Pov Sari. Dengan cepat kulajukan sepeda motor yang kukendarai, rumah satu-satunya tempat yang kutuju. Meskipun sekarang tempat itu sudah tidak senyaman dulu. Tapi aku harus pulang di sana anak-anakku menunggu. Aku berjalan cepat menuju kamar, tidak kupedulikan si bungsu yang bertanya penuh kebingungan. Mengunci pintu dan menenggelamkan wajahku di atas bantal. Rasanya tidak ingin mempercayai kenyataan ini, tapi nyatanya inilah yang terjadi. Aku baru saja melakukan hal yang mustahil dilakukan seorang istri di dunia ini, meminta wanita lain untuk menikah dengan suaminya. Jangan kira aku kuat, jangan kira aku tegar. Nyatanya setiap kata yang kuucapkan padanya terasa begitu menyakitkan. Luka menganga yang tertoreh akibat penghianatan mereka, diperparah oleh suamiku setiap saat. Kini harus b