Rahasia Yang Terbongkar.

1502 Kata

Ku rapikan pakaian ku, dan juga rambut ini. Hampir dua jam ini si penguasa menyerang ku dan aku memang harus melayaninya dengan sangat baik. Niat untuk menolong Ervan agar menjelaskan tentang kelakuannya yang tidak baik, pada sahabatku itu. Malah berakhir dengan diriku yang diserang olehnya habis habisan. "Tisunya habis sayang. Apakah kamu sudah bersih?" tanya padaku. Aku mengangguk. "Iya. " "Baiklah. Sini duduk, biar aku sisirin rambut kamu." Asegap menyisir rambutku dengan perlahan. Aku duduk di sopa dan dia berdiri di depan ku dengan menunduk agar bisa melihat rambutku. "Rambutmu, sudah kusut. Sepertinya kamu memang harus segera perawatan rambut, sayang. Kamu mau pergi ke salon rambut?" "AKu rasa enggak perlu, tuan. Aku bisa memakai sampo dan juga pelembut rambut." "Tapi kamu aka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN