“Mbok, ini untuk siapa?” tanyaku pada Mbok yang bekerja di rumah ini. “Ini untuk Den Ksatria dan Non Kiran.” “Sini biar saya yang bawa,” kataku. Mbok mengangguk lalu memberikan nampan itu kepadaku, aku langsung melangkah menuju ruang tengah dimana dua anak itu tengah menonton televisi, malam menunjukkan pukul 7, aku memilih tak pulang dulu, sebelum ayah mereka datang. Ini lah tugasku, jadi aku harus melakukan apa yang harus ku lakukan. “Kalian nonton apa?” tanyaku lalu duduk disebelah mereka. Ksatria langsung bangkit dan pindah tempat duduk. “Tante kenapa masih di sini? Pulang aja lah.” Kirana mengusirku. Kirana saja yang anak baik dan tidak suka melawan dulu, malah berubah ketika mendengar aku akan menikah dengan ayahnya. Aku memahami mereka, tidak ada anak yang mau menerima begit