Angga berusaha tenang selama perjalanan pulang. Seolah, tidak ada masalah yang terjadi. Angga juga berusaha, kalau dirinya tak bermaksud menutupi lowongan di tempat kerjanya dari Ranti.
“Mas Angga kok gak bilang Ranti kalau di tempat kerja Mas Angga lagi ada lowongan sekretaris? Padahal Ranti kan sudah lama pesan sama Mas Angga! Mas Angga sengaja ya tutupi dari Ranti? Atau Mas Angga gak mau Ranti satu kerjaan sama Mas Angga? Atau jangan-jangan Mas Angga malu punya cewek orang kampung kaya Ranti?” Ranti dengan sederet pertanyaan menghujani Angga.
“Udah!” Angga menghentikan mobilnya tiba-tiba.
“Mas Angga! Kenapa sih, Ranti kan cuma mau jadi sekretaris?” Ranti berteriak cukup kencang.
“Iya Mas Angga juga tahu Ran! Bukan maksud gua gak bilang juga sama lo! Gini ya, masalahnya syarat utama
