“Bertahan dalam rasa sakit karena mencintai, kuanggap sebagai anugerah karena aku ingin dia menjadi takdirku. Hal itu jauh lebih baik daripada sebaliknya.” *** “Jasmine, tunggu!” Kairavv memanggil sambil berjalan cepat mendekati Jasmine, lalu melingkarkan jaketnya di pinggang Jasmine. Detik itu juga seluruh tubuh Jasmine langsung mematung sempurna. Bersamaan dengan itu jantung Jasmine berdebar hebat. Debaran yang belum pernah dia rasakan saat berada di dekat laki-laki manapun, termasuk Al. “Sudah.” Kairavv menjauhkan tubuhnya setelah selesai mengikat rapi jaketnya agar tidak terlepas dari pinggang Jasmine. Demi menyelamatkan rasa gugupnya, Jasmine berpura-pura bersikap tenang. “Kenapa kamu pakaikan jaket di pinggang aku?” “Apa hari ini jadwal kamu menstruasi?” Kairavv bertanya den