7. Kelompok b***k Cinta Istri

1669 Kata
Rael tidak kembali ke kediamannya setelah dia meninggalkan kediaman Maevea, pria itu pergi ke klub malam karena ketiga sahabatnya mengajaknya untuk bertemu di sana. Ia yakin ketiga sahabatnya pasti telah menerima kabar tentang kebersamaannya dengan Maevea, mereka mungkin ingin menanyakan tentang kebenaran berita itu. Ia masuk ke dalam ruangan yang telah dipesan oleh sahabatnya, tapi ternyata di dalam sana tidak hanya ada ketiga sahabatnya. Di sana ada Elleta Louisa, satu-satunya wanita yang bisa masuk dalam lingkaran pertemanannya. Hanya saja Rael tidak begitu dekat dengan Elleta, itu semua karena dia tidak begitu menyukai lawan jenisnya. "Lama tidak bertemu, Rael." Elleta menyapa Rael. Wanita ini merupakan seorang model terkenal jadi dia memiliki jadwal yang padat. Terakhir kali dia bertemu dengan Rael adalah dua minggu lalu ketika mereka berkumpul di acara yang diadakan oleh Raytan. "Lama tidak bertemu, Leta." Rael memperlakukan Elleta tidak sedingin dia terhadap wanita lain. Bagaimana pun juga Leta telah berteman dengannya sejak mereka masih berada di taman kanak-kanak. "Rael, berita yang beredar di luar tidak benar, bukan? Kau tidak mungkin bersama dengan Maevea Collin, tunangan keponakanmu." Leonis menatap Rael dengan harapan bahwa Rael akan mengatakan bahwa berita itu tidak benar. "Kenapa tidak mungkin?" Rael balik bertanya. Jika pria itu sudah mengatakan seperti itu maka yang beredar di luar sana adalah kebenaran. Leonis melihat ke arah Elleta yang ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah menjadi sedih. "Rael, apakah kau tidak memikirkan apa yang dikatakan oleh orang lain tentangmu ketika kau bersama dengan tunangan keponakanmu?" "Mantan tunangan, Leonis. Aku dan Maevea bersama setelah pertunangan Liam dan Maevea berakhir." Rael meluruskan kesalahan yang diucapkan oleh Leonis "Apapun itu, dia tetap bekas keponakanmu." "Maevea bukan barang." Rael tidak senang mendengar kata-kata Leonis. "Dan aku tidak memedulikan kata-kata orang lain." "Apakah kalian akan diam saja?" Leonis beralih pada Morgan dan Raytan. Dia ingin kedua sahabatnya itu bicara dan menyadarkan Rael tentang kegilaan yang baru saja Rael lakukan. "Apa yang harus kami katakan? Rael memiliki pemikirannya sendiri. Jika dia sudah memutuskan untuk bersama Maevea maka itulah yang akan terjadi. Lagipula kata-kata dari kami tidak akan pernah mengubah pendirian seorang Rael." Raytan berkata dengan logis. Rael merupakan seseorang yang jika sudah berkata maka dia tidak akan mengubahnya. "Aku akan menikah dengan Maevea pada hari sabtu ini." Rael memberitahu orang-orang yang ada di ruangan itu. Elleta yang sudah menyukai Rael sejak lama tidak bisa menerima guncangan yang terlalu besar. Wanita itu menangis tanpa ia sadari. Melihat Elleta menangis, Leonis merasa sakit hati. Dia segera bicara kembali pada Rael yang benar-benar tidak masuk akal. "Rael, bagaimana bisa kau ingin menikahi wanita acak seperti itu." Raytan dan Morgan memiliki firasat bahwa sebentar lagi Leonis akan bertengkar dengan Rael karena Elleta. Bukan rahasia lagi di antara mereka berempat bahwa Leonis menyukai Elleta. Pria itu tidak akan senang melihat Elleta sedih seperti ini, tapi sayangnya yang disukai oleh Elleta adalah Rael. "Dia bukan wanita acak, Leonis. Namanya adalah Maevea Collin, dia berasal dari keluarga Collin. Dia adalah nona muda dari sebuah keluarga yang cukup terpandang di ibu kota." "Keluarga Collin sudah hampir jatuh, Rael. Maevea Collin itu tidak cocok untukmu!" tekan Leonis. "Kau seharusnya menikah dengan Elleta, dia telah menyukaimu sejak lama. Selain itu kalian juga sudah saling mengenal. Dari semua perempuan, Elleta adalah yang paling cocok denganmu." "Leonis, apakah maksudmu aku harus menikahi wanita manapun yang menyukaiku? Aku mungkin akan memiliki seribu istri." Rael menatap Leonis acuh tak acuh. Dari ketiga sahabatnya, Rael memang sering tidak memiliki pemahaman yang sama dengan Leonis terlebih dalam hal Elleta. Berulang kali Leonis mencoba mendekatkan dirinya dengan Elleta dan itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Dia tidak memiliki perasaan apapun terhadap Elleta, dan itu tidak akan berubah meski Leonis terus mencoba mendekatkan dirinya dengan Elleta. "Sekarang biar aku balik. Kau menyukai Elleta, lalu kenapa tidak kau saja yang menikahi Elleta." "Rael!" Leonis tersulut emosi. Pria itu mengepalkan tangannya kuat. Dia ingin meninju Rael dengan keras. Melihat Rael dan Leonis akan bertengkar, Elleta segera menengahi. "Kalian berdua jangan bertengkar karena aku," serunya. "Leonis, perasaan tidak bisa dipaksakan. Rael tidak menyukaiku jadi jangan memaksakan sesuatu yang tidak bisa dipaksakan." "Elleta." Leonis menatap Elleta tidak berdaya. Andai saja yang dicintai oleh Elleta adalah dirinya maka saat ini dia pasti sudah membahagiakan Elleta. "Aku baik-baik saja dengan pernikahan Rael. Jadi tolong jangan bertengkar karena aku." Elleta berkata dengan pelan. "Aku tidak bisa bergabung dengan kalian lebih lama lagi, selamat bersenang-senang." Elleta kemudian berdiri dan pergi. "Leta tunggu!" Leonis segera menyusul Elleta. Raytan dan Morgan menghela napas. Leonis benar-benar menyedihkan. Pria itu tahu bahwa Elleta menyukai Rael, tapi pria itu masih tetap saja menaruh rasa pada Elleta. "Kenapa kau memutuskan untuk menikah dengan Maevea begitu cepat?" tanya Raytan. "Aku tidak ingin Maevea direbut oleh laki-laki lain." Rael mengatakan yang sebenarnya. Alasan lain kenapa dia ingin menikah dengan Maevea lebih cepat adalah karena dia takut Maevea akan berubah pikiran. Bagaimana pun juga usianya berbeda sebelas tahun dari Maevea, wanita itu masih muda dan cantik, jadi dia bisa menemukan pria yang lebih muda darinya dan mungkin lebih tampan darinya. Rael tidak pernah menganggap dirinya sebagai pria paling tampan di dunia karena dia tahu di atas langit masih ada langit. Dengan wajah yang dimiliki oleh Maevea, dia bisa dengan mudah membuat pria mana saja bertekuk lutut padanya. "Ah, rupanya kau sangat menyukai Maevea." Morgan menggoda Rael. "Itu benar. Aku sangat menyukai Maevea." "Rael, kau benar-benar penuh kejutan. Tidak pernah terlibat dengan wanita selama tiga puluh enam tahun, dan sekalinya dekat dengan wanita kau langsung menikahinya." Raytan sudah menikah, dan itu adalah perjodohan yang diatur oleh orangtuanya. Hanya saja dia bahagia dengan pernikahan itu, meski awalnya tanpa cinta, tapi seiring berjalannya waktu dia jadi sangat mencintai istrinya. "Aku menemukan wanita yang tepat, jadi aku tidak akan membuang-buang waktu." "Ciri khas seorang Gilloti, tidak akan membuang-buang waktu." Morgan tersenyum kecil. Pria ini juga sudah memiliki istri, dan itu adalah wanita yang telah dia cintai sejak sekolah menengah pertama. Jadi, di antara mereka berempat memang hanya Rael dan Leonis saja yang belum menikah. Satu belum menemukan wanita yang tepat, dan yang lainnya mencintai wanita yang tidak tepat. "Jadi, apa yang sangat menarik tentang Maevea Collin sehingga membuatmu tertarik padanya?" Morgan penasaran. Rael sudah mengenal Maevea sejak dua tahun lalu, tapi baru bertindak belakangan ini. "Aku sudah tertarik pada Eve sejak pertama kali aku melihatnya, tapi saat itu dia tidak memiliki keberatan bertunangan dengan Liam. Aku tidak memiliki kebiasaan mencuri milik orang lain, jadi aku tidak melakukan apapun. Dua hari lalu Maevea memutuskan pertunangannya dengan Liam di depan seluruh anggota keluarga Gilloti, wanita yang aku pikir sangat penurut itu ternyata melakukan pemberontakan terhadap ayahnya. Dia melamarku malam itu di depan semua orang, jadi aku menerima lamaran darinya." "Apakah kau tidak berpikir bahwa Maevea akan memanfaatkanmu?" tanya Raytan. "Aku tidak keberatan dimanfaatkan oleh Maevea. Selama dia menjadi milikku, aku bisa memberikan semua sumber daya padanya." Raytan dan Morgan tidak bisa berkata-kata lagi. Rael telah menjadi mereka berdua yang merupakan b***k cinta. Jadi keduanya hanya mengucapkan. "Selamat datang dalam kelompok b***k cinta istri." Rael mendengkus geli. Dia mengangkat gelasnya. "Mari rayakan rencana pernikahanku." "Ya, tentu saja." Ketika ketiga orang itu sedang merayakan hal baik yang terjadi pada Rael. Di luar klub saat ini Elleta sedang menangis di pelukan Leonis. Wanita itu tampak begitu hancur dan terpukul. "Elleta, jangan menangis lagi. Rael pasti akan menyesali keputusannya. Dia lebih memilih wanita acak daripada dirimu yang sudah menemaninya sejak lama." Leonis mencoba untuk menghentikan tangis Elleta yang membuat hatinya tercabik-cabik. Dia benar-benar benci melihat Elleta menangis seperti ini. "Leonis, kenapa Rael sangat kejam padaku? Aku telah menunggunya selama bertahun-tahun, tapi pada akhirnya dia tetap tidak memilihku dan lebih memilih wanita asing yang tidak mengenal dirinya lebih baik daripada aku." Elleta terisak pilu. "Aku yakin Maevea pasti telah merayu Rael. Dia adalah seorang rubah betina. Bisa-bisanya dia bermain di antara keponakan dan paman." Leonis menyalahkan Maevea. "Wanita itu pasti ingin memanfaatkan Rael, dia tahu bahwa Rael lebih menjanjikan dari Liam oleh sebab itu dia meninggalkan Liam lalu menggoda Rael. Wanita jalang itu benar-benar menjijikan." "Aku tidak bisa merelakan Rael untuk wanita seperti itu, Leonis. Tidak apa-apa jika Rael mendapatkan wanita yang lebih baik dariku, tapi siapa Maevea itu? Dia hanyalah seorang wanita yang dijadikan alat tawar menawar oleh ayahnya. Wanita itu hanya mengincar status sebagai nyonya muda keluarga Gilloti." Elleta berkata seolah dia tidak seperti Maevea, padahal kenyataannya dia sama saja seperti Maevea yang dijadikan alat oleh ayahnya untuk tawar menawar. Maevea bahkan lebih baik dari Elleta karena Maevea tidak pergi dari satu pria ke pria lainnya. Sedangkan Elleta, dia digunakan oleh ayahnya untuk menemani lebih dari satu pria agar bisa memenangkan tender besar. Elleta tidak bisa menolak perintah ayahnya karena ayahnya mengancam akan menghancurkan karirnya di dunia model serta mengeluarkannya dari keluarga Louis jika Elleta tidak melakukan perintah ayahnya. Wanita itu berpikir bahwa dengan dia bisa menjadi istri Rael Gilloti, maka dia bisa bebas dari cengkraman ayahnya yang kejam. Namun, sekarang semua harapan itu sirna. Tampaknya dia akan terus menjadi alat bagi ayahnya. Elleta sangat membenci Rael sekarang. Kenapa pria itu lebih memilih wanita asing daripada dirinya yang jelas-jelas sudah menyukai Rael sejak lama. "Jangan menangis lagi, Leta. Rael bukan pria yang tepat untukmu, dia tidak bisa menghargai ketulusanmu." Leonis mengelus punggung Elleta dengan lembut. "Andai saja aku bisa berhenti menyukai Rael, aku pasti akan melakukannya. Namun, aku sudah menyukai Rael selama bertahun-tahun, aku tidak akan bisa menyukai pria lain lagi selain Rael." Hati Leonis sakit mendengar kata-kata Elleta. Dia juga telah menyukai Elleta selama bertahun-tahun, tapi dia tidak memiliki pemikiran untuk berhenti menyukai Elleta karena dia masih memiliki harapan bahwa suatu hari nanti mungkin saja Elleta akan menyukainya setelah lelah dengan Rael yang tidak kunjung memberikan balasan terhadapnya. Akan tetapi, baru saja Elleta mengatakan bahwa dia tidak akan bisa menyukai pria lain selain Rael, menghancurkan harapannya tentang disukai oleh Elleta. Leonis menjadi semakin marah dengan Rael, kenapa Rael menyia-nyiakan perasaan Elleta yang sangat tulus padanya hanya demi seorang Maevea. Apa hebatnya Maevea yang hanya memiliki kecantikan itu? Elleta juga cantik, dan dia berasal dari keluarga yang sudah saling mengenal baik dengan keluarga Gilloti. Hal ini benar-benar sulit diterima oleh Leonis. tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN