Kebersamaan Keluarga

1059 Kata
"Jika kebersamaan keluarga adalah Hal yang paling membahagiakan. Itulah yang dirasakan mereka." ***   Hilya tersenyum melihat raut kebahagiaan Lisa anaknya. Walaupun, Lisa tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup seperti kakak-kakanya tapi Lisa selalu terlihat bahagia tidak pernah mengeluh ataupun menuntut Hilya. Begitupun dengan si kembar.    Ethan dan Eldan pun sama masa kecil mereka juga penuh dengan Lika-liku apalagi putra sulungnya. Hilya ingat sekali kejadian beberapa tahun yang lalu saat dia harus diculik dan dikurung oleh seseorang yang bahkan dia tidak kenal sama sekali. Dendam orang tersebut kepada keluarganya harus terjadi pula dengan anaknya. Hilya ingat betapa Itu adalah masa-masa sulit yang harus dihadapi, Hilya berfikir kalau mereka akan berakhir di loteng kumuh dengan oksigen terbatas. Tapi, lagi-lagi Allah memberikan keselamatan untuk dirinya dan anaknya hingga mereka akhirnya bisa ke luar dari sana.    Beberapa tahun kemudian saat Hilya kira semua sudah berakhir, musibah menghampiri keluarga mereka. Hilya harus menerima pil pahit kehidupan lagi, dengan terbakarnya rumah mereka dan juga suaminya yang harus meregang nyawa meninggalkan dirinya yang harus membesarkan Lisa sendiri.    Rengkuhan hangat di samping kanan kirinya membuat Hilya tersadar dari lamunan masa lalunya. Anak kembarnya yang selalu menyemangatinya yang selalu ada untuknya dan bersikap dewasa dengan semua masalah yang harus dilalui beberapa tahun ke belakang.   "Bu, enggak usah difikirin lagi ya. Kita sekarang sudah bahagia kok," ucap Eldan mengecup pipi kanan ibunya. Sedangkan Ethan hanya mengangguk dan memeluk ibunya erat.   "Makasih ya, nak. Kalian sudah menjadi penyemangat Ibu selama ini. Kalian berdua dan Lisa adalah anugrah yang paling indah yang Allah titipkan untuk Ibu." Mereka menjawab dengan anggukan kepalanya.   "Iya Ibu juga anugrah yang Allah kasih buat kita," ucap Ethan.    "Iih ... Kalian kenapa pelukan bertiga ajaaaa ... kenapa aku enggak di ajakkk," rengek Lisa yang baru datang di belakang Hilya dan juga si kembar. Hilya terkekeh, Ethan dan Eldan pun melepaskan pelukannya Dari sang Ibu.   "Gimana kamu bahagia?" tanya Ibunya kepada Lisa. Lisa memeluk ibunya dengan sayang, "Lisa akan selalu bahagia kalau ibu ada di sisi Lisa," jawab Lisa.    "Semoga Ibu bisa nemenin kalian sampai nanti kalian memilih pasangan ya."   "Ibu ih ngomong apa sih. Ibu bakal nemenin aku sampai nikah. Aku mau ada Ibu waktu nikah. Tapi, sebelum aku nikah mending Ibu suruh Kakak Ethan sama Kakak Eldan nikah dulu gitu. Udah tua 'kan."   "Kalau kamu mau duluan enggak papa kok, Dek," ucap Eldan tertawa.   "Mana ada. Orang aku Masih sekolah."   "Nikah sambil sekolah."   "Nooo ... Kakak nikah apa. Aku Kan pengen punya ponakan kalian udah tua tahu...." Hilya menggelengkan kepalanya.   "Dek mending kamu ke temen-temen gih," usir Ethan. Lisa mengerucutkan bibirnya. Dia berjalan ke arah teman-temannya.  Sedangkan Hilya dan Eldan tertawa setiap ucapan Ethan pasti Lisa langsung menurutinya. ......      Acara ulang tahun Lisa sudah selesai kemarin, Ethan dan Eldan kembali berkutat dengan kesibukannya di kantor. Sekretaris mereka masuk untuk memberikan laporan akan ada anak magang yang akan bekerja di perusahaan mereka selama 3bulan.   "Selamat pagi, Pak Ethan dan Pak Eldan. Ini saya ingin memberi tahu tentang adanya anak magang selama 3 bulan di sini," ucap Sekretaris Kim perempuan muda dengan postur tubuh tinggi sekitar 163cm dengan berat badan ideal 55kg. Terlihat paras awet muda terpancar dari wajah Sekretarisnya Itu.    "Orangnya udah dateng?" tanya Eldan datar.   "Sudah, Pak di bawah." Eldan mengangguk kemudian menyuruh Anak magang tersebut menemuinya. Sedangkan Ethan hanya diam saja berkutat dengan laptopnya.     "Bawa dia ke sini."    "Baik, Pak." Sekretaris Kim pamit ke luar ruangan untuk memanggil anak magang tersebut.    "Ngapain di bawa ke sini sih. Lo 'kan bisa interview di tempat laen."   "Lagi males gerak, Kak. Ini juga 'kan aku banyak kerjaan buat kerjasama."   "Ya tapikan enggak di bawa ke sini juga."   "Yaudahlah sekali-sekali ini aja. Besok-besok enggak kok."   "Hmm...." Beberapa menit kemudian sekretaris Kim membawa seorang perempuan di belakangnya.   "Ini, Pak anak magangnya."    "Ngapain kamu bawa ke saya. Tadi Kan Eldan yang nyuruh bawa dia ke sini kenapa kamu nyerahinnya ke saya," ucap Ethan ketus dia jadi merasa terganggu dengan kerjaannya.  Anak magang tersebut malah melihat ke arah Ethan tanpa ada segan padahal sekretaris Kim memilih menundukkan kepalanya.    Kemudian sekretaris Kim beralih ke meja Eldan diikuti anak magang di belakangnya, "Pak ini anak yang akan magang di sini, Pak."   "Yasudah kamu tinggal saja."   "Baik, Pak." Sekretaris Kim segera berlalu Dari sana. Eldan menginterview anak baru di sana. Ethan yang merasa ruangan menjadi tidak tenang pun kesal sendiri dengan adiknya Itu.   "Kan tadi udah dibilang jangan interview di sini. Ganggu kerjaan gue aja tahu enggak. Jadi enggak konsen gue nya." Ethan kesal dengan tingkah adiknya Itu. Dia pun kemudian membawa laptopnya ke ruangan di mana dalam ruangan mereka ada ruangan lagi yaitu kamar dan ruang kerjanya.     "Bapak kembar ya?" tanya anak magang tersebut kepada Eldan. Eldan menatap Dingin anak magang di depannya. Baru kali ini ada anak magang yang tidak segan terhadapnya. Padahal, hampir semua Karyawan segan dengan Eldan apalagi Ethan.    "Menurut saya kamu bisa menilai sendiri tanpa harus saya memberitahu," ucap Eldan lalu dia melanjutkan wawancara terhadap anak magang tersebut sambil melihat berkas yang dibawanya. ....      Setelah selesai dengan interview dan beberapa pekerjaan lainnya, Eldan menyusul sang Kakak yang Masih Belum keluar sejak di dalam kamar tadi. Eldan masuk ke dalam kamar dia melihat kakaknya sedang memandangi foto keluarganya dulu yang terpampang besar di kamar mereka. Foto Itu Masih waktu Masih ada Elisa di sisi mereka dan lukisan yang besar sebelahnya adalah foto mereka semua bersama Lisa ketika Elisa sudah tidak ada.   "Kakak...." pangg Eldan. Ethan yang mendengar panggilan adiknya langsung saja mengalihkan pandangannya ke arah lain lalu beralih ke adiknya.   "Kenapa?"    "Jam istirahat, Kak," ucap Eldan lalu merebahkan diri di kasur di dalam ruangan kantor mereka.   "Oh. Gimana anak magang tadi?"    "Cerewet, Kak. Biasanya banyak Karyawan yang males banyak nanya ini baru kali ini nemu anak magang yang berani banget banyak omong. Padahal, tadi tuh ya lo sempet marah-marah untuk beberapa orang pasti males rasanya berhubungan sama lo lagi. Tapi, ini beda, Kak."   "Beda apanya?" tanya Ethan lagi.   "Ya beda ada aja sih menurut gue. Ya coba aja nanti lo nilai sendiri."   "Kalau bawel, cerewet enggak bisa diatur mending enggak usah lo rekrut. Ngotor-ngotorin kantor sama anak buah yang seenaknya."   "Dia cuma ngomongnya aja kadang blak-blakan tapi menurut gue Masih dibatas wajar, Kak. Kenapa enggak dicoba dulu gue lihat juga dia rajin."   "Serah lo deh. Tapi, sekali dia bikin masalah langsung keluarin aja dia."   "Hm...." Eldan mengangguk dia tahu tahu prinsip kakaknya tidak mau ada pegawai yang banyak melakukan kesalahan. ......
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN