Angin malam sangat dingin hingga menusuk ke dalam kulit. Suasana sudah sangat sepi, ditambah lagi dengan suara hewan tanah yang mengusik pendengaran. Sebenarnya Cantika sudah sangat mengantuk, hanya saja ia terus bertahan untuk melakukan sesuatu demi mengakhiri permainan brutal terhadap dirinya. 'Aku bukan boneka, aku bukan perempuan bodoh.' Ucapnya di dalam hati, sambil mengepal kedua tangan. Pukul 23.15 WIB, Gadis itu masih menahan kantuk demi malam ini. Tanpa memeriksa di mana ibu, ia tetap di dalam kamar dan menunggu sesuatu yang mungkin saja akan mampir beberapa saat nanti, sekedar untuk menikmati tubuhnya, seperti malam-malam sebelumnya. Dug ... Jantungnya berdetak tidak biasa. Ia tahu apa yang harus dilakukan. Entah dari mana asalnya, tapi ia sangat yakin sekali, bahwa akan