bc

Hantu Ngenes

book_age16+
1.4K
IKUTI
6.2K
BACA
comedy
bxg
ghost
city
another world
lonely
like
intro-logo
Uraian

Hidup ngenes

Mati pun dalam keadaan ngenes

Setelah jadi hantu sama saja ngenesnya

Apakah Jeanne mampu mempertahankan gelar kehormatannya itu sampai akhir?

Atau justru ada hantu lain yang merebut gelar ngenes darinya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Prolog
“Aku akan tidur setelah ini, dalam tidur panjang yang sangat panjang. Dan karena itu, kupinang kau dengan doa sebelum tidur, karena kau hanya bisa kumiliki dalam mimpi. Bismika Allahumma Ahya wa Amuut.” Kaki kanan Jeanne terangkat, dengan penuh keyakinan. Diikuti kaki kirinya. Dan di saat kakinya tak lagi memijak pada apa pun, di saat itulah ia menemui penghukumannya. Dan ia temui dengan bangga. Sejak awal aku tak pernah memiliki jejak. Jadi, bukan hal yang sulit untuk sekadar menghilang. Aku menerima akhirnya, untuk menghabiskan semuanya dalam kobaran api. . . . 47 hari sebelumnya. Bagai hilang di dalam kamarnya sendiri. Ia menatap kamar itu dengan lekat, semuanya masih sama. Tapi, ia merasa sesuatu telah terjadi dan itu sangat aneh. “Oh s**t!” umpatnya. “Mimpi gila macam apa ini? Dan di siang bolong pula,” lanjutnya sambil melirik jam di atas nakas yang menunjukkan pukul 13.30 siang. Tubuhnya tetap di tempat tidur dan ia menatap tubuh lain yang sama persis, sedang berdiri di depan ranjang dan dalam kebingungan. Ia berlari kecil ke depan cermin, memastikan bahwa ia adalah dirinya. Dan cermin tak bisa berbohong karena melalui pantulannya, ia bisa melihat dirinya, ditambah satu lagi dirinya yang masih berada di tempat tidur. Gadis itu menjambak rambutnya. “Sial, aku kebanyakan berhalu untuk menulis n****+ romantis dan begini jadinya,” lalu ia menghempaskan tubuhnya ke tepian ranjang. Putus asa sendiri, ia mencolek dirinya yang masih dalam keadaan tidur, menurutnya. “Aneh,” gumamnya. Ia menatap kedua tangannya. Anehnya, karena tangannya hanya menembus apapun yang ia sentuh. Selimut, bantal, guling, dan bahkan tubuh yang tertidur itu hanya mampu ia tembus tanpa memberikan efek apa pun. Ia semakin bingung, tatapannya berakhir di benda pipih itu. Benda itu sudah berkedip-kedip dari tadi pertanda chat masuk mulai menumpuk. Ia mendekat, menatap lebih jelas dan membaca chat yang muncul dari layar preview. Digulirnya layar ponselnya, tapi sayangnya benda itu lagi-lagi berakhir ia tembus. Ia makin putus asa. Ditambah melihat dirinya yang tak kunjung terbangun. “Hey … bangun,” ucapnya dengan nyaring sambil ia berusaha menyentuh tubuh itu, yang sayangnya lagi-lagi hanya menembus. Dan karena masih tak ada respon ia mulai berpindah posisi sambil ia mengguncang tubuh itu. Ia panik sekarang. “WOI!” teriaknya. “Jangan bilang kamu mati?” umpatnya karena kesal. Mati … Emm … Jangan-jangan … Ia menatap tubuhnya yang terbaring dan tak bergerak itu, lalu berganti menatap tubuhnya yang sedang berdiri dalam keadaan bingung. Dan untuk memastikan tebakannya, ia menaruh jari telunjuknya di depan hidung tubuh yang terbaring itu. Tiba-tiba tenggorokannya terasa kering, ia menyadari satu hal. Tak ada lagi embusan napas yang keluar dari hidung ataupun mulutnya. “Dia mati!” jeritnya dengan panik. Ia terdiam sesaat sebelum melanjutkan, “Oh … sebenarnya akulah yang mati,” ucapnya dengan lirih lalu tertawa dengan nada sumbang. Apakah ia menangis selanjutnya? Nyatanya tidak. Tak perlu ada yang ia tangisi, untuk apa menangisi tubuh kaku yang dibiarkan mati sendirian itu. Yang bahkan saat sakit dan sekarat sekalipun ditinggal oleh keluarganya dengan alasan sibuk. Mati … Sendirian … Dalam keadaan jomblo … Tidak ada yang menangisi … Oh, kurang ngenes apalagi ini? Ponselnya masih terus berkedip-kedip tanda chat masuk. “Terserah, aku berhenti kerja tanpa surat pengunduran diri. Pusing-pusinglah kalian nyariin aku,” ketusnya. “Makanya selama aku masih kerja, gaji dinaikin. Jangan cuma nyariin pas udah mati. Huh nyesel kan?” ceramahnya lagi. Ia sedikit tertawa menatap ponsel itu. Setidaknya ia memiliki lockscreen dengan pola yang hampir menyaingi kode rahasia dokumen kenegaraan. Artinya, tak akan ada yang membuka ponselnya. Dan artinya lagi, aplikasi-aplikasi tersembunyinya masih aman. Eh, jangan salah. Bukan aplikasi aneh-aneh yang ia sembunyikan. Hanya aplikasi n****+ online tempatnya mempublikasikan hasil tulisannya. Yang ia sembunyikan dari siapa pun karena takut diusir dari rumah setelah ketahuan jika ia menulis n****+-n****+ bergenre dewasa. ****

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Tentang Cinta Kita

read
205.0K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
3.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
146.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
148.8K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
282.6K
bc

TERNODA

read
191.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
221.2K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook