Setelah bertemu Pandu, Miko mengajak Tika pulang. Selama berada di Jakarta, Tika tinggal di rumah Miko. Sesampainya dirumah, Miko melihat Tika seperti orang yang aneh. Tika tampak senyum-senyum sendiri tanpa diketahui apa penyebabnya. Hal ini membuat Miko heran.
“Tik, kamu kenapa?” tanya Miko pada Tika tetapi Tika tak menggubrisnya.
“Woy! Kamu kenapa? Kok aneh sih,” ucap Miko pada Tika yang rebahan di Sofa sambil senyam senyum.
Karena panik dan takut terjadi apa-apa pada Tika, Miko pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Setelah itu, Miko menyiram air dalam gelas tersebut pada Tika. Apa yang Miko lakukan membuat Tika tersadar sekaligus kesal karena ulahnya.
“Keluarlah dari tubuh sepupuku. Jangan ganggu sepupuku,” ucap Miko sambil memercikkan air di wajahnya.
“Kamu apaan sih Mik!” ucap Tika pada Miko sambil membersihkan air yang mengenai wajahnya.
“Alhamdulilah. Kamu udah sadar,” ucap Miko.
“Maksud kamu apa sih? Aku masih waras kali,” ucap Tika.
“Syukurlah kalau masih waras. Aku pikir tadi kamu kesambet habisnya senyum-senyum sendiri sih,” ucap Miko.
“Daripada aku marah-marah kan lebih baik aku senyum. Lagian kenapa kamu repot banget sih? Mau aku senyum atau apa itu kan hak aku! Selama gak ganggu kamu ya kamu gak usah ganggu aku,” ucap Tika.
“Senyum itu gak salah, yang salah itu kalau kamu senyum-senyum sendiri tanpa sebabnya. Tadi aku panggil-panggil kamu gak nyaut, wajar dong kalau aku mikir yang enggak-enggak. Untung dirumah coba kalau kamu senyum-senyum sendiri di jalan pasti nanti disangka orang gila,” ucap Miko.
“Aku senyum juga bukan tanpa sebab,” ucap Tika.
Miko duduk disamping Tika, lalu bertanya “Apa sebabnya?”
“Kayaknya aku lagi naksir sama seseorang deh,” ucap Tika.
“Apa? Kamu naksir seseorang? Jangan bilang yang kamu taksir itu aku. Inget Tik kita ini masih saudara sepupu jadi gak boleh suka-sukaan. Lagian kayak gak ada cowok lain aja yang kamu taksir,” ucap Miko percaya diri.
Tika mengambil bantal di sofa lalu melemparkannya ke arah Miko, “Dih! Pede banget sih kamu. Siapa juga yang naksir sama kamu? Kalaupun misalnya kita bukan saudara aku juga gak bakal naksir sama cowok ribet dan super cerewet kayak kamu!”
“Kalau bukan aku, siapa lagi? Kamu kan baru di Jakarta dan kamu gak kenal cowok lain selain aku,” ucap Miko.
“Terus orang yang tadi kamu kenalin ke aku itu bukan cowok? Dia cowok kali dan bahkan tingkat kejantanan lebih tinggi dari kamu. Udah ganteng, tinggi, badannya bagus, ples suaranya sexy lagi. Terus kelihatannya orangnya juga baik. Bener-bener laki-laki idaman aku banget,” ucap Tika.
“Jadi kamu naksir sama Pandu?” tanya Miko dan Tika menganggukkan kepala.
“Kamu kan baru kenal sama Pandu masa kamu udah naksir aja sih sama dia,” ucap Miko.
“Emangnya kenapa? Sah-sah aja dong kalau aku naksir sama Pandu. Aku cewek, dia cowok, jadi kita cocok. Meskipun aku baru pertama kali ketemu Pandu tapi aku merasa ada ketertarikan yang kuat antara aku dan dia. Dan asal kamu tahu ya cinta itu gak butuh waktu karena cinta bisa datang lebih cepat atau lebih lambat,” ucap Tika.
“Pokoknya kamu harus nyomblangin aku sama Pandu. Bodo amat caranya gimana yang penting aku sama Pandu harus deket kalau bisa nikah,” imbuhnya.
“Kamu nih ada-ada aja ya. Kamu aja baru kenal sama Pandu, kamu belum tahu sifatnya, bahkan kepribadian dia tapi kok kamu ngebet banget pengen deketin Pandu. Jangankan nikah mikirin pacaran sama Pandu aja kayaknya terlalu cepat,” ucap Miko.
“Tadi kan aku udah bilang kalau cinta gak perlu menunggu waktu. Aku yakin banget kalau Pandu itu jodoh aku makannya kamu harus bantuin aku deketin Pandu,” ucap Tika.
“Kalau Pandu itu jodoh kamu berarti kamu gak perlu repot-repot dong deketin dia. Karena kalau Pandu itu jodoh kamu, dia bakal deketin kamu juga. Kalau cuma kamu yang deketin Pandu itu mah kamunya aja yang suka tapi dia belum tentu suka sama kamu,” ucap Miko.
“Makannya kamu bantuin dong gimana caranya supaya Pandu suka sama aku,” ucap Tika.
“Enggak ah, ngapain ngurus sesuatu yang gak penting dan gak bermanfaat untuk aku. Ingat ya bokap kamu minta kamu ke Jakarta buat ngurus bisnis bukan nyari pacar. Jadi mendingan sekarang kita fokus mengurus bisnis kita biar segala prosesnya berjalan dengan lancar,” ucap Miko.
“Meskipun kita saudara sepupu tapi aku tetep bos kamu karena yang dipasrahkan Papah buat ngurus bisnisnya disini itu aku. Sedangkan kamu cuma orang yang disuruh Papah buat bantu-bantu aku. Jadi mau gak mau kamu harus mengikuti semua kemauan aku atau gaji kamu aku potong,” ucap Tika.
“Apaan sih kok bawa-bawa gaji segala. Niatku itu fokus kerja supaya bisa dapat uang jadi aku gak mau kalau menjalankan sesuatu yang gak berhubungan dengan pekerjaan,” ucap Miko.
“Miko, kamu lupa yang gaji kamu itu siapa? Awalnya Papah yang gaji kamu tapi sekarang Papah udah menyerahkan itu sama aku. Jadi aku yang bertanggung jawab atas gaji kamu. Kalau kamu masih mau kerja sama aku, kamu harus ikuti apa yang aku mau. Kamu tenang aja karena aku bakal ngasih kamu gaji tambahan selain dari gaji pokok kamu. Tapi syaratnya kamu harus bantuin aku deketin Pandu sampai kita jadian bahkan kalau bisa nikah,” ucap Tika.
“Ya udah aku mau bantuin kamu deketin Pandu tapi gajinya tambahin loh,” ucap Miko pada Tika.
“Iya-iya. Kamu tenang aja kalau soal itu beres deh pokoknya,” ucap Tika.
2 Minggu Kemudian, Di Kantor Cinka
Setelah pulang sekolah, Zoya tak langsung ke rumahnya melainkan pergi ke kantor Cinka. Zoya merasa kesepian dirumah karena kedua kakaknya yang lain, Olivia sedang bekerja dan Sarah masih berada di kampus. Oleh sebab itu, Zoya pergi ke kantor Cinka untuk bertemu dengannya.
Cinka merupakan CEO perusahaan kosmetik ternama yang sudah memiliki banyak pelanggan. Cinka memproduksi berbagai kosmetik yang dipastikan kualitasnya, keamanannya, dan kehalalannya. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa produk yang Cinka jual laris manis di pasaran.
Karena masuk ke kantor pada pukul 09.30 pagi dan masih mengenakan seragam membuat orang kantor heran, apakah dia bolos atau karena hal apa.
“Zoya kok jam segini di kantor. Kamu bolos ya? Mbak aduin sama kak Cinka loh,” ucap Ghea, seorang resepsionis di kantor Cinka yang sudah akrab dengan Zoya.
“Siapa juga yang bolos. Di kamus hidup aku gak ada yang namanya bolos karena aku selalu mengikuti aturan yang berlaku dan gak pernah sekalipun melanggar aturan,” ucap Zoya.
“Hahaha kamu serius banget sih jawabnya,” ucap Ghea.
“Habisnya mbak Ghea gitu sih ngomongnya aku gak nyaman dengernya. Gini ya mbak aku jelasin. Jadi aku pulang pagi karena seluruh guru dan pengurus sekolah ada rapat penting. Karena itu, seluruh murid dibolehkan untuk pulang. Daripada aku bingung ngapain dirumah ya mending aku kesini,” ucap Zoya.
“Memangnya disini gak bingung juga mau ngapain?” tanya Ghea.
“Di rumah sepi mbak. Kak Oliv lagi kerja, kak Sarah masih di kampus, dan aku gak punya siapa-siapa lagi. Kalau di kantor kan banyak orang dan ada kak Cinka juga. Jadi aku gak bakal kesepian deh,” ucap Zoya.
“Oh gitu ya baguslah,” ucap Ghea.
“Ngomong-ngomong kak Cinka ada di kantor gak? Atau dia lagi meeting?” tanya Zoya.
“Ada di ruangannya. Samperin aja,” ucap Ghea.
“Siap. Makasih mbak. Aku mau nyusul kak Cinka,” ucap Zoya pada Ghea kemudian berjalan menuju ruangan Cinka.