Gadis itu enggan untuk melepaskan tangannya yang masih mengharapkan permintaan maaf kembali dengan Maryami di bawah kaki yang pernah menjadi surganya.
“Bu, Rauna mohon. Tolong, sekali lagi maafkan kesalahanku ini. Aku bersumpah Bu, aku sudah memakai hijab, tapi mereka tidak ada yang mau jika aku mengenakannya, Bu.”
“Kau sudah berkali-kali untuk membohongi Ibu! Jadi, kau bisa leluasa dengan pentas-pentasmu itu! Lebih baik Ibu bekerja sendiri daripada harus meminta uang dari hasil kerjamu itu!” Maryami berusaha melepaskan tangan Rauna, ia pun tak segan untuk sedikit mendorong anaknya agar segera menjauh dari pintu mobil.
“Pak, jalan!”
“Baik, Bu.”
Mobil itu sudah berjalan lalu meninggalkan indekos Arga dengan keadaan Rauna yang masih terisak tangis.
Arga pun segera menyusul istrinya, ia
