Aku memalingkan wajah ke arah samping. Aku harus melawan perasaan ini .. ingat dia tidak pernah suka kepadaku. Ini hanya perasaan bersalahnya akibat kejadian kemarin malam. "Nggak ada yang perlu dimaafin kok Wie. Apa yang salah?" Aku berhasil mengumpulkan segala kekuatan untuk menjawab. Dia melonggarkan pelukannya dan menatap kearahku. Aku tetap tidak mau melihat ke arahnya, bisa runtuh pertahananku. "Aku tidak bermaksud berbicara seperti itu semalam. Kamu jadi salah paham," ucapnya. Aku melepaskan diri dan duduk disalah satu kursi. Aku tidak mau lagi mendengar seperti ini. Sudah dia ucapkan sekarang dia bilang aku yang salah paham.Salahnya dimana coba? Dia langsung mengambil posisi duduk dihadapanku. "Please jangan ada yang berubah Pris.." Aku tersenyum tipis menanggapinya. "Tida