"Ana." Aku segera mengusap air mata yang tak henti mengalir. Mama memberikan segelas s**u untuk aku minun. "Papa nungguin kamu di bawah," ucap Mama. Aku mengangguk pelan, tatapanku jauh ke depan. Mama meninggalkan aku sendiri. Ia tahu aku butuh waktu. Tak lama setelah minumanku habis aku bergegas menemui papa. Ia pasti khawatir denganku. Langkah kakiku menuruni anak tangga membuat papa dan mama menoleh. Raut wajah mereka tak bersahabat. "Ma, Pa aku--" "Kemasi semua barang kamu dari rumah itu. Mulai hari ini kamu tinggal di rumah papa. Papa tidak mau melihat kamu tinggal sendiri," ucap papa sebelum pergi. "Ma, papa sudah tahu kalau Ana dan Alex akan pisah?" Mama duduk lebih dekat. Ia merangkul pundakku. "Sudah, dia sempat bertemu Alex dan membicarakan semuanya." Kupejam erat mataku