Kara terus terisak tanpa tau harus melakukan apa, kaki nya cedera karna tersandung akar-akar tadi. Kepalanya seperti terhujam sesuatu, membuat dirinya merasa sangat pusing. Bahkan suaranya sudah hampir habis karna terus berteriak meminta tolong. Kara menekuk lututnya, lalu memeluk badannya yang bergetar ketakutan. Semuanya seperti mimpi tapi terasa begitu nyata. Pasrah. Kara hanya bisa pasrah dan berdoa, semoga ada orang yang bisa menemukannya. Kara tidak bisa berbuat apapun sekarang. Suara langkah kaki yang mendekat terdengar jelas ditelinga Kara, dengan cepat Kara langsung mendongak kan kepalanya."Ar-- S-siapa kamu?!" Teriak Kara ketika melihat seorang laki-laki yang tidak dikenali nya, mendekati dirinya. "J-jangan sentuh." Panik Kara. "Tenang. Gue cuman mau nolongin Lo, tapi." Laki-l