Sebuah keputusan

1116 Kata

Menjelang sore mobil yang dikemudikan Riezka tiba di depan rumah Paman Aksa. Rumah yang asri di tengah perkampungan penduduk dengan halaman yang tidak terlalu luas. Mayang dan Riezka belum lagi mengucapkan salam ketika dari arah dalam keluar wanita berpakaian pas badan hingga sulit menyembunyikan timbunan lemak yang ada. “Heh, akhirnya kamu pulang juga, sudah di usir sama mertua-mu?” tuduh wanita yang tidak lain adalah Meli. Dalam hati Riezka berpikir selain wajah yang sama tidak ada lagi kemiripan yang terlihat diantara Meli dan Mayang. “Assalamualaikum,” ucap Mayang. “Waalaikumussalam. Gak usah sok baik dan sopan kamu. Sudah jelas orang tua sendiri gak dihargai masih acting di depan orang,” cibir Meli. Sama sekali tidak ada keinginan di dalam hati Mayang untuk menimpali semua ucapa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN