Part 7

1493 Kata
"Elica kau darimana saja, aku tadi mencari mu" Tanya Devan. "Maaf waktu di perpustakaan Aku mendapat telepon jadi aku mengangkat nya. Setelah itu aku masuk ke kelas" Jelas Elica. "Begitu yah. Kau ada acara setelah pulang?" "Tidak ada" "Bagaimana jika kita keluar untuk jalan-jalan sebentar" Ajak Devan. "Oh maaf ya aku tidak bisa. Aku harus kerumah ayah ku" "Yasudah tidak apa-apa. Hati-hati di jalan Elica" "Terimakasih Devan" Setelah kuliah nya selesai Elica pun langsung pulang. Dia memang berbohong kepada Devan jika akan ke rumah Ayah nya. Yah, memang Devan tau masalah dalam keluarga nya. Karena selain Devan tidak ada lagi yang Elica percaya untuk bercerita. Dia memang pria yang baik. Elica pun pulang kerumahnya pada sore hari. Alex dan ibu nya tentu saja belum pulang. Akhirnya dia memutuskan untuk membersihkan diri dan akan istirahat. Tanpa sadar hari pun sudah malam dan menunjukkan pukul 10 malam. Namun ibu nya dan Alex belum juga pulang. Namun Elica yang sudah lapar lalu mengambil makanan yang sudah di sediakan untuk nya. Saat sudah selesai makan, terdengar suara mobil di teras rumah. Tak lama menampilkan Alex dan ibu nya. "Kalian dari mana? " Tanya Elica "Mommy dan Alex ada urusan bersama tadi, jadi kami pulang bersama. Kau sudah makan sayang?" Tanya hilda balik "Sudah" "Maaf Mommy tidak menemani mu makan malam Elica. Tadi kami sudah makan di luar soalnya" "Kalau begitu aku akan ke kamar duluan" ucap Alex "Baiklah, bersih kan dirimu. Dan langsung istirahat jangan tidur terlalu malam Alex" saran Hilda "Ya sayang" Alex pun pergi meninggalkan Elica dan Hilda berdua di ruang tamu. "Apa ada yang mom sembunyikan? Aku lihat mom terlihat senang hari ini" Tanya Elica curiga. "Tidak ada sayang. Kau juga istirahat yah. Mom ke kamar dulu" ujar Hilda mengelus pipi anak nya itu. Elica pun beranjak ke kamar nya. Terlihat kamar Alex tertutup rapat. Dia teringat tadi saat Alex pulang wajah nya pun sangat kusut. Apa mungkin dia sedang bertengkar dengan ibu nya. Sekilas Elica pun tersenyum, itu hal baik bukan. Sesampainya di kamar elica pun memilih berbaring dan memainkan ponsel nya. Tak terasa sudah pukul satu dini hari. Dia pun bersiap untuk tidur dan mematikan lampu kamar nya. Hingga kamar pun menjadi gelap. Saat Elica mulai terlelap tiba-tiba ada tangan yang memeluk nya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Alex. Elica yang mulai terganggu langsung membalikkan badannya menghadap ke wajah Alex yang terpejam. "Kenapa belum tidur?" Gumam Alex dengan mata yang masih tertutup. "Apa yang kau lakukan, tidur lah di kamar mu sendiri. Kau mengganggu ku" "Aku akan tidur disini malam ini" "Yasudah terserah dirimu, jangan macam-macam padaku" "Elica" "Hm" "Bagaimana jika aku tidak bisa mengabulkan janji ku pada mu?" Ucap Alex "Apa maksud mu? Jangan bilang kau akan tetap menikah dengan ibu ku?" Tanya Elica tidak sabaran. "Aku mencintai nya" Elica pun memposisikan tubuhnya untuk terduduk di ranjang nya. Mata nya seolah meminta jawaban segera dari Alex. "Kau pria b******k. Kau bilang akan membatalkan pernikahan konyol mu. Dengar Alex, kau tidak mencintai ibuku. Kau hanya butuh kasih sayang sosok ibu yang tidak pernah kau dapatkan. Tapi bukan berarti kau harus menikahi ibu ku juga. Itu benar-benar tidak pantas" "Kau benar. Tapi entah kenapa ada rasa berbeda saat aku bersama Hilda. Rasa yang tidak pernah aku miliki sebelumnya" Mendengar ucapan Alex, Elica pun tertawa sinis. Dia ingin sekali menampar Alex saat ini juga. "Bukankah kau bilang aku bisa menjadi pengganti ibu ku? Apa semua hanya omong kosong mu, sialan?" Tanya Elica memastikan. "Kau yang membuat ku ragu dengan mu Elica. Aki tidak yakin kau bisa melakukan nya" "Apa yang kau mau?" "Bagaimana jika aku menginginkan diri mu malam ini juga" Elica tertawa keras mendengarkan ucapan Alex. Dia tau arah pembicaraan ini sebenarnya. Namun Alex menatap nya tajam. Seolah dia tidak suka dengan tingkah Elica yang selalu bersikap memprovokasi diri nya. "Lakukan lah. Tapi satu hal Alex, jika kau tidak membatalkan pernikahan mu, aku sendiri yang akan memberi tahu Ibu ku bagaimana b******k nya dirimu" ucap Elica dengan mengelus rahang Alex dengan gerakan yang dibuat sensual agar Alex terangsang dengan sentuhan nya. "Oke" Detik setelah nya Alex pun langsung menyambar bibir Elica dan langsung mengulum nya tidak sabaran. Lama mereka berciuman hingga tanpa sadar tangan Alex sudah berada di dalam baju Elica dan mengelus perut rata nya. Mereka pun tenggelam dalam percintaan yang begitu panas. Entah apa yang di pikirkan Elica malam ini, dia hanya ingin pernikahan nya ibu nya tidak terjadi. Meskipun dia harus melepaskan hal yang paling berharga dalam diri nya. Karena dia sudah tidak perduli. Antara dendam dan nafsu kini yang bersarang di otak dan hati Elica, hingga dia merelakan tubuhnya untuk orang yang paling dia benci. Tapi tidak menampik jika sentuhan Alex juga sangat memabukkan. Lama mereka bercinta hingga tanpa sadar jam sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. Elica pun tertidur di pelukan Alex, dengan tubuh polos mereka yang tidak memakai sehelai benang pun. Hanya selimut tebal yang menutupi tubuh kedua nya. ??????????? Pagi hari sekali Alex bangun dan melihat Elica yang masih tertidur. Dia pun bergegas mengenakan pakaian nya yang berserakan di lantai dan setelah selesai dia pun langsung pergi meninggalkan kamar Elica. Karena dia tidak mau jika Hilda tau bahwa diri nya sudah tidur dengan anak calon istri nya. Di meja makan Hilda terlihat sudah siap menyiapkan sarapan. Tak lama Alex pun turun dan duduk di ruang makan. Hilda menyapa dengan senyuman hangat nya. "Kau terlihat sangat segar hari ini Alex, apa tidur mu nyenyak?" "Iya sayang, mungkin karena semalam aku sangat kelelahan" jawab Alex. Elica pun terlihat juga berjalan ke arah meja makan, namun dengan langkah yang tertatih. "Pagi Mom" "Pagi sayang, kau kenapa Elica?" "Tidak apa-apa mom, aku tadi terjatuh di kamar mandi jadi kaki ku sedikit sakit" Jawab Elica beralasan, padahal bukan kaki nya yang sakit, namun daerah sensitif nya karena ulah Alex tadi malam yang merenggut keperawanan nya. Sedangkan Alex yang melihat itu hanya terlihat acuh kepada Elica, dia hanya fokus pada makan nya. "Lain kali hati-hati Elica, apa perlu kita ke rumah sakit?" Tanya Hilda sangat khawatir. "Tidak perlu aku hanya butuh istirahat saja, hari ini aku juga tidak ada jadwal kuliah" "Baiklah kalau begitu. Oh iya Alex hari ini kau jadi kan akan ke butik?" "Akan ku usahakan jika pekerjaan ku sudah selesai" Elica menatap tajam kearah Alex, seolah dia mengatakan jika Alex tidak boleh bertemu ibu nya untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pernikahan ibu nya. "Baiklah. Elica mom dan Alex mungkin akan pulang terlambat lagi nanti malam. Jadi kau bisa makan malam duluan yah" "Aku berencana hari ini menginap di rumah Daddy" "Ya sudah tidak apa-apa. Jangan lupa kabari mommy saat kau sudah di sana" Elica pun membalasnya hanya dengan Anggukan kepala. ???????? Siang hari Elica sudah sampai di kediaman Daddy nya. Dia berangkat ke rumah Daddy nya menggunakan mobil yang telah di berikan Alex untuk nya. Saat Elica memasuki rumah nya dulu, terlihat banyak botol alcohol yang berada di atas meja. Mungkinkah ayah nya sangat terpuruk selama dia dan ibu nya pergi. Elica pun mencari keberadaan Ayah nya, yang ternya ada di belakang rumah. Sang ayah terlihat sedang membuat sesuatu dari kayu yang ada di tangan nya. Ayah Elica memang lah seorang pengrajin, namun karena pekerjaan nya itulah yang membuat ibu nya tidak puas. Hingga memutuskan untuk pergi. "Daddy" sahut Elica "Elica kau datang sayang?" Ayah nya pun langsung menghentikan aktivitas nya dan bergegas kearah Elica. Mereka berpelukan seperti melepaskan rindu yang sudah lama terpendam. "Bagaimana kabar mu dan Mommy Elica?" "Kami baik Daddy, kenapa daddy menjadi kurus. Apa Daddy tidak makan tepat waktu, hm?" "Tidak apa-apa sayang" "Apa Daddy minum setiap malam?" Sang ayah pun tidak menjawab apapun. Melihat ayah nya yang menunduk Elica pun sudah tau jawabannya. Dia pun menangis melihat kondisi ayah nya itu "Maafkan aku Daddy, sebentar aku akan membuatkan Daddy makanan dan kita makan bersama, oke" Sang ayah pun hanya mengangguk. Sekitar 1 jam Elica menyiapkan makanan, dia dan ayah nya pun bersiap makan bersama di meja makan. Sang ayah tersenyum melihat banyak makan yang Elica buatkan apalagi semua makanan ini adalah kesukaan ayah nya. "Masakan mu enak sekali Elica" "Terimakasih Daddy, makan yang banyak yah. Aku janji akan sering kesini membuatkan Daddy makanan" "Jika repot tidak perlu, Daddy bisa membeli nya. Kau kesini dengan mobil siapa?" "Itu mobil ku Dad, Alex memberikan nya untuk ku" "Daddy harap dia bisa membahagiakan mu dan Mommy mu, tidak seperti Daddy" "Aku lebih bahagia dengan Daddy" Mendengar itu Daddy nya pun tersenyum. "Semalam Bryan kesini" ucap sang Daddy "Bryan? Apa dia sudah pulang?" "Dia sudah pulang sepekan yang lalu, lalu mampir kesini mencari mu. Tapi daddy bilang kau dengan Mommy mu. Jadi kami minum bersama" "Jadi daddy tidak pernah minum kecuali semalam kan" "Iya sayang, daddy masih ingat kesehatan karena daddy sadar sekarang hanya sendiri" Elica pun melanjutkan makan nya dengan tersenyum getir, dia sangat menyalahkan alex atas keadaan semua ini. Tidak seharusnya hidup keluarga nya begini, elica sangat membenci Alex. Sangat. TBC JANGAN LUPA VOTE DAN BANYAKIN KOMENTAR YA GUYS. SUPAYA LEBIH SERING UPDATE NYA
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN