Tubuhku rasanya letih, mual mulai muncul karena semalam tak sedikit pun makanan yang masuk ke perut. Anthony semakin rewel saat panas tubuhnya naik. Aku pun tak bisa istirahat karenanya. Pintu ruang inap terbuka kasar. Alex dengan napas terengah tampak panik berdiri di depan pintu. Penampilannya cukup kacau, aku masih ingat pakaian yang ia kenakan belum diganti. Rasa sakit kembali menyeruak saat menatapnya. Aku berdiri tepat sebelum Alex mendekati Anthony. Kurentangkan tangan untuk melarangnya mendekat. Alex menatapku penuh tanya. "Biarkan dia istirahat, jangan diganggu," ucapku tegas tanpa menoleh. "Aku tidak akan mengganggu," sahutnya tak mengidahkan peringatanku. Dengan gerak cepat aku menarik kerah kemejanya hingga kami saling berhadapan. Tatapan tajam yang belum pernah kuberikan p