lagi. "Iya Kar,Obi sering banget nitip ma bokap gue kalo lagi ke amrik"tanya Nino. "Jangan panggil Karina anak juragan minyak kalo ga bisa dapat,gila gue ma Kobe Byant sobatan kali"jawab Karin. "Kok gue mual ya!"cetus Nino pura pura muntah. Kami terbahak lagi.Emang jago dusta Karin sih.Padahal bang Wingky yang kerja keras dapatinnya. "Makasih tayang tayang!"seru Obi lalu menciumi pipi Karin di hadapan kami. "Apaan sih lo!,malah gesrek!!"protes Karin mendorong tubuh Obi menjauh. Kami terbahak.Emang gesrek ga tau malu,udah di tolak tetap aja mendekat. "Tayang ga kaya Sinta cium Rengga?"kejarnya. Karin terbelak. "Lagi elo ngapa serobot duluan sih!,udah ilang momentnya"keluh Karin. Kami tertawa dan Obi cengar cengir. "Ulang yuk!,bajunya masukin lagi ke paperbag,elo kasih ke gue tar gue kaya Rengga yang kegirangan terus elo cium gue deh kaya Sinta"ajak Obi. "Ogah!!"tolak Karin. Kami ngakak lagi. "Hadeh apes gue Reng"keluh Obi berbalik ke arah Rengga. "Happy Valentine days Bi,belajar yang benar ya,biar naik kelas"cetus Karin mencium juga pipi Obi ketika dia berbalik menghadap Rengga. Kami terbahak melihat Obi gagu. "WOI nafas!!"jerit Roland. Kami ngakak lagi dan dengan bodohnya Obi mengusap pipinya. "Wanginya.....tayang boleh nambah ga?"rengeknya. Karin merona lalu berubah jutek. "Nambah lagi!,pikirin gimana caranya elo naik kelas bukan mikirin gue cium lagi,gue pikir udah pinter,masih aja oon!!"omel Karin mendekat ke arah Sinta dan mengabaikan Obi. Obi cengar cengir.Kami mengabaikan dia yang mendekat ke arah Karin. "Tinggal drama bule!"cetus Roland. Aku menghela nafas pelan sebelum berbalik ke arah Omen dan Nino.Dua lelaki ini yang sebenaranya banyak membantuku.Kalo Nino selalu khawatir aku sakit,Omen yang selalu khawatir aku di ganggu orang lain,sampai dia baku hantam dengan kakak kelas yang niat modusin aku di kantin.Aku dapat ceritanya dari Karin dan Sinta setelah kami selesai mengantar Omen ke dokter.Guardian Angel kami bertiga,karena Omen ternyata care juga pada Karin dan Sinta.Aku sampai mengabaikan Nino yang menatapku sambil senyam senyum. "Nih Men!"seruku memberikan kado pada Omen Omen tertawa pelan. "Urus tuh Nino tar ngambek elo kasih gue kado!"tolaknya mendorong kado kecil yang aku ulurkan "Ih terima apa...malu..."keluhku merona. Omen terlihat ragu karena dia menatap Nino yang aku ga ngerti kenapa dia melotot pada Omen "Buka!"perintahku tak sabar. Omen malah menatap Nino yang sekrang menggeleng.  "Ga usah Le...buat Kampret aja"tolaknya lagi. "Buka!,buruan!,ngambek sih gue ma elo!"ancamku galak. Omen akhirnya menyerah dan membuka kado dariku.Nino terlihat melotot mengawasinya.Omen tertawa saat berhasil membuka kado itu "Bunda bilang sering kehabisan betanide,perban,plester sama zambuk karena elo sering berantem"cetusku  di angguki Karin dan Sinta yang ikutan mendekat Omen tertawa. "Happy valentine Omen!!!"seru kami bertiga. Omen terbahak lalu terbelak saat kami bertiga bergantian mencium pipinya. "Maksih ya udah nemenin gue suntuk!"cetus Karin. "Makasih ya Men,mau ajarin gue nendang!"cetus Sinta "Makasih ya mau pura pura bantu emak emak kecopetan padahal bantuin gue dari pelecehan"cetusku Omen tertawa lagi. "Udah minggir, urus tuh cowo cowo elo yang pada mendadak bego!"usirnya. Kami bertiga tertawa juga.Sinta menyingkir lagi ke arah Rengga.Karin mendekat ke arah Obi lagi.Cuma Aku yang takut takut mendekat ke arah Nino yang bersandar di mobilnya. "Ino....."desisku mendekat "Elo pulang ma Karin ma Sinta kan?"tanya Nino jutek. Galak amat sih,aku jadi takut. "Elo ga antar gue?"tanyaku hati hati Nino menggeleng. "Gue lagi cape"tolak Nino. Kalo aku menunduk karena takut,di belakang punggungku malah tertawa.Kok bisa sih,malah pada ketawa,kalo Nino beneran ngembek gimana??. "Ayo kita balik aja cong!,laki baper di urusin"kata Karin beranjak mendekat ke arahku. "Beneran elo ga mau anter?"tanyaku mengulang kali ini menatap dalam ke arah Nino. Nino cemberut menatap tak hanya ke arahku,tuh dia benaran ngembek deh. "Elo minta Omen aja yang anter"tolak Nino. Nyerah deh aku,malu kan kalo di tolak trus. "Ayo Men,gue cape!"ajakku berbalik. "Ayo!"ajak Omen memang baik banget Aku mendekat ke arah Omen.Ga jadi deh kasih kadonya. "Tunggu Non!"cegah Nino  Aku berbalik dengan antusias "Elo mau antar?"tanyaku girang. Nino menggeleng sambil mendekat ke araku "Siniin coklat coklat elo!"pinta Nino. "Ga mau!"tolakku. Kirain mau antar aku pulang,ga taunya mau ambil coklatku. "Berani ma gue?"tanya Nino Dia tau aku mana mungkin berani lawan dia kalo sudah mode galak kaya gini.Aku jadi menyerahkan paper bag dan bungkusan plastik berisi coklat padanya. "Gitu dong nurut,ini coklat murahan Non!,ga cocok buat elo!"kata Nino. Aku cemberut. "Sombong!"desis Karin. Nino tertawa lalu memasukan coklat coklat itu ke mobilnya. "Tobleronnya jangan Ino..."rengekku Nino mengabaikan malah sibuk mengambil paper bag di dalam mobilnya. "Tapi elo beliin gue kalo gue minta"sanggahku "Cuma dikit ga apa,kalo banyak ga boleh.Makan coklat ini aja,elo makan banyak juga ga akan gendut kaya Gendis"perintah Nino menyodorkan kotak coklat lumayan besar dari dalam paper bag. Aku menerimanya dengan wajah merona,Coklat impor loh,bikin aku meleleh aja nih bujang.Sinta dan Karin mendekat saat aku membuka kotak coklat dari Nino.Ternyata Nino ga ngambek.  "Wuih Belgian chocolate,mau ah!"seru Karin mencomot satu di ikuti Sinta. "Enaknya....melted ga sih??"cetus Sinta dengan mulut penuh coklat. Nino tertawa dan aku merona lagi sambil senyam senyum menatapnya. "Gue mah inget kasih elo coklat,emang elo!,udah sana pulang sama Omen"keluh Nino. Aku tertawa. "Baper lo!"cetus Karin mendorong bahu Nino setelah itu menjauh lagi. "Gaya lo pake bete"komen Sinta ikutan mendorong Nino. "Ngambek!"ledekku sambil menutup kotak coklat dan memasukan lagi ke paper bag yang aku rebut dari tangan Nino. "Menurut lo?,gila kali udah enak banget nerima coklat dari cowo cowo,ngerep di modusin kali.Pake kasih hadiah Omen!,elo sih Men,bukan gue aja yang hajar Andrean"keluh Nino. Cowok cowok terbahak.Andrean yang Nino maksud pasti kakak kelas yang mau modusin aku dan di hajar