**** "Aku cukup berterimakasih karena kamu datang padaku setidaknya ada satu orang yang ingin melihat jiwaku ada. Dan dia adalah imam-ku" **** Tanganku mendorong pelan pintu kamar dan menemukan kak Gilang sedang membuka laptopnya sepertinya ingin mengerjakan sesuatu. Bukankah tadinya ia hanya ingin mengambil handpone untuk menelpon temannya kenapa sekarang dia sibuk seperti ini? "Kakak sibuk?" tanyaku setelah ada didekatnya. Aku tersentak saat tangannya menarik pelan cadarku membawanya ke bawah dagu dan secara tiba-tiba ia menarik tanganku dan mengecupnya pelan dapat kurasakan jantungku berdetak cukup kencang dan dapat kupastikan wajahku sudah merona saat ini. "Jika sudah didalam kamar seperti ini maka cadarmu dibuka ya, kaka mau lihat wajah cantikmu" perkataannya semakin membuatk
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari