23. Batas waktu "Meskipun kontrak, tapi tetap saja itu pernikahan, Liliana. Selama kamu terikat, aku ingin kamu dihormati seperti yang seharusnya." Kami berdua saling berhadapan, kekeuh satu sama lain dalam mempertahankan argumen kami masing-masing, terlalu sibuk mendebat Pradana membuatku lupa dengan kehadiran Amal, baru saat akhirnya Amal menarikku untuk duduk, aku tersadar jika kepalaku terlalu panas untuk berdiskusi. Jika seperti ini terus semuanya tidak akan selesai, dan buruknya adalah aku mulai lelah dengan pertikaian ini. "Bisakah kalian duduk? Kalau tidak keberatan, biarkan aku yang berbicara." Aku mendongak, menatap Pradana yang diperintah oleh Amal, aku kira Pradana akan menolaknya tapi pria itu menurut dan duduk di sebelahku sementara Amal duduk dihadapan kami. Papanya Rav