Ia tak menyangka ternyata dugaannya salah kaprah. Rauna sama sekali tidak membohongi Arga dari segi keperawanan yang benar-benar telah dijaga oleh seorang master of ceremony cantik itu. Kehormatannya masih utuh sesuai dengan ucapan Rauna untuk suami tercintanya kelak. Namun, dengan paksa Arga merebutnya secara kasar. “Pak, Arga jahat! Kau merebutnya dariku huhuhu ….” Rauna memukuli d**a bidang Arga. Gadis itu tak segan untuk menamparnya secara kasar, bahkan lebih dari sekali Rauna menamparnya kembali. Arga yang merasa bersalah besar pun tidak menghiraukan tamparan sebagai hukumannya itu. Lelaki itu untuk pertama kalinya meneteskan air mata di depan seorang wanita yang tak lain mahasiswanya sendiri. Tamparan dari seorang ibunya pun tidak kalah sakitnya dengan tamparan Rauna karena ulah k