Mataku kian membulat mungkin sama besarnya dengan purnama yang menggantung di angkasa hanya bedanya ia tertutup awan kelabu. Rasanya ingin mengelak untuk kenyataan ini tapi ini memang benar-benar nyata, sosok yang selama ini kukagumi nyatanya sama saja dengan p****************g yang selalu membuatku muak. "Om Firman?" Sekedar ingin memastikan dan berharap pandanganku salah. "Dina? Ngapain kamu di sini?" Tanyanya dengan gagap, mungkin rasa sulit percaya juga menghinggapi hatinya. Gadis polos yang selama ini dia kenal kini berdiri di hadapannya di atas tanah prostitusi. "Mas kenal, Dina?" Tanya Mbak Tika membuyarkan rasa aneh ini menghadirkan rasa yang lain, yaitu bingung. "Iya." jawab Om Firman ragu. "Dina yang punya warung ini." Jelas Mbak Tika tanpa ditanya. Mata Om Fir