TERTANGKAP BASAH

1214 Kata
"BELLA!" "Kenan!" ucap Bella terkejut melihat kekasihnya sedang berada di dalam kamar hotelnya dan sedang berdiri menatapnya dengan nyalang. "Ken... Aku bisa jelaskan ini tidak seperti yang Kau pikirkan," ujar Bella yang panik melihat kekasihnya berada di dalam kamar hotel yang Dia pesan. Sedangkan Bastian langsung berdiri memakai pakaiannya. Tapi belum sempat Dia memakai kemejanya tiba-tiba badannya sudah terjatuh ke lantai. BUGH! BUGH! BUGH! Pukulan bertubi-tubi dilayangkan ke wajah Bastian. Kenan benar-benar sudah kesetanan kali ini melihat sahabatnya yang sudah bermain belakang kepada kekasihnya. Bastian tak kuasa melawan Kenan wajahnya sudah babak belur karena pukulan yang mengenai wajah dan perutnya. Setelah puas menghajar Bastian. Kenan menyeret kakinya mendekati Bella yang sedang menangis ketakutan dengan selimut yang membungkus tubuhnya. Dia menekan dagu Bella dengan kuat sampai Bella meringis ketakutan dengan raut wajah yang mengerikan sambil menggertakkan gigi. "Mulai sekarang tidak ada lagi hubungan di antara kita. Jangan coba-coba tunjukan wajahmu dihadapanku lagi!" geram Kenan sambil menghempaskan wajah Bella dengan kasar kemudian pergi menyeret kakinya membuka knop pintu kamar hotel itu tanpa melihat keberadaan Celin. Sedangkan di luar Sam yang melihat Tuannya keluar dari pintu kamar hotel dengan mimik wajah yang dingin berjalan dengan langkah lebarnya. Diapun mengikuti Kenan setelah pamit kepada Jeni yang masih terbengong dengan sifat arogan pria tampan itu. "Oh astaga sombong sekali orang itu! Pantas saja kekasihnya selingkuh jarang dibelai sih!" gerutu Jeni yang masih menatap kepergian Kenan dengan terheran-heran. Sedangkan di dalam kamar Bella masih menangis sesenggukkan setelah Kenan mengetahui perselingkuhannya. "Cih! Tidak tahu malu dasar w************n," sindir Celin dengan menatap jijik kearah Bella. "Siapa Kau berani-beraninya ada disini pergi!" teriak Bella menatap sinis kearah Celin yang berdiri sambil menatapnya jijik. "Aku? Kau tanya Aku siapa... tanyakan pertanyaan konyolmu itu kepada pria yang menjadi selingkuhanmu," ujar Celin yang melirik Bastian yang pelan-pelan bangun dan duduk di lantai sambil menahan rasa sakit diwajahnya. Bella yang melihat Bastian sudah sadar Dia langsung turun dari tempat tidur mendekati Bastian sambil menatapnya iba. "Bas kamu tidak apa-apa?" tanya Bella yang panik sambil memegang wajah Bastian yang penuh luka. Tapi Bastian langsung menepis tangannya. "Menyingkirlah!" bentak Bastian yang sudah tidak perduli lagi dengan Bella yang beberapa waktu lalu sudah bertukar peluh kepadanya. Dia mencoba berdiri yang segera dibantu Bella tapi lagi-lagi Dia menepis tangan Bella. Bastian berjalan tertatih-tatih mendekati Celin yang sedang menatapnya dengan tajam. "Sayang maafkan Aku, aku benar-benar minta maaf Aku khilaf. Wanita itu selalu menggodaku. Aku mohon maafkan Aku," ucapnya sambil menahan rasa sakit disekujur tubuhnya. "Cih! Untuk apa Aku memaafkan pria yang sudah kenyang menikmati tubuh wanita temannya tapi malah menuduh selingkuhanmu menggodamu," sarkas Celin yang membalikkan tubuhnya tapi lengannya langsung ditahan Bastian. Celin memberontak lututnya langsung terangkat menendang bagian bawah Bastian. Seketika Bastian langsung berlutut menahan sakit. "Owh f**k!" maki Bastian yang meringis kesakitan merasakan asetnya yang kesakitan. Sedangkan Celin langsung pergi keluar meninggalkan Bastian yang memanggil-manggil namanya. Jeni yang melihat Celin keluar dari kamar langsung menutup kamar hotel itu. Dia berjalan sambil berlari kecil ke arah Celin yang masih menunggu pintu lift terbuka. "Nona Celin apa Anda mau pergi atau mau bertemu Nona Yezi?" tanya Jeni yang menatap sendu melihat wanita cantik itu sedang menangis. Celin yang merasa risih ditatap seperti itu langsung menghapus air matanya Dia menolehkan kepalanya sedikit ke arah Jeni. "Tidak... sepertinya Aku harus pulang, terima kasih sudah mau membantuku. Sampaikan salamku kepada Nona Yezi tentang imbalannya akan segera Dia miliki. Asistenku akan menghubungi kalian," ujarnya setelah itu dia masuk ke dalam lift tanpa menunggu jawaban Jeni. Sampai pintu lift itu tertutup Jeni hanya terpaku didepan pintu lift dengan wajah polosnya. "Ow... ow... rumit sekali percintaan para konglomerat ini ya sudah lah Aku akan memberi tahu bosku," gumamnya yang pergi menuju lift khusus atasan. Sedangkan di dalam kamar masih saja dua manusia tidak tahu malu itu sedang bertengkar hebat. Bella yang tidak terima memaki Bastian dengan ucapan kasar sedangkan Bastian tak perduli dengan ocehan wanita itu. "Kau ternyata sudah mempunyai tunangan Bas! Kau membohongi ku.," tanya Bella. "Diamlah banyak sekali bicara. Ya wanita tadi itu tunanganku." "Lalu bagaimana dengan hubungan kita." "Kau ini lucu sekali kita ini hanya bersenang-senang saja. Kenapa Kau menganggap hubungan ini serius." "Keterlaluan sekali Kau! Kau sudah membohongiku! Kau lebih memilih wanita jelek dan miskin tadi dibanding Aku yang sudah memuaskanmu!" teriak Bella sambil memukul-mukul bahu Bastian. Bastian yang sudah malas dengan Bella langsung menampar pipi Bella dengan kencang sampai Bella terjatuh ke lantai. Plak! "Berhenti sialan! Kau itu hanya tempatku melampiaskan nafsuku saja. Dia itu tunangan yang Ku cintai. Jangan sekali-kali Kau menghinanya. Wanita lebih baik dan sempurna dari mu! Dasar w************n!" maki Bastian sambil menunjuk wajah Bella. Bastian pergi meninggalkan Bella yang memohon dan menangisinya. Dia sudah tidak perduli lagi dengan wanita itu. "Persetan dengan Bella kali ini Aku harus meminta maaf kepada Celin." *** Di dalam mobil sedan hitam mewah ada Kenan yang duduk di bangku penumpang dengan kedua mata yang terpejam. Dia masih merasakan rasa sakit dan kecewa yang begitu dalam. Orang yang selama ini dia cintai dan dia banggakan diam-diam bermain di belakangnya. Kesetiaan dan kepercayaannya di balas dengan perselingkuhan dengan menjijikan. Dia sudah menjalin hubungan begitu lama. Dia sangat mencintai Bella dia selalu menutup mata dan telinganya tentang orang yang selalu membicarakan Bella yang tidak-tidak. Bahkan ucapan Mommynya selalu dia abaikan untuk memutuskan hubungannya dengan Bella. Mommynya itu sangat menentang hubungannya dengan kekasihnya. "AAAAAKH b*****t! b*****t!" maki Kenan di dalam mobil sambil meremas rambutnya. Sam yang sedang mengemudikan stir mobil membuang nafasnya dengan pelan. Inilah yang dia takutkan, Tuannya itu pasti sangat kecewa. Dia bukannya tidak pernah memberi tahu tentang kekasih Tuannya itu yang sudah selingkuh dengan Bastian sahabat Tuannya. Tapi mau bagaimana lagi bosnya itu terlalu bucin sampai tidak bisa membedakan mana cinta sejati mana cinta palsu. Bukannya baru sekali dia melihat Bella pergi dengan Bastian check in. Tapi sudah berkali-kali lewat mata-matanya yang melaporkan kalau wanita itu sering check in bersama Bastian bahkan sering menginap di apartment Bastian pada saat Kenan sedang pergi perjalanan bisnis. Tapi dasar wanita rubah yang mudah bersandiwara dengan air mata buaya nya. Dengan mudahnya bosnya itu percaya dan luluh kepadanya. Tapi sekarang dia sudah tenang karena bos nya sendiri sudah melihat hati busuknya wanita tercintanya itu. Ada sedikit seringan senyum kecil di ujung bibir Sam yang tak terlihat Kenan. Karena pria itu masih kesal dengan kejadian tadi. Sam pun tak mengganggunya dia akan mengantarkan bosnya itu ke apartmennya untuk beristirahat. Di apartmen mewah Kenan PRANG! BRAK! BRAK! Kenan mengamuk tak terkendali semua barang yang ada di dalam kamarnya habis dia hancurkan. Banyak bingkai foto dia bersama Bella yang sudah hancur ke lantai. "AAAAKH... b******k DASAR WANITA SIALAAAAAAN!!" teriak Kenan tubuhnya langsung terduduk di lantai sambil mengumpati nama Bella. "Sial! Kenapa kau mengkhianati ku dasar wanita tak tahu diri!" "Berani-beraninya kalian menipuku. Dasar jalang murahan!" Sam yang berdiri di luar bersama dua pengawal mendengar Tuannya mengamuk mereka langsung berjaga-jaga dalam batin Sam berkata. 'Tuannya itu mengerikan kalau sedang marah, kolega bisnisnya saja yang curang tiba-tiba hilang lalu bagaimana dengan Bella?' *** Celin mengemasi pakaiannya di dalam koper. Dia menyewa sebuah rumah sederhana untuk mengikuti Bastian. Tadinya Dia pikir Bastian pria yang baik dan setia. Hubungan merekapun sudah direstui keluarga besarnya. Bastian sangat diterima keluarganya. Dan dalam waktu dekat mereka akan menikah. "Kau itu sangat keterlaluan Bas, hampir saja Aku terkecoh dengan sikap baikmu itu. Untung saja semua belum terlambat."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN