Bagian4

1153 Kata
Ia turun dari mobil travel, dipunggungnya sudah ada tas yang berisi pakaian untuk menginap beberapa minggu disini. Raul memiliki tugas disini tepatnya usahanya sendiri, terbilang masih baru karena baru satu tahun tapi akibat kegigigahannya akhirnya ia bisa dibilang sukses. ''Pak, kita menginap di kontrakan.'' ''Atur aja, aku mau ketempat teman sebentar.'' Raul memberikan tasnya kepada satu asistennya setelah itu melangkah pergi. Ia pergi untuk menemui Laura dan Midan. Midan adalah sahabatnya dari dulu waktu jaman di Balikpapan. Raul mengangkat ponselnya dan segera menelfon temannya itu. Tut..tut.. Midan: Hallo Pok, dimana? Raul: Diterminal Pok, jemputin dulu. Midan: Sip...Sip... Tunggu Pok 10 menit. Raul: Oke. Po'/pok, cess = teman , untuk kata po' diambil dari bahasa bugis "sappo" yang artinya teman (Sini dulu cess, lagi ngapain po'?, sudah adakah pok?) Panggilan mereka terputus Raul memilih duduk diwarung kopi terdekat memesan sebuah kopi hitam dan gorengan lima biji. Sembari menunggu ia melihat lalu Lalang kendaraan yang berjalan ataupun orang- orang. Pikirannya mengingat satu wanita yang dicintainya bagaimanakah kabarnya? Sungguh d**a ini terasa sesak bila memikirkan si cantiknya. ''Pesan kopi dan sanggar lima.'' Kata Raul dan tukang warung mengangguk. Sanggar itu pisang goreng kalau orang Kalimantan bilang, pisangnya bisa berbentuk kipas atau dipotong kecil- kecil dan di goreng. Tak lama pesannya datang, Raul langsung meniup kopinya dan menyeruputnya sedikit. Memang apapun masalahnya tetap aja kopi obatnya, asek. Raul meletakan cangkir kopi dan memakan satu buah sanggar yang masih panas- panas kukuh. Mendengar Bahasa Kalimantan pasti membuat yang tinggal diluar pasti merasa aneh dan akan berkerut kening. Beberapa contoh... 1. Bote = Bohong (Kamu pasti bote) 2. Muyak = Kesal atau tidak senang dengan tingkah laku seseorang (Muyak aku sama kamu) 3. Nda = tidak atau ga (Aku nda punya uang ehh) 4. Hau-hau / Pengong / Beleng = tidak nyambung dengan yang kita bicarakan (Dasar hau-hau/pengong/beleng) 5. Bubuhan = Kelompok atau teman-teman bermain, diambil dari bahasa Banjar (Ayo kita main futsal lawan bubuhanku) 6. Ayosud = Ayo sudah atau ajakan untuk melakukan sesuatu (Ayosud kita jalan) 7. Po'/pok, cess = teman , untuk kata po' diambil dari bahasa bugis "sappo" yang artinya teman (Sini dulu cess, lagi ngapain po'?, sudah adakah pok?) 8. Sokongan = patungan (uang kita nda cukup ayo sokongan) 9. Songkok = Peci atau kopiah 10. Pang / lah / eh = sering digunakan pada akhir kalimat (hebatnya pang, ndausah begitu lah, garingnya eh) 11. Bon = Bully atau diejek (Kok aku sih yang kena bon) 12. Angsulan = Kembalian (ini dek angsulannya) 13. Bulik : pulang, berasal dari bahasa Banjar (Aku bulik dulu yaa guys) Ini beberapa bahasa yang biasa dipakai. Tak lama kemudian Midan datang ia menepuk bahu Raul dan duduk disampingnya. ''Pesan kopi dulu Pok.'' Kata Raul. Midan tersenyum ia memesan kopi. ''Gimana kabarmu pok? Baik- baik aja kah?'' ''Baik aja, apa yang mau kupikirin.'' ''Cintamu?'' ''Weh itu pasti, gimana kabar Cintaku pok.'' ''Baik, ngekost dia.'' ''Iyakah, kenapa kalian juga pindah disini.'' ''Karena aku kebetulan dapat kerja disini dan Laura mau disini biar bisa deket Seruni.'' ''Ah gitu.'' Sahut Raul ''Kudengar kamu bebas dari penjara kah?'' ''Iya, 1 tahun lebih yang lalu. Habis itu aku pulang ketempat Bapakku dan dia kasih modal, hasil gono gini perceraian sama mamaku. Uang itu kubuatin usaha PWHT.'' PWHT adalah yang merupakan singkatan dari Post Weld Heat Treatment adalah proses pemanasan ulang pada material yang telah dilakukan pengelasan dengan menggunakan alat khusus untuk mengurangi tegangan sisa akibat pengelasan sehingga ketahanan logam semakin meningkat terhadap stress corrosion cracking (SCC). Fungsinya, Proses PWHT memberikan berbagai treatment yang cukup potensial terhadap material uji, dua diantaranya yang paling umum adalah Post Heating untuk mengusir/mendifusi hidrogen dari area yang dilas untuk mencegah cracking, dan Stress Relieving untuk melepaskan ketegangan sisa sehingga mengurangi korosi dan retak. ''Hebat sekarang kamu Raul, punya usaha.'' ''Sakit hatiku karena diejek keluarga Seruni, jadi kubuka usaha untuk balas ke kakaknya itu.'' ''Emang kakaknya Migas?'' ''Elektrik, tapi perusahaannya gak ada perkembangan sampai sekarang.'' ''Kenapa gitu.'' ''Kekurangan modal. Karena istrinya pakai uang usaha itu untuk bikin rumah.'' ''Jadi?'' ''Aku mau ketemu Seruni dulu dan hancurkan perusahaan kakaknya. Dulu dia rendahkan aku.'' ''Seruni gak marah?'' ''Gak, makanya mau ketemu. Dimana alamatnya.'' ''Kerja dia kalo pagi.'' ''Kerja apa?'' ''Jadi pembantu.'' ''Kasiannya cantikku, gak pantas dia kerja begitu. Biar aku urus dia sekarang. Dimana alamatnya.'' ''Nanti kuantar.'' ''Thanks ya Pok, ngopi dulu.'' ** Seruni mengepel lantai, sembari bekerja ia memikirkan sesuatu yaitu berjualan didepan kosan. berhubung kosannya dekat dengan lapangan apalagi banyak ibu- ibu dan anak- anak bermain voli disana tak jarang suka ada perlombaan. Dalam waktu dekat ini Rt ditempatnya mengadakan lomba voli pasti suasanya ramai. Seruni tersenyum ia akan menggunakan uang tabungannya untuk membuat usaha. Tapi jualan apa ya? Seketika idenya datang. Seruni akan berjualan cilok dan es seribuan tak lupa mihun goreng dan cemilan kecil. ''Run, kenapa ketawa- ketawa sendiri.'' Kata Majikan. ''Enggak Bu, Cuma mikirin sesuatu.'' ''Kamu dapat cowok?'' ''Enda bu, bukan.'' Kata Seruni sambil menggelengkan kepalanya. ''Terus?'' ''Ini Bu, saya mau buka warung kecil- kecilan didepan kosan.'' ''Oh gitu, terus- terus.'' Kata majikan tertarik. ''Kan dideket rumah ada lomba villy jadi saya mau buka warung dadakan sehabis pulang dari sini.'' ''Bagus itu Run, buka aja.'' Kata majikan tak lama majikan laki- laki datang. ''Kenapa sayang.'' Tanya suami majikan ke istrinya. ''Ini loh, Seruni mau buka warung dadakan didepan kosannya.'' ''Oh bagus kalau gitu.'' Seruni hanya tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya hingga selesai. Setelah selesai mengepel Seruni mencuci piring sisa masakan Ibu majikannya. Sehabis mencuci piring Seruni baru bisa pulang. Sebelum pulang kerumah ia akan singgah kepasar untuk membeli bahan jualan besok. ''Bunda...Bunda...dipanggil Mama Tua.'' ''Mama Tua? Iya sayang sebentar.'' Seruni mendatangi majikannya. ''Run, dikasih Bapak untuk usahamu. Semoga bisa membantu ya.'' Kata majikan perempuan. Seruni kaget saat menerima lembaran biru yang cukup tebal. ''Masya Allah, potong gajikah Bu?'' ''Enggaklah, ini untuk buka usahamu. Cukupkan Run.'' ''Lebih bu, makasih bu.'' Kata Seruni semangat. ** Sisa gelas Terakhir ia meletakannya setelah itu akan segera pulang. Seruni berkeliling rumah memastikan semuanya sudah beres dan selesai. Jam menunjukan jam 4 sore, setelah rumah bersih Seruni bersiap untuk pulang dan berpamitan ''Bu, saya pamit pulang ya.'' Pamit Seruni ke majikan perempuan yang sedang menonton tv. ''Iya Run. Makasih ya.'' ''Iya bu.'' Seruni melangkah keluar rumah ia membiarkan anaknya berjalan kaki, begitu sampai dijalan besa ria menaiki angkot untuk sampai ke pasar terdekat. ''Wih, Suntai.'' Kata Madan antusias saat melewatinya. ''Apa Nak?'' tanya Seruni lucu. ''Suntai.'' ''Sungai.'' Kata Seruni membenarkan. Madan mengerutkan keningnya sejenak terdiam kemudian tersenyum. ''Sungai.'' Kata madan dan Seruni mengacungkan jempol. ''Betul. ** Mereka sampai dipasar, Seruni ketoko kue untuk membeli tepung tapioca dan tepung terigu. Setelah pertepungan selesai ia masuk kedalam pasar, sebelum masuk ia menggendong Madan dan mengikatnya dengan sarung dibelakang, hal ini dilakukan agar anaknya tidak kemana- mana dan terasa aman bagi Seruni. Ia mulai masuk kedalam pasar, ia membeli ayam untuk isian cilok, mihun jagung dan setelah membeli ia ketoko grosir untuk membeli bahan minuman es dan jajan seribuan. Total yang ia habiskan adalah tiga ratus ribu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN