Seperti yang mereka rencanakan hari itu Satria mengundang keluarga Daren datang ke rumahnya. Lamaran kedua saat di rumah sakit tempo hari memang baru sekarang bisa Satria tanggapi, karena dia butuh merundingkan lebih dulu dengan istri juga keluarga besarnya. Percayalah, melepas Nay untuk menikah dan pergi dari rumah mereka adalah hal tersulit bagi Satria. Biarpun dia tahu Daren benar-benar mencintai anaknya, dan calon mertua Nay pun dijamin baik, tetap saja terasa berat baginya. Bayangkan jika ada seseorang meminta harta yang paling berharga bagi kita, pasti juga akan keberatan memberikannya begitu saja. Andai diberi pilihan lain, dia tentu saja tidak ingin anaknya menikah di usianya yang masih sangat muda. “Duduk sini, Nay!” panggil Jonathan Lin ke cucunya yang baru keluar dari kamar.