48. Mempercayai Raka

1569 Kata

"Aku buka pintu bentar," kata Raka seraya berdiri. Ia mencoba untuk tetap tenang ketika melangkah menuju ke pintu ruangannya. Perlahan, Raka pun membuka daun pintu. Ia menatap Sandy yang tersenyum miring di depannya. "Ada apa? Apa dia sudah pergi?" Raka bertanya lirih pada Sandy. Di depannya, Sandy menggeleng pelan. "Masih makan di bawah. Dia ngotot mau ketemu kamu dan pengen naik." "Jangan! Jangan sampai dia naik! Kamu tangani dia. Aku nggak mau diganggu. Ada istri aku di sini," kata Raka dengan suara lirih. Sandy mengangguk pelan. Ia menjulurkan lehernya lalu menoleh ke sofa. "Hei, Dek Aira! Udah pulang kuliah ya?" Raka mencebik mendengar panggilan lembut Sandy untuk Aira. Sungguh, ia ingin menoyor Sandy andai saja mereka tak berteman. "Udah, Mas. Kalau belum nggak mungkin aku di s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN