Kita Berkumpul

1261 Kata
Di Rumah Cinka Sekarang semuanya sudah berkumpul mulai dari Cinka, Pandu, Damar, Olivia, Sarah, Tomi, dan Zoya. Mereka membahas bagaimana konsep pesta ulang tahun Zoya yang ke 17 tahun. Dalam hal ini, mereka memikirkan untuk membuat acara ulang tahun Zoya yang super meriah. “Sekarang kan kita udah kumpul semua nih. Jadi langsung kita mulai aja,” ucap Cinka. “Ya udah kak. Kita mulai dari mana nih?” tanya Olivia. “Dek, kamu mau acaranya kayak gimana?” tanya Cinka pada Zoya. “Aku mau acara konsep sweet seventeen ku meriah dan berkesan. Aku juga mau semua teman-temanku yang datang ikut merasakan kebahagiaan yang aku rasakan di acara ulang tahunku nanti,” ucap Zoya. “Tom, nanti kamu sama temen-temen kamu manggung di acara ulang tahun Zoya ya. Kalau ada bintang tamunya kan bisa sekaligus menghabis tamu Zoya yang datang,” ucap Sarah pada Tomi. “Iya. Siap deh pokoknya,” ucap Tomi. “Mar, yang jadi fotografernya nanti kamu ya. Aku yakin kalau kamu yang fotoin pasti hasilnya bagus semua,” ucap Olivia pada Damar. Damar menjawab, “Kamu tenang aja, aku siap jadi fotografer di ulang tahun Zoya nanti.” “Terus bang Pandu ngapain?” tanya Tomi. “Nanti Pandu bantuin aku nyari dekorasi ulang tahun,” ucap Cinka. “Iya nanti aku sama Cinka yang bakal nyari dekorasinya,” ucap Pandu. “Bagus deh kalau ikut bantuin. Kirain cuma jadi patung doang,” ucap Sarah. “Sayang, kamu jangan gitu ah. Biar bagaimanapun bang Pandu kan calon kakak ipar kamu. Seharusnya kamu bisa berbicara yang baik sama bang Pandu,” ucap Tomi pada Sarah. “Ngapain sih kamu malah belain Pandu,” ucap Sarah. “Tuh, Tomi aja yang baru kenal sama Pandu bisa menghormati Pandu tapi kamu? Berapa kali sih kakak bilang kamu harus bersikap baik sama Pandu,” ucap Cinka pada Sarah. “Udahlah Cin, jangan marahin Sarah kayak gitu. Kasihan dia,” ucap Pandu. “Aku mau dia menghormati kamu sama seperti dia menghormati aku. Kamu kan pacarku Du dan kita juga punya rencana untuk menikah. Aku gak mau kalau Sarah terus bersikap buruk sama kamu,” ucap Cinka. “Udah gak apa-apa. Mending kita lanjut lagi bahas ulang tahun Zoya,” ucap Pandu. “Bang Pandu benar. Lebih baik kita lanjut ngebahas acara ulang tahun Zoya,” ucap Damar. “Oke. Ada yang punya ide lagi gak?” tanya Cinka. “Gimana kalau nanti kita juga adakan lomba biar acaranya semakin meriah,” ucap Pandu. “Ini tuh acara ulang tahun remaja 17 tahun bukan ulang tahun anak-anak. Jadi gak perlu pakai lomba-lomba segala,” ucap Olivia. “Tapi idenya bang Pandu bagus juga lho,” ucap Damar. “Bagus dari mananya sih? Masa kita mau ngadain lomba di acara ulang tahun. Kayak anak kecil aja,” ucap Olivia. “Kita kan bisa sesuaikan lombanya misalnya lomba dansa atau lomba modeling. Lomba-lomba kayak gitu kan cocok tuh buat remaja,” ucap Damar. “Kamu apaan sih kok malah dukung idenya si Pandu,” ucap Olivia. “Selama idenya bagus dan bisa memeriahkan acara ulang tahun Zoya, kenapa enggak? Kamu mau kan acara ulang tahun adik kamu berlangsung meriah? Kalau kamu mau berarti kamu harus menerima saran-saran positif kayak gitu,” ucap Damar. “Daripada kita debat. Mending kita tanya sama Zoya soalnya ini kan acaranya Zoya,” ucap Sarah. “Biar aku yang tanya,” ucap Olivia. Ketika Olivia ingin bertanya pada Zoya, Zoya malah tidur di sofa. Olivia ingin membangunkannya tetapi Cinka melarangnya. Hal ini karena Cinka tidak mau Olivia mengganggu Zoya yang sedang tidur pulas. “Lah kok malah tidur. Aku bangunin aja ah,” ucap Olivia. “Kamu keterlaluan banget sih Liv. Biarkan aja Zoya tidur, mungkin dia kecapekan. Jangan dibangunin,” ucap Cinka. “Terus gimana kak? Kita kan perlu menentukan ini,” ucap Olivia. “Kita voting aja kak. Suara terbanyak yang akan kita pilih,” ucap Sarah. “Nah itu baru adil,” ucap Tomi. Cinka mengatakan, “Yang setuju sama idenya Pandu, angkat tangan.” Berdasarkan hal tersebut, semuanya mengangkat tangan kecuali Olivia dan Sarah. Hal ini karena keduanya memang tidak suka dengan Pandu sehingga mereka menolak apapun yang berasal dari Pandu. “Aku, Pandu, Damar, dan Tomi angkat tangan. Berarti udah jelas ya kalau kita bakal ngadain lomba di acara ulang tahun Zoya,” ucap Cinka. “Tomi, kamu ngapain sih angkat tangan juga!” ucap Sarah pada Tomi. “Kamu juga Mar kenapa ikut angkat tangan juga!” ucap Olivia pada Damar. “Terserah kita dong. Kita kan diberikan hak untuk memilih,” ucap Tomi. “Kak Cinka, ini gak salah. Pokoknya aku sama kak Olivia gak setuju,” ucap Sarah. “Kamu gimana sih Sar. Kamu yang nyuruh voting, giliran udah voting kamu malah marah-marah. Berdasarkan voting kita akan mengadakan lomba,” ucap Cinka. “Tapi kak,” ucap Sarah. “Gak ada tapi-tapian,” ucap Cinka. “Kira-kira lombanya apa kak?” tanya Damar. “Kita bikin lomba dansa sama lomba modeling aja. Hadiahnya nanti kita kasih uang tunai aja,” ucap Cinka. “Setuju-setuju,” ucap Damar dan Tomi. “Bentar lagi jam makan siang nih,” ucap Cinka. “Mau aku pesenin makanan kak?” tanya Damar. Cinka mengatakan, “Gak usah Mar. Biar aku, Olivia, dan Sarah aja yang masak buat makan siang kita. Kamu, Pandu, sama Tomi tunggu aja.” “Yah kak Cinka. Kenapa gak pesen makan aja sih,” ucap Sarah. “Di dapur masih banyak bahan makanan. Mending kita masak aja daripada beli,” ucap Cinka. “Ya udah deh,” ucap Olivia. Di Halaman Rumah Cinka Cinka, Olivia, dan Sarah masak didapur. Sementara itu, Pandu, Tomi, dan Damar duduk di kursi yang terdapat di dekat kolam renang. Tomi dan Damar memperhatikan Pandu yang sedari tadi hanya diam saja. Mereka pun berinisiatif untuk bertanya apa yang sebenarnya Pandu rasakan. “Lo kenapa bang?” tanya Tomi pada Pandu. “Gue gak apa-apa,” jawab Pandu. “Cerita aja sama kita berdua bang. Anggap aja kita udah kenal lama sama lo,” ucap Damar. “Gue beneran gak kenapa-napa kok,” ucap Pandu. “Masih aja bohong. Gue tahu lo pasti lagi mikirin Sarah sama Olivia kan?” tanya Tomi tetapi Pandu hanya diam. “Bang Pandu pasti mikirin sikap Olivia dan Sarah yang gak baik sama dia,” batin Damar. “Sebenarnya kenapa sih bang kok Sarah sama kak Oliv kelihatan gak suka banget sama abang?” tanya Tomi. “Mungkin karena gue miskin,” ucap Pandu. “Abang jangan rendah diri gitu dong,” ucap Damar. “Kenyataannya emang begitu. Sarah sama Olivia gak setuju kalau aku pacaran sama Cinka karena aku miskin. Mereka takut aku akan memanfaatkan Cinka seperti mantan-mantan Cinka dulu. Padahal gue sama sekali gak terbesit pikiran jahat sama Cinka. Rasa cintaku sama Cinka tulus,” ucap Pandu. “Dari awal pacaran sampai sekarang, gue gak pernah tuh minta apapun dari Cinka. Bahkan Cinka mau ngasih sesuatu aja gue tolak karena gue gak mau adik-adiknya anggap gue cuma memanfaatkan Cinka. Gue akan selalu membuktikan sama Olivia dan Sarah kalau gue gak seperti apa yang mereka bayangkan,” imbuhnya. “Gue lagi berusaha dan bekerja keras supaya gue jadi orang kaya. Mungkin dengan gue jadi orang kaya mereka gak akan hina gue lagi dan bakal merestui gue sama Cinka,” pungkasnya. Mendengar cerita Pandu, Tomi dan Damar mendukungnya. Keduanya juga akan berbicara dengan Sarah dan Olivia agar mereka mau menyetujui hubungan Cinka dengan Pandu.  “Gue dukung abang,” ucap Tomi. “Gue juga dukung abang. Semangat bang,” ucap Damar.

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN