“Ketika prioritasmu adalah membahagiakan orang lain, itu sama saja kamu sedang menuju masa kepedihan hidupmu. Karena membahagiakan diri sendiri jauh lebih berharga dari apapun yang ada di kehidupanmu saat ini.”
***
Aleya memegang gelas cangkir berisi cafe latte hangat dengan cukup kuat. Apa yang baru saja Al katakan padanya membuatnya tidak percaya sekaligus ragu.
“Apa tidak apa-apa jika kita menjalin hubungan kembali tanpa orang tua kita mengetahuinya?”
“Bukankah kamu sendiri yang mengatakannya pada aku, kalau kamu mau merahasiakan hubungan kita dari siapapun asalkan kamu bisa kembali menjalin kasih dengan aku lagi?”
“Aku tidak pernah mengatakan rahasia, aku hanya tidak akan menuntut kamu untuk menikahi aku.”
“Jadi, kamu tidak mau menyetujui soal hubungan rahasia di antara kita na
