60. Rasa Iba

1368 Kata

Sore itu, Raka meninggalkan ruangannya lebih cepat untuk menjemput Aira. Walaupun waktu kuliah Aira sebenarnya masih satu jam lagi. Mungkin, memikirkan dan menunggu Aira bisa membuatnya berpikir lebih waras lagi. "Udah mau cabut, Bos?" tanya Sandy yang baru saja keluar dari bilik kasir. "Ehm. Kayaknya gitu," jawab Raka dengan nada malas. Ia menatap Sandy dengan kesal kali ini lalu ia menunjuk wajah temannya. "Kamu ke mana aja sih? Kenapa bisa tadi Yumna masuk ke ruangan aku?" Sandy membulatkan matanya. "Serius? Kalian berduaan?" Sandy bertanya dengan suara lirih, ia bahkan menutup bibirnya dengan telapak tangan. "Ya. Lain kali, aku nggak mau ada Yumna lagi di ruangan aku. Ah, semuanya jadi kacau!" umpat Raka. Yah, otaknya terasa kacau karena ia belum bisa memutuskan untuk menolak atau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN