"Ya, saya dan laki-laki itu memang memiliki hubungan".
"Saya dengar laki-laki itu pengacara" tanya wartawan.
"Iya".
"Apakah hubungan kalian akan berlanjut ke jenjang pernikahan?" Tanya wartawan itu lagi, mengejar Jenar hingga ke mobil.
"Doakan saja" ucap Jenar santai.
"Bagaimana tanggapan mbak Jenar, memiliki kekasih bukan dari kalangan artis".
"Saya pikir, lebih menarik jika memiliki hubungan di luar kalangan artis, dan tidak buruk menurut saya. Dia lebih mengerti saya".
"Sudah dulu ya, lain kali kita sambung lagi" ucap Jenar.
Jenar lalu masuk kedalam mobil bersama bodyguard dan asisten pribadinya. Mobil itu berlalu meninggalkan awak media yang mewawancarainya.
Alan mengepalkan tangannya menahan geram. Alan tidak terima atas berita yang ia lihat, di salah satu acara infotainment. Infotainment itu sepertinya sengaja memanas-manasi hubungannya dengan Jenar. Alan memukul meja, menahan geram, ia tidak habis pikir Jenar mengatakan itu kepada media. Wajahnya terpampang jelas disana, Alan melempar tumpukkan dokumen kasus klien yang ia tangani, seketika dokumen itu berserakan di lantai.
Mendirikan firma hukum secara individual, bukanlah hal yang mudah, Alan butuh proses yang panjang hingga ia mendapatkan nama besarnya. Kantor hukum yang didirikannya memberikan layanan profesi bantuan hukum dan menerima jasa konsultasi hukum. Alan sudah banyak menangani berbagai kasus hukum, Hukum Private, Hukum Benda, Hukum Perdata, dan Hukum Publik, ia pernah menangani itu semua. Salah satunya menangani kasus Jenar. Dulu ia hanya sebagai penasehat hukum Jenar, tidak lebih, itu adalah sebagaian kecil perkara yang ia tangani, kasus Jenar, ia mempunyai bukti-bukti yang menguatkan itu bahwa Jenar adalah pihak yang di rugikan itu. Alan bersikap profesional sebagai pengacara Jenar. Tidak ada sedikitpun untuk berniat mendekati wanita itu. Sialnya, Jenar mengakui hubungan itu.
"Jenar !" ucap Alan menahan geram, ia mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih.
Alan meraih remote, dan ia lalu menekan tombol merah itu, otomatis Tv itu mati dengan sendirinya. Alan sudah tidak tahan lagi dengan berita itu, berita itu sudah jelas-jelas bahwa Jenar mengakui hubungan dirinya. Itu sama sekali tidak benar, ia sama sekali tidak memiliki perasaan apa-apa dengan Jenar. Reputasi dan citranya sebagai pengacara ternama di Indonesia sudah tercoreng hanya karena ada nama Jenar disana.
"b******k".
Alan tidak habis pikir, kenapa Jenar melakukan itu kepadanya, tepat di hari ia akan melaksanakan pernikahannya dengan Agni. Alan menegakkan tubuhnya, ia harus bertemu Jenar sekarang juga.
Suara ponsel Alan berdering, Alan merogoh ponselnya di balik saku jasnya. Alan menatap layar itu,
"Ayah Calling".
Alan lalu menggeser tombol hijau, ia meletakkan ponsel itu ditelinga kirinya.
"Iya ayah" ucap Alan.
"Alan, apa-apaan ini ! Dirumah kita ada beberapa wartawan, menanyakan prihal hubungan kamu dan Jenar. Ayah tidak tahu untuk menghadapi ini. Apakah benar kamu memiliki hubungan dengan Jenar?".
Alan menarik nafas, ia memijit kepalanya yang berdenyut hebat, tadi Agni menanyakan pertanyaan yang sama dan sekarang Ayahnya menanyakan hal serupa.
"Ayah, saya tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Jenar, percayalah".
"Bagiamana ayah bisa percaya, berita itu benar adanya Alan. Kamu tidak bisa mengelak lagi. Kamu buat ayah malu, bagaimana dengan keluarga Agni. Bagaimana ayah menyikapi semua ini. Kamu benar-benar keterlaluan Alan, kamu tega memperlakukan Agni seperti ini, hanya karena Jenar".
"Saya tidak melakukan itu Ayah, percayalah dengan saya".
"Kamu ingin berbohong kepada ayah, sementara di media Jenar mengakui hubungan kalian berdua. Kamu lebih memilih Jenar, si artis itu, dari pada Agni. Ayah tidak pernah mengajari kamu berselingkuh Alan. Kamu sungguh keterlaluan".
"Ya Tuhan. Sumpah ayah, saya tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Jenar".
"Tapi Jenar membenarkan hubungan kamu dengannya, foto-foto itu terlihat nyata. Mama kamu mengurung diri di kamar, mama kamu malu atas prilaku kamu. Apa yang akan dikatakan orang nanti. Undangan kamu sudah tersebar luas, relasi ayah dan beberapa teman mama kamu mulai menanyakan hubungan kamu dan Jenar. Ini bukan main-main Alan. Semua sudah tahu siapa kamu, kamu laki-laki tidak sopan. Berselingkuh tepat dihari pernikahan kamu".
Alan ingin sekali membanting ponsel miliknya. Ia Ingin sekali membunuh Jenar sekarang juga.
"Sial" umpat Alan.
"Selesaikan hubungan kamu dengan Jenar" ucap ayah, mencoba memperingati putra sulungnya.
"Iya ayah, saya akan mengklarifikasikan masalah ini. Cepat atau lambat saya akan menghentikan berita itu dari media".
"Bagaimana dengan pernikahan kamu" tanya ayah.
"Entahlah Ayah" hanya itu yang bisa Alan jawab, ia sudah frustasi. Ayah menyudutkannya.
"Selesaikan masalah kamu secepatnya. Jika kamu menginginkan artis itu, jangan melamar Agni kemarin. Buat malu keluarga saja, ini pernikahan Alan, jangan kamu mencoba-coba mempermainkan pernikahan, pernikahan adalah hal yang sakral".
"Iya ayah"ucap Alan.
Ok, sekarang dirinyalah menjadi pihak yang bersalah, ayah menyalahkannya, laki-laki memang selalu salah. Alan lalu menggeser tombol merah pada layar ponselnya, ia memutuskan sambungan ponsel itu.
Alan tidak tahu dunia Artis seperti apa, mereka senang sekali mencari sensasi. Setelah itu namanya akan menjadi tenar kembali. Alan menduga bahwa, Jenar melakukan itu demi menutupi kasus pelecehan seksual yang di lakukan pacarnya kemarin, sekarang ia menutupi kasus itu dengan cara melibatkan dirinya. Oh Tuhan, ingin sekali ia mamasukan wanita cantik itu ke penjara, dengan kasus pencemaran nama baik dirinya.
"Sial !".
Alan melangkah keluar dari ruang kantornya dan ia segera bertemu dengan wanita bermulut ular itu. Alan pastikan wanita itu masuk penjara secepatnya.
***********