Bab 15

1191 Kata
Ingatan Dave bergulir ke waktu di mana dirinya baru saja tiba di kantor setelah melakukan penelusuran dari lokasi korban kasus yang tengah dikerjakannya. Baru saja dirinya memasuki kantor, dan saah satu teman kerja datang menghampiri.   “Dave kau sudah tiba,” sapa pria itu. Dave tersenyum menyapa teman kerjanya itu.   “Ya. Ada apa Jul?” tanya Dave. Dirinya tahu bahwa ada yang ingin disampaikan oleh teman kerjanya itu karena dia buru-buru menghampiri Dave setibanya pria itu di sana.   “Ah ya, ini ada surat dari Komandan untukmu,” jelas pria itu sembari menyerahkan amplop coklat kedapa Dave. Dave yang mendengar nama Komandan itu seketika mengerutkan kening dengan wajah heran sekaligus bingung. Untuk apa Komandan memberikan surat tersebut?   Segera pria itu menerima amplop tersebut dan langsung dibukanya. Dengan teliti dibacanya isi amplop itu yang menyatakan bahwa dirinya telah ditugaskan pada kasus yang lain. Seketika Dave merasa lemas. Padahal pria itu sudah mengerahkan seluruh tenaganya selama ini demi mencari dan mengurus kasus tersebut. Tapi di saat dirinya sudah mulai merasa telah menemukan titik terang, Dave harus ditugaskan pada kasus lain.   Ini membuat Dave merasa tidak adil. Apa kesalahannya? Pikiran Dave bertanya-tanya dengan dalam.   “Dave, kau tidak apa-apa?” tanya pria itu yang angsung menyadarkan lamunan Dave saat ini. Mata Dave langsung mengerjap sekali dan menoleh ke arah teman yang mebawa pesan dari Komandannya itu. Nampak raut wajah teman kerjanya itu merasa bingung dengan perubahan ekspresi yang terjadi pada Dave setelah dirinya membaca pesan dari Komandan mereka. Dave tersenyum kecil membalasnya.   “Ya, aku tidak apa-apa. Aku perlu bertemu dengan Komandan saat ini,” jawab Dave. Ditepuknya dengan ringan pundak teman kerjanya itu untuk berpamitan. Setelahnya Dave segera pergi untuk menemui Komandan mereka.   “Tidak ada yang salah Dave. Aku juga hanya mengikuti perintah atasan untuk mengalihkan kasus itu pada yang lain.” Suara Robin, atasan Dave terdengar tegas menjawab pertanyaan pria itu setibanya di ruangan tersebut.   “Pak, bisakah anda membantu saya untuk mengambil kembali tugas tersebut? Selama ini saya bekerja keras untuk menguak kasus tersebut. Kenapa tiba-tiba saya dipindah tugaskan seperti ini? Apa salah saya Pak?” tanya Dave mencoba berdiskusi.   “Itu karena kau lebih cocok mengurusi kasus yang lain Dave. Hanya itu yang bisa aku katakan padamu. Sekarang terima saja tugas barumu itu dan pergilah. Aku masih banyak kepentingan lain yang harus diurus!”   Komandan Robin nampak tidak ingin dibantah lagi saat ini, dan Dave tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain akhirnya hanya pasrah menerim tugas barunya. Pria paruh baya itu menarik napas dalam lalu menghembuskannya dengan berat hati. Dave pamit pergi meninggalkan ruangan tersebut. Setelah pintu ruang ditutup oleh Dave, barulah komandan tersebut menelpon seseorang.   “Kami sudah melakukannya Pak. Tidak ada kendala berarti dari Dave.”   “Hahaha ya, terima kasih. Ini bukan masalah besar.” Percakapan tetap berlanjut di antara komandan Robin dan seseorang di seberang telpon, tanpa menyadari bahwa Dave samar-samar masih mendengar percakapan itu di depan ruangan komandan tersebut.   Dari percakapan tersebut Dave menjadi semakin yakin bahwa ada yang tidak beres mengenai kelanjutan kasus itu. Namun tetap dirinya tidak bisa melakukan apa-apa dengan hal itu. Akhirnya dengan perasaan kesal juga pasrah Dave benar-benar pergi meninggalkan tempat itu.   Kini Dave yang berada di dalam kamarnya sendiri terdiam mengingat hal itu. Percakapannya dengan Danny tadi membuat Dave menjadi semakin berat untuk menyerahkan kasus tersebut kepada orang lain. Dave menghela napas dengan berat. Dave akhirnya memilih memejamkan kedua matanya dan mencoba menyusul alam mimpi. Mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya yang telah lelah setelah sepanjang malam bekerja.   Sementara itu di sebuah tempat di ruang khusus penelitian dengan beberapa orang yang terlibat orang di dalamnya, orang-orang berbaju putih khas seorang dokter tidak jarang mondar-mandir ke sana kemari dengan beberapa catatan di tangan mereka. Sebagian nampak begitu fokus dengan data pada layar komputer mereka.   Mereka adalah tim khusus yang dipekerjakan oleh agen penting untuk mengawasi dan mencari tahu lebih lanjut perkembangan dari kasus serangan tersebut. Seorang wanita cantik paruh baya dan berambut pirang nampak sibuk mencatat dan berdiskusi dengan salah satu rekan kerjanya yang seorang pria. Hasley nama perempuan tersebut.   “Bagaimana kalau kita mencocokkannya dengan yang satu ini dan bandingkan dengan hasil mereka?” usulnya sembari menunjuk layar komputer yang menunjukkan beberapa gambar simulasi DNA dari beberapa makhluk berbeda. Pria yang duduk di sampingnya mengangguk mengerti. Jemari terampilnya langsung bergerak cepat menekan tombol-tombol pada keyboard untuk menggerakkan gambar beberapa DNA tersebut sesuai permintaan wanita berambut pirang itu.   Layar pada komputer langsung berganti dan menampilkan gambar beserta munculnya banyak tulisan yang jelas tidak dimengerti oleh orang awam. Seolah hanya mereka berdua yang mengerti makna tulisan tersebut, keduanya begitu fokus membaca dengan detail tiap info yang tertulis di atas layar.   “Tidak bisa, Miss. DNA ini tidak bisa menyatu,” lapor pria tersebut. Wanita berambut pirang itu hanya menghela napas dengan lelah. Mereka sudah mencoba segala cara untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai pertemuan baru yang telah mereka dapatkan itu. Tapi tidak banyak informasi yang bisa mereka ambil dari waktu seminggu yang lalu. Ini membuatnya kesal sekaligus gemas sendiri.   “Miss, bisakah kau kemari?!” panggil salah satu rekan kerjanya yang lain. Wanita tersebut menoleh ke belakang di mana rekan kerjanya yang telah memanggil. Segera wanita itu bergerak ke sana.   “Ada apa Edy?”  tanya Hasley setibanya di sebelah pria itu. pria yang duduk di depan layar monitor itu masih tidak mengalihkan perhatiannya dari layar monitor pada Hasley. Matanya begitu fokus mengamati data pada layar tersebut.   “Terjadi perubahan suhu pada objek secara tiba-tiba Hasley. Coba kau lihat ini!” tunjuk pria itu menyuruh Hasley melihat layar monitor. Hasley segera memerhatikannya dengan lekat. Baik detak jantung dan suhu badan memang terlihat meningkat secara tiba-tiba, menunjukkan kegelisahan yang ekstrem pada objek penelitian mereka.   Dan yang lebih mengejutkan lagi, gambar pada layar monitor mulai menunjukkan perubahan yang lain yaitu bentuk tubuh makhluk tersebut yang sebagian membesar. Baik Hasley dan pria bernama Edy itu langsung terperangah tidak percaya melihat perubahan tersebut pada layar monitor. Mereka sama-sama berpandangan satu sama lain dengan kedua mata yang terbuka lebar. Seakan pikiran mereka memiliki arah yang sama.   Mata jernih Hasley lalu mengarah pada ruang berkaca yang ada di depan mereka. secara perlahan wanita itu melangkah mendekat dengan tatapan takjub pada objek yang tersimpan di dalamnya, seekor makhluk asing yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya dengan bentuk monster seukuran manusia dewasa berkulit keras seperti buaya.   Objek tersebut terikat dengan kuat pada kursi khusus yang telah mereka siapkan untuk memantau perkembangan monster yang datang entah dari mana itu. Dari luar ruangan itu mereka tidak bisa mendengar suara apa pun di dalamnya karena mereka telah menyeting rungan tersebut untuk kedap suara, tapi dari tempatnya berdiri Hasley bisa melihat bahwa saat ini makhluk tersebut tengah berteriak sekencang-kencangnya dan mencoba untuk melepaskan diri dari ikatan kuat tersebut.   Ini terlihat begitu menakjubkan ketika Hasley melihat sendiri perubahan yang terjadi pada tubuh sebagian tangan dari objek tersebut yang mulai berubah bentuk menjadi lebih besar dan terlihat berotot. Ini seperti melihat perkembangan dari buah hati tercinta mulai dari wujud kecil yang akan menjadi dewasa dalam waktu singkat. "GRRHH! GRAHHHH!" teriak makhluk tersebut dari dalam. Hasley nampak begitu takjub dengan perkembangan makhluk tersebut. Makhluk yang telah berhasil mereka tangkap sejak seminggu yang lalu dengan susah payah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN