Chapter 68 - Putri Flos Pergi

1197 Kata
Wish sekarang berumur satu tahun. Ia bermain di dekat sungai di dekat rumahnya. Ia tahu ada sungai di sana baru beberapa hari. Ayah dan ibunya mencarinya kemana-mana tetapi tidak juga melihatnya. Prof. Rei menyalahkan dirinya karena tidak bisa menjaga Wish dengan baik.  Di umur Wish yang masih setahun, ia sudah bisa merangkak lama. Kecepatan merangkaknya juga cepat. Beberapa kali ia bisa berdiri dan berjalan selama dua menit lalu terjatuh dan kembali merangkak.  Prof. Rei sedang melakukan penelitian di ruang kerjanya. Jadi ia tidak memperhatikan bahwa anaknya sudah berjalan keluar rumah. Ini adalah kejadian kedua saat Wish keluar rumah. Pertama kali ia ditemukan di semak-semak yang berjarak lima puluh meter dari rumah mereka ke arah hutan. Dan yang kedua ini, mereka tidak tahu harus mencarinya. Jika mereka terlalu lama mendapatkannya, bisa jadi Wish yang masih bayi sudah merangkak sangat jauh dan semakin sulit ditemukan. Prof. Rei membagi tempat pencarian mereka menjadi dua. Flos akan mencari ke arah hutan dan dirinya mencari ke arah jalan desa. Ia tidak mengizinkan Flos keluar ke jalan desa karena tak ingin seorangpun tahu tentang kehidupan keluarganya bersama Flos. Banyak yang tidak tahu bahwa ia sudah menikah dan memiliki anak. Karena jarak rumah yang satu dengan yang lainnya sangat jauh.  Sudah berjalan cukup jauh menyusuri jalan desa, ia tidak menemukan anaknya. Prof. Rei kemudian teringat. Kemarin ia membawa Wish ke sungai yang ada di tengah hutan. Ia tahu ingatan Wish sangatlah tajam. Saat di sungai, Wish sangat senang. Ia tertawa melihat tempat tersebut dan meloncat-loncat di pelukan ayahnya.  Prof. Rei langsung teringat ke tempat itu dan berlari menuju hutan menyusul Flos. Ia sangat yakin bahwa anaknya berada di sana. Tak ada yang bisa diragukannya lagi. Ia berlari seperti orang yang kesurupan ke dalam hutan dan berteriak menyebutkan nama Flos. Siapa tahu ia Flos berada di dekatnya dan mereka bisa pergi bersama ke sungai tersebut. Tak ada suara yang terdengar dari Flos. Maka ia tetap melanjutkan perjalanannya menuju sungai. Suara aliran air sungai terdengar bersama tangisan bayi. Prof. Rei langsung berlari kencang menyusuri rumput-rumput yang tinggi. Ia kemudian sampai di tepi sungai dan mencoba mendengar dengan baik asal suara tangisan itu. Jantungnya sangat berdetak kencang. Ia sangat ingin mengakhiri penyiksaan perasaan bersalahnya dengan menemukan anaknya. Ia berjalan hingga melihat pohon besar tepat di dekat aliran air tanpa ada rumput yang tumbuh di sekeliling pohon tersebut. Pohon itu seperti dirawat oleh seseorang. Saat mendekati pohon itu, suara tangisan pun semakin terdengar. Ia berlari dan melihat apa yang ada di balik pohon tersebut. “Emot!” Ucap Prof. Rei. Emot adalah goblin milik Tn. Lion yang membantunya menunjukkan jalan menuju Gunung Jeringgat di tengah hutan Taiga. “Kau melepas anakmu begitu saja!” Ucap Emot lalu memberikan anaknya kepada Prof. Rei. “Jika aku tidak menghentikannya, ia sudah terbawa arus sungai!” Kata Emot kesal. Prof. Rei langsung mengambil Wish yang masih kecil dari tangan Emot dan menggendongnya hingga Wish berhenti menangis. Ia menepuk-nepuk punggung anaknya dan ia pun tertidur pulas. “Apa yang kau lakukan disini?”  “Aku hanya diberi tugas untuk mengawasi kalian. Kebetulan aku lewat dari sungai ini dan melihat anak kalian berjalan menuju air sungai.” Jelas Emot. “Untuk apa kau mengawasi kami?” “Itu hanya perintah dari Tn. Lion. Seharusnya kau berterima kasih karena jika aku tidak berada di sini, anakmu pasti sudah hanyut di sungai.” Jelas Emot.  Mendengar ucapan Emot membuat Prof. Rei tidak sanggup membayangkan hal tersebut. Ia menggelengkan kepalanya kuat dan berkata kepada dirinya sendiri, ‘Tidak..tidak..’ “Apa kau melihat istriku?” “Flos? Aku tidak melihatnya sama sekali!”  “Bisa bantu aku mencarinya? Ia juga mencari Wish di hutan ini tadi, tetapi aku belum melihatnya!” Kata Prof. Rei. Ia adalah manusia pertama yang memberikan perintah kepada seorang goblin. Mereka mencari Flos hingga Wish terbangun dan menangis, hari juga akan gelap. Mereka pun kembali dan berharap Flos sudah berada di rumah menunggu dirinya datang.  Prof. Rei mengakhiri pencariannya dengan Emot dan pulang ke rumah. Tetapi, istrinya tidak ada disana. Ia sangat takut dan membayangkan Flos tersesat di hutan dan tidak bisa kembali. Tetapi, tidak mungkin, karena ingatan Flos sangat kuat. Hal itu sudah pasti tidak akan pernah terjadi.  Prof. Rei ingin kembali ke hutan tetapi Wish tidak bisa ditinggalkan. Ia menunggu hingga pagi berharap istrinya kembali. *** Flos pun mencari ke dalam hutan, sementara suaminya mencari ke jalan menuju desa. Ia membelah semak-semak dan beberapa kali berhenti karena kakinya tertusuk rumput tajam.  Ia mencoba mendengarkan suara di sekitarnya, siapa tahu ada petunjuk yang membawanya kepada bayinya. Flos mendengar suara tawa seorang bayi. Ia langsung terpikir bahwa itu adalah Wish anaknya. Ia mengikuti arus sungai dengan ketajaman telinga yang dimilikinya dan kecepatan kaki nya berjalan.  Ternyata benar bahwa itu adalah wish yang berjalan menuju air sungai. Ia berlari mengambil Wish di dekat pohon besar di tepi sungai. Ia menggendongnya dengan senang melihat Wish tertawa kepadanya. “Kamu anak yang bandel!” Ucapnya sambil menggelitik perut Wish. Tiba-tiba terdengar suara memanggil Flos. “Tuan putri! Akhirnya kami menemukan mu. Kami sudah lama mencarimu di wilayah Mungkit.”  Flos mendengar suara itu dari belakangnya. ‘Pasukan Timekeeper?’ Ucapnya dalam hati.  Ia tidak ingin ketahuan, bahwa ia memiliki seorang anak dari manusia. Maka ia menyembunyikan Wish di balik pohon besar itu. Setelah ia menyembunyikannya, ia berbalik dan menemui mereka. “Kalian siapa?” Tanyanya. Ia berpura-pura tidak mengenal mereka. “Kami senang anda baik baik saja!” Kata salah seorang dari mereka. “Saya Jackson!” “Dan saya Creksi!” Flos tidak tahu harus bertingkah seperti apa. Pikirannya terfokus pada bayinya ia sembunyikan. “Kami akan membawa anda kembali kedunia waktu!” Kata Creksi semakin mendekat. “Akhirnya setelah sekian lama kami mencari Anda!” Kata Jackson yang meloncat-loncat dan menepuk-nepuk tangannya. “Tapi..tapi..” Flos ingin menolak tetapi ia tidak bisa mengatakan kebenarannya. Ia juga tidak memiliki alasan lain untuk tidak kembali ke sana.  “Ayo ikut lah dengan kamu! Raja sudah menanti anda di sana!” Kata Creksi menunjuk pesawat balon udara yang mereka letakkan dekat dari sana. Ia bisa melihat balon udara itu menyembul dari daun-daun pohon di hutan. “Bisakah kalian memberiku waktu sebentar? Menjadi manusia membuatku ingin buang air kecil. Aku sebentar akan ke pohon itu untuk buang air kecil dan kalian bisa tunggu di sana.” Kata Flos menunjuk balon udara milik mereka. Apakah tumbuh anda sudah sepenuhnya menjadi manusia? “Sepertinya belum. Masih setengah. Kalian tidak akan menunggu lama. Saya akan datang menemui kalian di sana, pergilah duluan!” Kata Flos lagi. Mereka pun pergi meninggalkan Flos. Segera setelah itu ia mengecheck keadaan anaknya dan mencium keningnya. Ia mengatakan kata perpisahan dan mengucapkan berkat untuknya. Untungnya, saat akan pergi, goblin Emot berada di sana. Flos langsung memanggilnya dan menitipkan bayi itu dan menunggu hingga Prof. Rei datang menjemput. Ia berpesan kepada Emot, “Jangan katakan apapun yang kau tahu dan yang kau lihat hari ini kepada Prof. Rei! Jaga dia sebentar hingga ayahnya datang!” Kata Flos tegas hingga membuat Emot ketakutan, lalu ia pergi dengan terburu-buru meninggalkan Emot dan bayi kecil itu. Flos pun melakukan apa yang ia janjikan kepada Creksi dan Jackson. Ia menuju alat transportasi mereka dan putri Flos dibawa kembali menuju dunia waktu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN