Chapter 31 - Masa Lalu Yang Kelam

3318 Kata
Chapter 31 - Masa Lalu Yang Kelam Elizhabeth sampai di sebuah rumah sakit yang biasa Leon periksa. Ia langsung meminta petugas medis, agar cepat-cepat menangani anak kesayangannya itu. Tak lupa, Elizhabeth juga meminta pada petugas medis agar cepat menghubungi dokter Tiara. Hanya dokter Tiara yang tau riwayat penyakit Leon. Semoga saja dokter Tiara sedang ada di rumah sakit. Agar Leon bisa cepat di tangani oleh dokter Tiara. Leon langsung di bawa ke UGD rumah sakit. Sementara Elizhabeth menunggu di luar UGD sambil harap-harap cemas. Eluzhabeth merutuki dirinya sendiri. Betapa bodohnya dia. Karena telah memberi tahukan hal itu pada Leon. Betapa bodohnya Elizhabeth tidak berpikir panjang dulu, sebelum membicarakan hal itu pada Leon. Seharusnya Elizhabeth bisa menahannya. Mungkin Leon tidak akan kambuh seperti ini. Semoga saja hanya kambuh. Tidak berakibat fatal atas kambuhnya hari ini. Rasanya Elizhabeth merasa gagal menjadi seorang ibu. Ia tidak bisa melahirkan anak yang sempurna seperti yang lainnya. Elizhaberth harus melihat anaknya menderita karena penyakitnya. Jika penyakit Leon bisa ia pindahkan. Sudah pasti Elizhabeth meminta agar Tuhan memindahkan pada dirinya. Bagaimapun, sebagai seorang ibu. Akan melakukan hal yang terbaik, untuk anaknya. Termasuk menggantikan nyawa anaknya agar anaknya tetap hidup. Elizhabeth mencoba menghubungi Himoto, ia mau mengabarkan tentang kondisi Leon saat ini. Elizhabeth sangat kalut hari ini. Ia sangat mencemaskan kondisi Leon. Di satu sisi Elizhabeth juga masih mencemaskan tentang kabar Dewanti. Masih belum ada kabar dari Dewanti atau pak supir. Apa sebaiknya Elizhabeth menghubungi Ukki saja, tunangannya Dewanti. Ukki Prasetyo adalah pacar Dewanti. Mereka sudah pacaran hampir lima tahun lebih. Kini Ukki telah menjadi seorang pilot. Meskipun ia sering terbang keluar negeri. Tapi hati dan pikirannya tidak akan pernah terbang. Karena di hatinya selalu ada satu nama, yaitu Dewanti. Apalagi sekarang Dewanti telah menjadi tunangan Ukki. Yang sebentar lagi akan menjadi istri sahnya. Hatinya berdebar kala mengingat semua itu. Ukki selalu di buat ketar ketir oleh Dewanti yang masih abu-abu. Ternyata pada akhirnya Dewanti mau menerima lamarannya. Mereka bertunangan dan kemudian bulan depan mereka berencana akan menikah. Mengikat janji suci di depan semua orang. Itulah dambaan bagi semua insan yang saling jatuh cinta. Semua yang mereka lihat terasa indah. Kembali pada Elizhabeth. Akhirnya dokter Tiara masuk juga ke UGD. Hati Elizhabeth sedikit lebih tenang. Setidaknya jika di tangani oleh dokter Tiara. Leon kemungkinan akan baik-baik saja. Himoto datang dengan panik. Ia langsung menghampiri Elizhabeth yang sedang berdiri di depan UGD rumah sakit. "Leon gimana bu? Kenapa bisa sampai kambuh? Bukannya kemarin katanya Leon muali baik-baik saja?" tanya Himoto khawatir. Hari ini Himoto dibuat benar-benar khawatir. Urusan orang yang membunuh orang tuanya Dewanti saja belum kelar. Ini sudah di tambah dengan kambuhnya Leon. Himoto harus ikut mencari Burhan bersama polisi. Kalau tidak, kemungkinan ia akan mengincar Dewanti atau keluarga Himoto lainnya. "Maafin ibu, yah. Maafin ibu," Elizhabeth menangis dalam pelukan Himoto sambil meminta maaf. Ini benar-benar kesalahan Elizhabeth, yang membuat Leon menjadi kambuh seperti ini. "Pasti Leon sudah tau mengenai pak Burhan kan?" tebak Himoto tepat sasaran. Elizhabeth malah semakin menangis sesegukan dalam pelukan Himoto. Ia memeluk erat istrinya ini. Himoto mengerti pasti Elizhabeth merasa terpukul, karena mengakibatkan Leon kambuh. Tapi, jika di rahasiakan pun. Cepat atau lambat Leon juga akan tau. Ponsel Elizhabeth berbunyi. Ada panggilan masuk dari supirnya. Buru-buru Elizhabeth mengkatnya. "Halo pak, gimana? Apa bapak sudah jemput Dewanti?" tanya Elizhabeth cemas. "Maa.. Maaf nyonya. Saat saya datang ke kampus nona Dewanti. Nona Dewanti sudah tidak ada di kampus. Dan memang kelasnya sudah berakhir," lapor pak supir. Hal itu membuat Elizhabeth semakin khawatir. Dimana Dewanti sebenarnya sekarang? Jangan sampai ia di culik oleh Burhan. Burhan bisa saja nekat menculik Dewanti dan membunuhya. Pikiran Elizhabeth mulai meliar. Ia benar-benar sedang kalut hari ini. Mata Elizhabeth mulai kunang-kunang. Lama-lama menjadi gelap. Dan ia mulai kehilangan kesadarannya. Elizhabeth pun pingsan. Untungnya ada Himoto yang menangkap Elizhabeth saat pingsan. "Bu, ibu, bu!" panggil Himoto, yang pastinya tidak akan terdengar oleh Elizhabeth. Karena saat ini ia sedang pingsan. Himoto lekas membawa Elizhabeth ke UGD yanga ada di depannya. Elizhabeth mungkin shock karena kejadian ini yang begitu cepat. Dewanti menghilang. Leon kambuh. Elizhabeth pingsan. Himoto yang bingung sendirian. Mana dulu yang harus ia prioritaskan? Semuanya dalam bahaya. Tapi Himoto juga tidak mungkin meninggalkan Elizhabeth dan Leon di UGD. Pilihan yang sangat berat memang. Ya sudah ia akan menunggu istri dan anaknya dulu. Setelah itu mencari Dewanti. Baru membantu polisi mencari Burhan. ******** Dewanti sedang berada di mobilnya Ukki. Ia baru saja menyelesaikan kelas kuliahnya. Ponselnya mati karena habis batre. Rencananya hari ini Dewanti akan fiting baju pernikahan, bersama Ukki tunangannya. Mereka harus persiapan dari mulai sekarang. Agar nanti pas hari H. Mereka tidak akan ketar ketir, karena semuanya tidak di persiapkan dengan baik. Dewanti sangat senang, akhirnya ia bisa menjadi calon istrinya Ukki. Padahal sebelumnya mereka berdua hanya saling iseng saja. Saat di SMA mereka memutuskan pacaran, karena memang terus di sindir oleh teman-temannya. Makannya idea gila Ukki muncul. Agar pura-pura pacaran dengan Dewanti. Taunya keterusan, hingga membuat mereka saling jauh cinta. Hanya saja, Dewanti mempunyai masa lalu yang kelam. Kalau saja keluarga Avtiano tidak menyelamatkan Dewanti. Sudah di pastikan nasibnya akan sama seperti ayah dan ibunya. Dewanti mungkin sudah mati di tangan Burhan. Untungnya sekarang Burhan di penjara, jadi tidak akan menyakiti Dewanti lagi. Tapi Dianti mssih takut. Kalau sampai Burhan bebas bersyarat. Padahal sudah di putuskan oleh jaksa. Bahwa Burhan di jatuhkan hukuman, penjara seumur hidup. "Kamu kenapa sayang?" tanya Ukki sambil mengengam tangan Dewanti yang mulai mendinggin. "Kamu perlu tau masa lalu aku yang kelam. Ini tentang penyebab kematian ayah dan ibuku," ujar Dewanti bergetar. Selama ini Dewanti selalu mengalihkan topik saat di tanya, kenapa orang tuanya bisa meninggal. Tapi mungkin, sekarang sudah saatnya Ukki tau, tentang masa lalunya yang kelam. Karena Ukki adalah calon suaminya. Maka tidak boleh ada lagi hal yang di tutup-tutupi oleh Dewanti. "Maksud kamu apa sayang? Kalau kamu memang belum bisa cerita. Ya, engga apa-apa. Tunggu aja waktu sampai kamu benar-benar siap," ucap Ukki sangat pengertian pada Dewanti. Ukki tidak mau. Gara-gara membicarakan soal kematian orang tua Dewanti, hal itu akan membuat Dewanti malah menjadi sedih. "Aku udah siap kok Ukki. Tapi apa kamu siap mendengarnya?" tanya Dewanti ragu. Karena ia takut malah Ukki menjadi ilfeel, karena masa lalunya yabg sangat kacau. "Tentu siap sayang," jawab Ukki. Dewanti menghela nafas panjangnya. Setelah lebih dari lima belas tahun, ia sembunyikan hal ini dari siapapun. Dewanti harus membahasnya di depan Ukki, calon suaminya. "Orang tua aku meninggal, karena di bunuh," cetus Dewanti akhirnya. Perih rasanya ketika harus mengingat kejadian itu. Saat kejadian itu usia Dewanti baru saja menginjak usia tujuh tahun. Yang belum terlalu mengerti apa-apa. Karena memang usia segitu. Anak-anak hanya mengerti bermain dan belajar. Tidak tau ternyata ada yang sedang dendam pada ayah dan ibunya. Dewanti menceritakan semuanya pada Ukki tentang orang tuanya yang di bunuh saat itu. Dewanti juga menjelaskan tentang alasan keluarga Avtiano yang menangkatnya menjadi bagian keluarganya. Apakah Ukki akan risih, mendengar masal lalu yang kelam dari Dewanti? Dewanti siap menerima konsekuensinya. Kalau sampai Ukki jadi ilfeel sama dia. Mendingan sekarang Ukki tau mengenai kebenaran tentang orang tua Dewanti. Dari pada nantinya setelah menikah taunya. Mungkin hal itu akan membuat perecahan rumah tangga di antara mereka. Heru papahnya Dewanti dulunya bersahabat dengan Burhan. Mereka selalu kompak dalam bisnisnya. Mereka selalu bersaing sehat dalam mencari tander perusahaan. Sampai suatu saat, Heru terus-terusan memenangkan tander perusahaan. Sementara Burhan kalah tender terus. Perusahaan Burhan terus merosot omsetnya. Bahkan ada beberapa karyawan yang korupsi membawa uang perusahaannya. Mereka kabur ke luar negeri. Burhan benar-benar bangkrut saat itu. Burhan berencana ingin meminta tolong pada Heru sahabatnya. Namun saat itu Heru dan istrinya selalu berada di luar negeri. Mereka happy happy liburan keliling eropa. Hal itu membjat Burhan menjadi iri pada Heru. Kedengkian mulai tertanam di hatinya. Di saat yang bersamaan anaknya meninggal, karena terlambat mendapatkan perawatan. Lagi-lagi karena uang yang menjadi hambatannya. Tak hanya itu, setelah kepergian anaknya. Istrinya malah kabur dengan lelaki lain. Yang lebih kaya dari Burhan. Istrinya berpikiran, untuk apa bertahan dengan Burhan. Toh Burhan sekarang sudah jatuh miskin. Anak hasil bersama Burhan juga sudah meninggal. Burhan masih mencoba menghubungi Heru masih saja tak bisa. Pikiran gila mulai merasuki Burhan. Ia sudah terlampau hancur dan sakit hati. Bukannya seharusnya Burhan dan Heru berbahagia bersama-sama. Tapi kenapa ini hanya Heru saja yang bahagia? Sedangkan Burhan yang sengsara di timpa musibah bertubi-tubi tanpa henti. Setanpun mulai mempengaruhi untuk menghabisi nyawa Heru. Burhan mendengar, kalau Heru telah kembali ke Indonesia bersama istri dan anaknya. Burhan berniat untuk bertemu dengan Heru. Hanya saja petugas keamanan malah mengusir Burhan. Karena petugas keamanan menyangkanya Burhan hanya gembel. Yang berpura kenal pada Heru. Kejadian itu membuat tekad bulat Burhan semakin menjadi. Ia akan menghabisi Heru dan keluarganya. Karena ia merasa terabaikan sebagai ukuran seorang sahabat. Sebelum menghabisi Heru sekeluarga. Burhan menyusun rencana terlebih dahulu. Ia memasukan obat tidur pada petugas keamanan di rumah Heru. Hal ini akan memperlancar aksinya dalam rencananya. Burhan sudah melihat petugas keamanan Heru tertidur di pos keamanan. Itu artinya obat tidur yang ia berikan sudah bekerja. Burhan menerobos masuk ke rumah Heru. Ia melihat Heru dan istrinya sedang menonton santai sambil cekikikan, di ruang keluarga. Hal itu membuat Burhan semakin memanas. Burhan langsung menusuk punggung Heru dengan pisau dapur yang sudah ia bawa. Istrinya terkejut, karena melihat suaminya bersimabah darah. Istrinya Heru berteriak, sontak membuat Burhan kembali menusuk istrinya Heru tepat di dadanya. Saat di lihat Heru masih bergerak. Ia kembali menusuk Heru. "Hahahhaa," Burhan tertawa lepas karena berhasil membunuh sahabatnya. Rasanya ia puas membalaskan rasa sakit hatinya. Tak hanya itu Burhan mengasak semua isi di rumah Heru. Ia akan membuka bernakas di kamar Heru. Burhan menerka-nerka. Kira-kira berapa kode yang bisa membuka berankas itu? Sementara Dewanti kecil baru saja pulang dari sekolahnya. Ia senang karena hasil gambar yang ia gambar, mendapatkan nilai bagus. Dan di puji bagus oleh gurunya. Dewanti kecil akan memperlihatan itu pada mama papahnya. Namun saat Dewanti memasuki ruang tamu. Suasananya sudah acak-acakan. Dewanti berlari ke ruang tengah. Ia melihat mama papahnya telah bersimbah darah. Hal itu membuat Dewanti menangis sesegukan. "Pe.. Pergi.. Pe.. Pergi sayang.. Ja.. Jaga diri kamu baik... baik..," ucap Heru di sisa tenaganya. Ia masih tersadar meski luka tusuk sudah banyak menghujam tubuhnya. Ingin sekali rasanya berdiri dan membawa Dewanti pergi. Hanya saja Heru sudah kehilangan kekuatannya. Untuk bernafas saja sudah semakin sulit. "Pe.. Pergi.. Sa.. Sayang," ucap Heru lagi. Dewanti kecil yang sedang menangis menggeleng mendengar papahnya berbicara seperti itu. Ia benar-benar tak mengerti. Kenapa papahnya bisa sampai terluka seperti itu. Heru sudah kehilangan nyawanya. Istrinya langsung tewas seketika setelah di tusuk. Dewanti akan pergi keluar. Namun ia menyenggol vas bunga. Prang! Suara itu membuat Burhan yang sedang menggasak isi rumah Heru terkejut. Ia cepat lari ke arah suara. Ternyata Burhan melihat ada anak kecil. Pasti itu Dewanti anaknya Heru. Ia tersenyum pada anak itu. "Sini sayang. Om punya sesuatu buat kamu," rayu Burhan. Tapi sayangnya Dewanti kecil tidak mudah terayu. Dewanti kecil malah lari keluar. Burhan mengejar Dewanti kecil dengan membawa pisau dapur. Yang tadi ia pakai untuk membunuh orang tuanya. Di luar banyak orang yang memandang kejar-kejaran Burhan dan Dewanti kecil. Sampai ada yang melapor pada polisi. Untungnya polisi sedang berpatroli di daerah situ. Sehingga bisa langsung meringkus Burhan yang sedang kesetanan. Burhan di tangkap polisi dan di penjara. Sementara Dewanti kecil bertemu dengan Elizhabeth. Elizhabeth sangat menyukai anak-anak. Sayangnya ia belum mempunyai anak. Melihat Dewanti dalam kondisi shock. Elizabeth tidak tega meninggalkannya sendiri. Elizhabeth membawa Dewanti kecil ke rumahnya. Ia meminta izin pada Himoto agar dapat merawat Dewanti kecil. Karena masih kecil. Dewanti tidak begitu ingat dengan kejadian yang menimpa orang tuanya. Elizhabeth dan Himoto sempat di introgasi polisi. Demi ke amanan Dewanti. Elizhabeth dan Himoto memutuskan untuk mengadopsi Dewanti sebagai anaknya. Mungkin memang sudah suratan. Setahun merawat Dewanti. Elizhabeth hamil Leon. Tapi sayangnya Leon tidak terlahir sempurna. Ada masalah dengan jantuntnya. Elizhabeth juga terpaksa di angkat rahimnya. Karena ada tumor ovarium yang sudah mengancam jiwanya. Hal itu membuat Elizhabeth tidak akan bisa punya anak lagi. Tak apa karena Elizhabeth sudah mempunyai dua anak dalam hidupnya. Meskipun Dewanti tidak lahir dari rahim Elizhabeth. Ia tetap menyayangi Dewanti seperti anaknya sendiri. Dan Elizhabeth pun merawat Leon anak kandungnya dengan sabar. Elizhabeth berharap. Kelak mereka berdua anaknya. Akan selalu menjadi sumber kebahagiaannya. Meskipun keduanya, harus sama-sama melalui masa sulitnya. Dewanti dengan kejadian pemubuhan orang tuanya. Dan Leon dengan penyakit yang ia derita. Masa lalu Dewanti memang sangat mengerikan. Masa lalu yang sangat kelam. Dewanti benar-benar sangat takut. Jika sampai orang lain mengetahui masa lalunya. Namun, saat ini berbeda situasinya. Ukki akan menjadi bagian dari hidupnya. Ia berhak tau, masa lalu calon istrinya. Agar bisa berpikir matan-matang. Apa Ukki akan melanjutkan rencana pernikahannya, setelah mendengarkan masa lalu Dewanti? ******** Elizhabeth mulai tersadar dari pingsannya. Ia mengedarkan pandanganya keseluruh sudut UGD. Ia melihat Himoto yang sedang mendengur tertidur di kursi. Sepertinya Himoto kelelahan. Sudah berapa lama Elizhabeth pingsan? Sampai-sampai Himoto tertidur seperti itu. Bagaimana dengan kondisi Leon? Lalu apakah Dewanti sudah ketemu? Ada perawat yang masuk, untuk memeriksa Elizabeth. "Sus, udah berapa lama saya pingsan?" tanya Elizhabeth pada perawat itu. "Sudah hampir dua puluh empat jam bu. Malah sekarang kami akan membawa ibu ke ruang perawatan," sahut perawat itu. "Lalu bagaimana dengan kondisi anak saya?" tanya Elizabeth lagi. "Anak ibu? Anak ibu yang mana?" tanya perawat itu bingung. "Leon anak saya. Pasien penyakit jantung yang kemarin saya bawa ke UGD. Kemarin saya liat anak saya di periksa sama dokter Tiara," jelas Elizhabeth. Ia mulai panik. Dimana sekarang Leon? Apakah Leon sudah baik-baik saja? "Oh yang itu. Maaf bu saya baru gantian shift jadi engga tau. Kalau pasien muda yang sakit jantung itu anak ibu. Dia sudah di pindahkan ke ruang perwatan. Kondisinya sudah mulai stabil. Meskipun belum sadar sih," jelas perwat itu. Syukurlah Leon ternyata sudah ada di ruang perawatan. Himoto mulai terbangun. "Sayang kamu engga apa-apa?" tanya Himoto lansung memeluk Elizabeth. "Engga apa-apa sayang. Gimana Dewanti sudah ketemu?" tanya Elizhabeth. "Sudah. Dewanti bersama Ukki. Sekarang sedang ada di rumah. Leon juga sudah di pindahkan ke ruang perawatan. Kata dokter Tiara. Kondisinya mulai stabil. Kamu juga saya minta buat di pindahkan ke ruang perwatan. Soalnya kamu pingsan engga sadar-sadar. Syukurlah kamu udah sadar sekarang," jelas Himoto panjang lebar. Mereka saling berpelukan, sampai lupa di situ ada perawat. "Ehhemm.." deham sang perwat. Himoto dan Elizhabeth lansung melepaskan pelukannya. "Maaf sus, oh iya kapan istri saya sudah mulai di pindahkan ke ruang perawatan?" tanya Himoto dengan masih merasa malu. Karena keasikan pelukan sama istrinya tadi. "Hari ini sudah bisa pak," jawab singkat perawat itu. "Sayang. Aku engga usah di rawat aku udah baik-baik aja kok. Jadi mendingan aku pulang aja yah, atau aku ke ruangan Leon aja," bantah Elizhabeth. Ia sudah merasa bahwa ia sudah baik-baik saja. "Jangan. Biar kondisi kamu pulih dulu. Gini aja deh. Nanti aku minta ke dokter Tiara buat membiarkan kamu sama Leon satu kamar," usul Himoto. "Oke deh. Kalo gitu. Tapi Dewanti benar-benar tidak apa-apa kan? Dia aman di rumah?" tanya Elizhabeth lagi. "Kamu tenang aja. Aku udah nambah satpam di rumah jadi empat. Mereka jago bela diri semuanya. Aku memerintahkan agar mereka menjaga ketat rumah. Terutama menjaga Dewanti. Dewanti juga sudah tau tentang kabarnya Burhan kabur dari penjara. Dia sangat shock. Jadi Dewanti memutuskan, untuk tetap di rumah. Agar tetap aman dari incaran Burhan. Aku juga mewanti-wanti satpam agar tidak meminum atau memakan sembarangan lagi. Takutnya hal itu terjadi lagi. Modus Burhan untuk masuk rumah kan, dengan cara memberi obat tidur pada satpam," terang Himoto lagi panjang lebar. Semoga saja semuanya akan tetap aman dan baik-baik saja. "Ya sudah. Berarti saya pindahkan ibu, ke ruangan pasien sakit jantung itu ya? Sebentar saya komfirmasi dulu ke dokte Tiara," ucap perawat itu. Yang lagi-lagi mereka cuekkan. Perawat itu lansung pergi untuk mengkonfirmasi tentang ruang perawatan Elizhabeth dan Leon. "Dewanti pasti sedih banget," gumam Elizhabeth. "Ayah akan berusaha membantu polisi. Agar mereka cepat menangkap Burhan kembali." Suasana berangsur membaik. Tapi masih belum tenang. Karena Burhan masih berkeliaran di luar sana. ******** Dewanti melamun di kamarnya. Sejak selesai fiting baju bersama Ukki. Ia tidak pergi kemana-mana lagi. Apalagi setelah Himoto mengabarkan Burhan kabur dari penjara. Ini yang Dewanti takutkan. Bayangan di masa lalunya terus menghantui pikirannya. Kejadian saat di kejar-kejar oleh Burhan membuat Dewanti jadi strees. Belum lagi Ukki yang tiba-tiba diam sampai sekarang. Setelah mendengarkan kisah masa lalu Dewanti yang kelam. Ukki langsung terdiam. Saat fitting baju juga. Ia banyak diamnya. Apa yang di pikirkan Ukki? Apakah ia akan membatalkan pernikahannya dengan Dewanti? Gara-gara kisah masa lalu Dewanti yang menyeramkan. Entahlah, yang terpenting sekarang. Dewanti tidak boleh kemana-mana dulu. Akan bahaya kalau sampai Burhan betemu dengannya. Dewanti sudah tidak perduli. Kalau sampai nantinya Ukki membatalkan pernikahannya. Karena itulah konsekuensi dari kejujurannnya. Sejak fitting baju pernihakan. Dewanti merasa di perhatikan oleh seseorang. Apakah itu Burhan? Dewanti langsung bergidik membayangkan itu. Dewanti menepis pikiran buruk itu. Nyawanya kini memang sedang di ujung tanduk. Bisa saja Burhan nekat masuk ke rumah ini. Dan langsung membunuh Dewanti. Meskipun Himoto telah memperketat ke amanan. Tapi Dewanti harus tetap tenang. Harus tetap berpikiran positif. Agar semua hal buruk yang Dewanti pikirkan. Tidak akan pernah terjadi. Ini sudah lima belas tahun. Dewanti kecil sudah menjadi Dewanti yang dewasa. Bahkan kalau jadi, sebentar lagi Dewanti akan menikah dengan Ukki. Dewanti menangis sesegukan di kamarnya. Ia mengingat mediang papah dan mamanya. Meskipun sat itu ia masih kecil. Tapi ia tau, kalau mama dan papahnya sangat menyayanginya. Samar-samar Dewanti mengingat kebersamaannya dengan kedua orang tuanya. Mereka pergi liburan keliling eropa. Itu adalah jalan-jalan terakhir sebelum akhirnya terjadi kejadian yang mengenaskan itu. Dewanti mengingat kembali kata-kata terakhir papanya pada Dewanti kecil. Kejadian itu terekam di otak Dewanti, seperti film yang sedang tayang di bioskop. "Pe.. Pergi.. Pe.. Pergi sayang.. Ja.. Jaga diri kamu baik... baik..," ucap Heru di sisa tenaganya. Ia masih tersadar meski luka tusuk sudah banyak menghujam tubuhnya. Ingin sekali rasanya berdiri dan membawa Dewanti pergi. Hanya saja Heru sudah kehilangan kekuatannya. Untuk bernafas saja sudah semakin sulit. "Pe.. Pergi.. Sa.. Sayang," ucap Heru lagi. Air mata Dewanti semakin heboh berjatuhan. Kalau saja saat itu ia sempat menelepon rumah sakit. Mungkin saja nyawa papahnya masih bisa tertolong. Meskipun kemungkinannya kecil. Tapi saat itu Dewanti kecil sangat takut melihat Burhan. Bagaimana tidak takut. Di kejar-kejar sambil mengacungkan pisau dapur. Tidak akan ada yang berani, jika melihat hal itu. Dewanti sebetulnya ingin pergi ke rumah sakit. Kata Himoto. Leon kambuh karena tau Burhan kabur dari penjara. Dan Elizhabeth pingsan karena shock. Tapi Himoto mencenegahnya. Karena di khawatirkan Burhan takutnya menemukan Dewanti. Demi keamanan Dewanti. Ia harus tetap ada di rumah, dengan pengawasan ketat dari satpam. Sambil menangis, Dewanti melihat foto di atas meja kamarnya. Ada tiga bingkai foto yang tertengger di sana. Foto yang pertama adalah foto keluarga Dewanti saat masih kecil. Foto itu adalah foto masa kecilnya Dewanti. Di dalam foto itu terlihat papah dan mama kandung Dewanti yang sedang tersenyum bahagia. Dewanti di gendong di pundak papahnya. Terlihat sekali kebahagiaan yang terpancar dari foto itu. Tapi semua itu sekarang hanya menjadi kenangan saja. Kebahagiaan itu kandas saat orang tua Dewanti meninggal. Foto yang kedua, di foto itu ada Dewanti, Leon, Elizabeth dan Himoto. Foto itu di ambil saat mereka liburan musim dingin di Jepang. Terlihat banyak salju di sekitar latar fotonya. Dan foto yang ketiga adalah foto Dewanti bersama Ukki. Foto itu baru-baru Dewanti cetak. Foto itu di ambil saat tunangannya kemarin bersama Ukki. Namun apa semua itu akan lanjut ke jenjang pernikahan? Seperti yang keluarga mereka telah rencanakan. Atau semua itu akan batal? Entah lah semua jawabannya akan tergantung pada Ukki nantinya. Ketiga foto itu adalah momen bahagia dalam hidup Dewanti. Tapi sekarang semuanya sedang kacau. Apakah kebahagiaan itu akan kembali lagi? Atau akan kandas lagi seperti masa lalu yang kelamnya dulu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN