"Antar aku pergi, Tristan." ajaku pada Tristan. AKu ingin bertemu dengan Ervan, dan berbicara serius dengannya, bahwa aku mendengarkan apa yang telah dibicarakan oleh Elana, tentang perasaan laki laki itu padaku. "Mau ke mana? saya tidak bisa mengantar nona pergi ke sembarangan tempat." ujarnya. "Ayolah, Tristan. Ini tuh bukan sembarangan tempat. Tapi aku memang harus menyelesaikan masalahku dengan sahabatku." Ku lihat Tristan seperti sedang berpikir. "Apakah sahabat nona itu, namanya Ervan?" tanya nya. "Betul sekali, Tristan. Aku memang ingin bertemu dengan Ervan. " "Tapi nona. Jelas jelas tuan melarang anda untuk bertemu dengan laki laki itu. " Nah, kan. Asegap selalu saja seenaknya. Dia tidak tahu saja, kalau saat ini ada kesalah pahaman antara aku dan Elana juga Ervan. Aku ka