Rencana sudah tersusun rapi di kepala gadis itu. Kini tinggal menjalaninya saja. Ia tidak ingin mengganggu hari minggu, jadi sebaiknya sekarang mulai mengerjakan hal-hal yang bisa membantu meringankan pekerjaan esok hari. Tanpa terasa, hari mulai malam. Cantika pun sudah merasa lelah. Tapi pikirannya kembali mengusik. 'Kenapa ibu belum juga pulang?' Gadis itu duduk kembali di depan rias, sambil menatap lurus dan kosong. 'Apa yang sebenarnya terjadi pada diriku ya? Aku jadi takut pada diri sendiri, pada rumahku, pada kamarku.' "Ayah ... ." Tiba-tiba ia teringat kepada Ayahnya. 'Apa yang tengah beliau lakukan saat ini? Seandainya aku masih bersama ayah, pasti apa yang aku alami saat ini, tidak akan terjadi.' Untuk sesaat, ia menunduk dan merasa sangat sedih. 'Kenapa ayah dan ibu harus