Seperti biasa, suasana kantin siang ini cukup ramai. Entah kenapa hari ini Rei membiarkan Derren mengajaknya ke kantin, tempat yang sangat jarang ia kunjungi. Ia lebih suka menghabiskan waktunya di tempat yang sepi dan dingin, seperti perpustakaan atau atap gedung utama di sekolahnya. Dan kini, ia hanya dapat memandangi kosong orang yang berlalu lalang di depannya dengan tidak tertarik. Semangkuk bakso di hadapannya pun tak cukup menarik perhatiannya dari pikirannya yang kini tengah berkelana tanpa tujuan yang jelas. "Kamu serius?" teriak Derren membuyarkan lamunan Rei. "Dia sendiri yang bilang kepadaku kemarin. Aku juga tidak menyangka sama sekali. Aku kira perempuan itu cinta mati denganmu, Rei," sahut Kevin, salah satu dari empat laki-laki yang duduk di meja yang sama dengan Rei. "Te