Omen. "Ino......"rayuku. "Ga usah rayu Non!"tolak Nino jutek. Mereka terbahak lagi dan aku cengar cengir. "Ga rayu kok,mau ucapin valentine sama terima kasih boleh ga??"godaku  "Cepetan!,gue mau pulang!"keluh Nino jutek "Bentar,mau taro coklat dulu,sama ambil kado valentine elo"kata Noni. "Ya....buruan...."perintah Nino jutek lagi "Ga bisa!,kan paper bag gue di masukin mobil elo semua"jawabku Nino menghela nafas pelan lalu membuka pintu mobil bagian belakangnya. "Yang mana Non?"tanyanya masih menunduk di dalam mobil. "Paper bag hitam!"jawabku sambil mendekat ke arahnya.         "Gokil,Aston Martin!!"seru Nino girang sambil menunjukan miniatur mobil merah dalam kotak bening setelah dia berbalik Aku tersenyum. "Elo kan ribut mulu mau mobil Aston Martin,karena gue ga punya duit banyak,jadi ukuran kecil aja ya,sabar aja elo nya,tar juga om Pras beliin"kataku Nino tertawa. "Makasih ya Non!"seru Nino berbinar. "Masih ngambek ga?"godaku Nino tertawa lagi. "Ngambeklah!,elo cium Omen,masa gue ga?"keluh Nino. "Lah ngarep"ejekku padahal debaran jantungku sudah tidak menentu. " Ngareplah,valentine mah romantis dikit kali Non,masa gue di jutekin ma di ambekin trus"jawab Nino. "Elo aja kasih coklatnya ga romantis"protesku galak "Gue bukan romeo yang demen banget berlutut depan Juliet,gue juga bukan Rangga yang jago bikin puisi buat Cinta"jawab Nino. Aku tertawa. "Lah gue juga ga ngarep elo kaya Romeo apa Rangga,males aja lihat elo berlutut depan gue ,yakin gue elo mau modus lihat k****t gue"jawabku Tawa terbahak terdengar di balik punggungku dan Nino cengar cengir. "Ga mungkin juga elo jadi Rangga,bukan bikin puisi buat gue yang ada elo ngomel ngomel,Non kuah bakso elo asem,Non jangan pake celana pendek,Non pake jacket,Non makan nasi.Mana ada puisi kaya gitu"ledekku Nino sudah ngakak parah sampai memegang perutnya begitu juga yang lain.Aku hanya cengar cengir. "Trus gue siapa?"kejar Nino. "Lah masa elo ga kenal diri elo"cetusku Nino mengusap tengkuknya. "Yah....Gue Gerenino Dean Sumarin..."desis Nino "Tau!"potongku dengan detak jantung yang menggila. "Gue ga bisa berlutut dan bikin puisi Non,tapi gue bisa trus elo omelin,pasrah gue"jawab Nino. "Bagus,kan biar elo pinter"jawabku  jangan bilang mau nembak aku. "Gue juga bersedia elo menye menye trus ma gue"kata Nino lagi. "Enak dong gue,bisa repotin elo"kata Noni. Nino mengangguk. "Gue cuma ngerti gimana caranya jagain dan sayang elo Non,jadi nurut ya biar gue ga cape ngomel"keluh Nino. Aku tertawa padahal dalam hati,rasanya aku mau nyebur karena malu dan deg degan. "Kode kode"jerit Obi dan langsung mengaduh Aku menoleh ke arah teman teman dengan wajah merona. "Kelamaan elo mah!,cium ah!!"cetus Nino mencium pipiku Karin dan Sinta bersorak. "Ino......malu......"rengekku sambil berhambur memeluk Nino yang terbahak. "Malu tapi nyosor!"cetus Karin menoyor kepalaku yang masih memeluk Nino. "Happy Valentine days ya Non!"cetus Nino saat aku mengadah menatapnya "Iya...."jawabku lagi lagi merona dan melepaskan pelukanku. "Gue dapat apa?"jeda Roland. Aku selamat karena Roland.Kami bertiga jadi cekikikan karena lupa belum kasih Roland kado. "Mana hadiah Roland Sin?"pintaku Sinta memberikan paper bag kecil padaku lalu aku memberikan pada Roland "Karena kita bertiga ga tau elo hobinya apa,jadi kita bikinin elo coklat,bukan coklay beli ya,kita bikin!"kataku Roland tertawa. "Special dong gue"goda Roland. "Iya dong....elo kan pinter dan nurut"jawabku "Gue juga pinter dan nurut Non"protes Nino. Aku tertawa,kalo aku abaikan,bisa panjang urusannya kalo aku layanin. "Elo juga ganteng,tapi ga b******n"kata Karin. Obi terbelak. "Tayang,gue juga ganteng,ga b******n juga"protes Obi. Karin tertawa. "Elo juga perhatian ma gue"kata Sinta. Rengga doang yang tidak protes malah tersenyum. "Elo ga protes Reng?"goda Roland. Rengga tertawa. "Buat apa,coklat ma Topi gue mahalan topi dan special an punya gue,Sinta lebih kerja keras siapinnya"jawab Rengga kalem. Roland tertawa dan Sinta merona. "Dengar tuh Obi!"bentak Karin. "Kode kalo gue special bukan sih??"goda Obi. Karin mendengus kesal. "Mikir!!"jerit Karin. Kami terbahak. "Gue special ga Non??"goda Nino padaku Aku tertawa juga.Mulai lagi babak bikin baper. "Pastilah...kan elo tukang ojek gue"jwabku Nino merengut dan kami terbahak. "Udah ah balik!,lama lama gue eneg,ini tuh bukan hari valentine,hari bucin!"jeda Omen Kami terbahak "Preman mana ngerti valentine"cetus Obi. Kami tertawa lagi minus Omen "Ayo Non kata elo mau bareng!"ajak Omen "Enak aja,gue tukang ojek Noni!"cegah Nino. Aku tertawa lalu menurut saat Nino menggiringku pulang.Sampai rumah kami makan siang lalu nonton TV sambil makan coklat. "Besok malam gue jemput ya Non!!"katanya. "Ngapain?"tanyaku. "Ada deh,dinner kali,kan valentine"jawabnya santai. "Kencan?,tembak gue dulu kali?"tanyaku asal. "Ogah!!,tar elo siksa gue"tolaknya. Aku tertawa. "Dinner berdua?"tanyaku. "Se RT kalo curut pada ikut mah"jawabnya. Aku jadi ngakak. "Okey"jawabku  Keesokan malamnya aku melongo menemukan Nino ganteng banget dengan kemeja biru slim fit lengan panjang yang dia gulung sampai siku.Masih pakai jeans tapi bukan yang sobek sobek kaya biasanya.Pokoknya rapi dan bikin pangling.Untung aku menurut saran mamaku untuk pakai make up dan menata curly rambutku juga pakai gaun selutut pink pastel dengan corak batik modern.Aman sih menurutku karena Nino juga kelihatan kaget tapi lalu cengar cengir. “Hati hati ya No!,kamu mesti antar pulang lagi putri om”pinta papamu saat Nino mencium tangannya. Nino mengangguk lalu beralih mencium tangan mamaku yang dari tadi mengulum senyum menatapku dan Nino secara bergantian. “Bisa kelihatan cocok gini,lapor ya kalo kalian jadian”goda mamaku. Kalo Nino tertawa,aku sudah merona. “Buruan Ino!!,mama tar ledek lagi”ajakku sambil berlalu keluar rumah duluan. Nino menyusulku “Pegangan apa Non!!,masa gue udah ganteng elo cuekin”keluhnya menggegam tanganku menuju mobilnya AKu hanya bisa tertawa dan menahan debaran jantungku saat Nino membukakan pintu mobil dan menutupnya begitu aku masuk mobil,Kami diam sepanjang jalan tapi Nino yang ga berhenti senyam senyum mambuatku semakin grogi. “Apaan sih senyam senyum trus”komenku sambil menatapnya nino tertawa “Elo cantik banget,harusnya kita candle light dinner”jawabnya. Aku tertawa “Receh”jawabku lalu beralaih menatap keluar jendela menyembunyikan senyumku. Nino tertawa lalu mengacak rambutku,aku jadi tertawa juga “Elo juga ganteng kok,tumben ga kaya brandalan?,biasanya pakai jeans sobek.Gue suka elo yang slengngean,tapi kalo mode rapi gini………….malah kelihatan kiyut”komenku tapi aku sesali Kenapa malah muji bujang gini????. Dia terbahak lalu meraih tanganku “Makasih ya….”katanya lalu mencium punggung tanganku yang dia genggam Aku tersenyum  lalu melepaskan genggaman tanganku. “Nyetir Ino……jangan godain perawan”perintahku jutek Nino terbahak.Sampai resto mewah yang ternyata dia booking papa dan mamanya,aku buru buru merangkul lengan Nino karena Nino sudah terus menerus melotot dan ngomel. "Jangan jelalatan jadi cewek,udah jalan sama gue yang ganteng masih aja kurang"omelnya. Aku cemberut.Ganteng kalo ga mau sama aku juga percuma.Tapi saat aku merasakan kalo cewek cewek pengunjung resto menatap Nino berlebihan,aku jadi mengeratkan pelukanku di lengan Nino.Nino tertawa melihat kelakuanku.Bodo amat,jarang jarang dia kelihatan rapi dan ganteng,boleh kali menye menye,kan ga ada yang tau juga kalo kami cuma temanan. “Cantiknya…….”puji tante Inge,mama Nino saat aku mencium tangannya. AKu merona dan tersenyum grogi beralih mencium tangan papa Nino yang ganteng banget,dan memeluk Gladis “Ayo duduk,pantes telat,ternyata kamu dandan dulu”goda om Prass Aku merona lalu langsung mencengkram bagian belakang kemeja Nino untuk menyembunyikan wajahku yang memerah.Aku semakin menunduk malu saat Nino menarik kursi untuk aku duduk “Pah….Queen anak gadis,mesti dandanlah”kata mama membelaku Aku tersenyum. “Udah pah makan!!l laper!!”kata Nino menyelematkan aku juga Aku jadi tenang apalagi ,aku menyadari trio curut ikutan makan malam,acara apa sih??,kok makan makan gini "Elo ga bilang elo ulang tahun!"bisikku begitu selesai  Nino meniup lilin berangka 16 di atas kue tart yang di bawa pelayan. "Elo ga nanya!"jawabnya ikutan berbisik Aku mendengus kesal "Queen nama belakangmu ingetin om sama kenalan om,dia arsitek Dave Khalasnikov!"kata papa Nino menjeda obrolanku dan Nino Aku tersenyum "Dia papaku om!"jawabku sopan ,om Prasetya tertawa "Pantas kamu bule ,papamu orang Rusia sih ya!"kata om Pras "Dan cantik!"sambung tante Inge Aku merona "Tante juga cantik cocoklah sam om Pras yang juga ganteng"jawabku Tante Inge tertawa "Gue cantik ga ka?"tanya Gladis di sebelah tante Inge "Cantik!"jawabku Gladis bersorak "Tuh bang,elo doang yang bilang gue jelek!"kata Gladis Aku tertawa berdua Nino "Kalo anak lelaki om?"tanya om Pras Aku diam tersipu "Di tanya juga?"tanya Nino menepuk lenganku "Hm....lumayan!"kataku pelan Dan semua terbahak "Cuma Noni yang bilang elo ga ganteng No!!"ledek Obi Nino tertawa "Susye deh lawan nyai!!"katanya sambil cengar cengir menatapku Aku memeletkan lidahku dan Nino mengacak rambutku.Enak banget dia,gara gara duduk di sebelahku jadi gampang acak acak rambutku Kami sibuk makan lagi,trio gank Nino jangan di tanya,Omen yang duduk di sebelahku sibuk mencuri makananku,aku senang malahan,aku sudah makan kue tart jadi kenyang.Obi dan Roland yang duduk berderet di samping Gladis sudah repot berebut makanan.Trio ini memang juara kalo makan "Om tadinya ga percaya waktu Dave papa Queen cerita kalo Nino sering apelin anaknya.Om pikir mana mungkin Nino kenal anaknya,ternyata beneran"kata om Pras dan sukses bikin aku grogi "Cie...cie...besanan dong om,kan udah saling kenal!!"ledek Obi Semua tertawa waktu aku melotot ke arah Obi.Nino ketawa menatapku "Mau di lamar ga Non,bokap gue udah kenal tuh sama bokap elo!"goda Nino Gantian aku melotot ke arah Nino "Apaan sih,ga jelas!"protesku kesal Om Pras terbahak "Kalian itu masih sekolah,jangan mikirin nikah.Ya kalo.....pacaran bolehlah...tapi pacaran yang sehat!"kata om Pras Obi sudah ribet lagi meledek berdua Roland.Omen sih cuma senyam senyum menatapku "Pacaran sehat kaya gimana om?"tanya Omen "Ya...pacaran yang bisa meningkatkan gairah belajar kalian.Pacaran yang bisa di jadikan alasan untuk terus datang ke sekolah,bukan pacaran m***m!"jelas om Pras "Masih boleh nyium ga pah?"tanya Nino "Ga!"kata tante Inge galak "Mama ga asyik!"kata Nino Tante Inge melotot "Mana ada tante pacaran zaman sekarang ga nyipok,emang anak pesantren!"komen Obi "Oya?"tanya tante Inge "Tanya aja Nino,berapa banyak cewe yang udah dia cipok!"kata Roland Nino ngakak sendiri "Nino...."tegur tante Inge "Astaga mah...aku udah 16 tahun,masa ga nyobain cium cewe,aku bukan gay,tar kalo aku gay ,mama malah pusing!"sanggah Nino Tante Inge cemberut menatapnya "Udah...kalo sekedar nyium sayang ga masalah!"kata om Pras "Yang masalah apa om?"tanya Obi "Yang masalah itu efek dari ciuman,kalo kalian bisa redam ga masalah.Om khawatir anak muda model kalian ga akan bisa redam.Tetap aja tangan kalian pasti ngayap buat remes remes!"lanjut om Pras Cowo cowo ngakak.Aku dan Gladis senyam senyum "Pah apaan sih?,ngomongnya gitu!"komplen tante Inge "Mah...papa ngomong realistis lo,benar teman temannya bilang,ga mungkin Nino ga pernah nyium anak gadis kan?,terbuka aja,papa juga mengiatkan,ciuman boleh...tapi kalo bisa redam efek dari ciuman.Kalian yang cowo dengar ya!,om dan orang tua kalian ga selalu bisa memgawasi pergaulan kalian,kami berusaha percaya kalian cukup tau mana yang baik dan buruk,dan cukup tau untuk kapan harus berhenti.Sex itu cuma sesaat,setelahnya yang pusing,jangan korbankan masa depan kalian untuk yang sesaat lalu harus melakukan tanggung jawab yang harusnya belum bisa kalian jalanin!"nasehat om Pras Kami semua diam "Dan buat Queen dan Gladis,sebagai anak gadis,kalian pun harus mampu membedakan mana lelaki baik.Kalo kalian juga punya pacar suatu saat nanti,kalo pacar kalian memaksa melakukan s*x,kalian harus dengan tegas nolak.Kalo lelaki baik dan sayang,mereka itu akan menjaga kalian bukan merusak kalian!"lanjut om Pras Aku dan Gladis mengangguk pelan "Buat yang lelaki,pikiran saat kalian dekat dan sayang sama pacar kalian.Kalo kalian benaran sayang,percaya sama om,justru bukan hasrat s*x yang akan keluar,tapi hasrat untuk menjaga dan memastikan pacar kalian baik baik aja.Tapi kalo kalian hanya merasakan hasrat s*x,berarti kalian tidak benaran sayang,balik lagi,seperti yang om bilang pada Queen dan Gladis,kalo sebagai lelaki, kalian benaran sayang,kalian akan menjaga dan bukan merusak.Sampai sini ngerti?"tanya om Pras Cowo cowo mengangguk "Intinya boleh apa ga pacarannya om?"goda Obi "Astaga...gesrek!"keluh Omen menepuk jidat Kami tertawa "Boleh Bi,tapi bertanggung jawab.Jaga dan hargai,dengan begitu orang lain juga menghargai pacar kalian.Jangan pacaran di jalan,bawa ke rumah,kenalkan pada orang tua kalian,biar kalian juga ada yang mengingatkan dan memgawasi!"kata om Pras lagi "Mantap jiwa om!!"kata Roland "Kalo Nino sama Queen ga jelas gitu om!,bertanggung jawab banget,tapi bukan pacaran,apa tuh om namanya??"ledek Obi lagi Nino ngakak dan aku merona "Gesrek....bisa ae...gue mah emang laki tanggung jawab ya Non!!"kata Nino menggodaku "Oya?,halo apa kabar cewe cewe yang suka telepon ke rumah,mereka nuntut elo tanggung jawab bang,masa kak Non doang!"ledek Gladis "Apaan sih Dis?"protesku merona Gladis tertawa dan Nino ngakak "Elo ga dengar papa ngomong,gue mah tanggung jawab sama yang beneran gue sayang,ya ga Non?"godanya merangkul bahuku Mereka semua terbahak melihat mukaku memerah dan berusaha melepaskan rangkulan Nino di bahuku "Lepas ga!,gue mau ke toilet!"kataku langsung bangkit "Jiah Noni malu"ledek Nino Aku meringis "Aku permisi ke toilet dulu om tante"pamitku buru buru berlalu Astaga....Nino ga berenti berenti bikin aku malu.Kesel banget.Dan yang lebih memgesalkan lagi,saat mengantar aku pulang,Nino tak bahas apa pun lagi.Dia santai menyetir mobil.Dan aku ga minat juga buat ngobrol. "Met ultah ya!,makasih makan malamnya!"kataku begitu sampai rumahku Dia tertawa "Iya Non,gue ga di kasih hadiah?"godanya Aku meringis "Elo ga bilang!"kataku "Ya cium juga boleh kali!"godanya cengar cengir Aku merengut "Ngarep!"kataku beranjak bangun "Ya elah Non,dikit biar gue bisa tidur!"katanya menahan tanganku Aku diam sebentar "Pipi aja ya?"kataku pelan.Sumpah malu banget "Iya...ayo sih buruan!"katanya memejamkan matanya Aku ragu ragu "Buruan Non!!"rengek Nino masih dengan mata terpejam Aku buru buru mencium pipinya tapi dengan gerakan cepat Nino meraup wajahku lalu mencium keningku lembut banget,sampai aku merinding "Kado yang ga akan gue lupa bisa nyium elo serius kaya gini!"katanya masih meraup wajhku dan menatapku lekat. Aku deg deg an.Bisa gila aku kalo posisinya kaya gini,dengan kesadaran yang masih tersisa aku dorong dadanya "Udah tar tangan elo ngayap ngayap"kataku jutek Nino ngakak "Sana masuk!,makasih ya kadonya!"perintahnya Aku tertawa sambil keluar mobil Nino.Dan dia berlalu setelah melambaikan tangan.Hadeh kalo aku masih kena efek ciuman Nino pasti aku udah ciuman bibir tadi.Perlahan aku usap bekas ciuman Nino di keningku lalu aku menjerit.Yey....di cium Nino dong!!!!  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN