Sasuke POV
Suasana siang ini di kantin benar-benar berisik dan itu membuatku sangat tidak nyaman, aku benci keramaian, kalau saja Naruto s****n itu tidak memaksaku untuk ikut dengannya ke kantin mungkin saat ini aku sedang menikmati pemandangan dari atas gedung sekolah ini,t api sayangnya aku malah terjebak disini bersama teman-temanku yang lain. Ditambah saat ini kami tengah dikerumuni oleh beberapa anak perempuan dan itu membuatku risih aku benar-benar ingin keluar dari tempat menyeramkan ini.
Memang tidak bisa dipungkiri lagi kalau aku dan ke-empat temanku itu mempunyai banyak sekali fansgirl jadi wajar saja jika kami selalu dikerubungi oleh banyak orang dan diantara kami hanya aku yang mempunyai status masih single, mereka berempat sudah mempunyai pasangan masing-masing walaupun masih dirahasiakan, alasan mereka merahasiakan statusnya adalah karena tidak ingin gadis mereka tersakiti oleh para fansgirl mereka, lalu bagaimana denganku? Aku lebih memilih sendiri karena bagiku itu hanya buang-buang waktu saja.
Tidak sedikit perempuan yang menyatakan perasaannya padaku tapi aku menolak mereka semua, apalagi perempuan yang bernama Karin, ia berstatus sebagai ketua dari fansgirl ku dan hampir setiap hari dia menyatakan cintanya padaku, aku muak mendengar omong kosong darinya, dia pikir aku tidak tahu kalau dia mendekatiku hanya untuk memanfaatkan kepopuleranku saja? Dasar menyebalkan.
Suasana kantin semakin ramai aku ingin segera pergi, saat aku memutuskan ingin pergi dari tempat itu mataku tidak sengaja bertemu pandang dengan seorang perempuan yang memiliki warna mata emerald, entah itu hanya perasaanku saja atau memang kenyataan ia juga tengah menatapku aku benar-benar terjebak ke dalam indahnya mata hijau miliknya, sampai-sampai aku tidak ingin melepaskan pandangan mataku darinya.
Lama kami saling menatap tiba-tiba saja pandangan matanya berubah menjadi sorot ketakutan, aku heran melihatnya bukan hanya matanya saja tapi juga dari raut wajahnya dia ketakutan, aku tidak mengerti apa yang terjadi, dia tiba-tiba menundukan kepalanya dan tidak lama kemudian ia jatuh pingsan, entah ada angin dari mana tiba-tiba saja aku berdiri dan langsung menghampirinya.
"Apa yang terjadi?" tanyaku sedikit khawatir.
"Tolong temanku aku mohon..." ujar Ino.
Dan tanpa babibu lagi aku langsung menggendongnya menuju ke ruang UKS, yang ternyata diikuti oleh teman-temanku.
~Sasuke end POV~
Saat ini mereka bersembilan tengah berada di ruang UKS mereka semua sedang menunggu Sakura sadar, sudah hampir lima belas menit Sakura pingsan dan itu membuat Ino khawatir.
"Sakura...sampai kapan kau akan tidur seperti ini cepatlah bangun..." ucap Ino dengan memegang tangan Sakura.
"Tenanglah dia pasti baik-baik saja." ucap Sai seraya memegang pundak Ino.
"Hei teme aku tidak tahu kalau kau bisa menyukai perempuan, apalagi perempuan yang belum kau kenal seperti dia, tapi aku bersyukur ternyata selama ini kau bukan homo." bisik Naruto polos dan sukses membuat perempatan siku-siku muncul di dahi Sasuke, hingga akhirnya sebuah pukulan manis dari Sasuke mendarat dengan sempurna tepat di kepala Naruto.
"Awwww teme!" ucap Naruto kesakitan seraya memegang kepalanya.
"Berisik dobe!! Dan aku bukan HOMO." jelas Sasuke dengan penekanan di akhir kata.
"Kalian berdua diamlah, tidak bisakah kalian tenang sebentar?" ucap Shikamaru yang sukses membuat keduanya diam
Teeet...teeet...
Tiba-tiba bel tanda jam istirahat sudah selesai berbunyi sangat nyaring.
"Ino..." belum sempat Shikamaru menyelesaikan ucapannya tiba-tiba Ino langsung memotong perkataan Shikamaru.
"Kalian kembalilah ke kelas, aku akan menjaga Sakura sampai ia bangun." ucap Ino seraya memandang teman-temannya.
"Apa tidak apa-apa kau kami tinggal sendirian? Aku bisa menemanimu Ino." ucap Tenten.
"Tidak terimakasih, aku tidak apa-apa." jawab Ino meyakinkan.
"Apa kau yakin?" tanya Sai.
"Iya" jawab Ino disertai anggukan.
"Baiklah sebaiknya kita kembali ke kelas masing-masing, Ino jika temanmu ini sudah sadar tolong beritahu kami." ucap Shikamaru.
"Iya." jawab Ino
"Ayo." ajak Neji, seraya meninggalkan UKS yang diikuti oleh teman-temannya.
Saat di perjalanan menuju kelas Saauke masih bertanya-tanya apa yang terjadi sebenarnya pada Sakura, ia ingat betul bagaimana ekspresi ketakutannya tadi.
'Apa yang dia lihat sebenarnya sampai-sampai ia ketakutan dan tidak sadarkan diri'.
Lamunan Sasuke terhenti kala ada seseorang yang menepuk pelan bahunya.
"Teme apa yang kau pikirkan? Apa kau masih memikirkan gadis yang bernama Sakura itu?" Tanya Naruto, dan membuat ke tiga temannya yang lain menoleh ke arah mereka berdua.
"Kau menyukainya?" tanya Neji.
"Dari buku yang pernah aku baca jika seseorang selalu memikirkan orang lain saat pertama kali bertemu itu namanya cinta pada pandangan pertama." ujar Sai.
"Aku tidak menyukainya." jawab Sasuke dengan mempercepat langkah kakinya meninggalkan mereka berempat.
"Dasar Uchiha ego kalian terlalu tinggi, hei teme sebaiknya kau turunkan sedikit egomu kalau tidak aku yakin nanti klanmu akan punah." ujar Naruto berteriak.
"Yaah itulah Uchiha, mereka benar-benar merepotkan untuk masalah seperti ini.'' ucap Shikamaru.
"Kita lihat saja nanti bagaimana selanjutnya." ucap Neji sambil berjalan menuju kelasnya yang di ikuti oleh yang lainnya.
...
Sementara itu Ino yang sedari tadi tetap setia menunggu sahabatnya bangun mulai terlihat ada pergerakan dari Sakura.
"Ngggh..." lenguh Sakura.
"Sakura kau sudah bangun?" tanya Ino.
Sakura yang ditanya oleh Ino malah kebingungan, karena yang terakhir dia ingat adalah dia sedang berada di kantin bersama dengan teman-temannya, kemudian ia melihat seorang anak perempuan yang memakai seragam sekolah yang sama dengannya dan setelah itu dia tidak ingat apa-apa.
"Ino apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku bisa berada di sini?" tanya Sskura, seraya mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk.
"Tadi saat di kantin kau terlihat ketakutan kemudian pingsan, kau tidak ingat?" ucap Ino.
"Aaa iya aku ingat" jawab Sakura.
"Sebenarnya apa yang kau lihat saat di kantin tadi sampai-sampai kau pingsan?" Tanya Ino.
"A...a...aku..aku melihat ada seorang anak perempuan, dia memakai seragam sekolah seperti kita tapi baju yang dia pakai berlumuran darah dan terdapat luka di beberapa bagian tubuhnya, dia terus melihat ke arahku, tatapannya seperti seseorang yang ingin membunuh, aku takut Ino." jelas Sakura sambil air matanya berlinang.
Ino langsung memeluknya erat, ia tahu bahwa sahabatnya ini beda dari teman-temannya yang lain ia bisa melihat mahluk tak kasat mata.
"Tenanglah Sakura semuanya akan baik-baik saja, mungkin dia hanya ingin memberi tahu tentang keberadaannya padamu." ucap Ino menenangkan.
"Iya mungkin kau benar, tapi aku takut Ino." ucap Sakura.
"Sakura tenanglah..."
"Bagaimana kalau dia ingin menyakitiku? Atau bahkan dia ingin membunuhku? Bagaimana Ino...kenapa hidupku jadi seperti ini...." rengek Sakura.
"Kau terlalu berlebihan Sakura, lagi pula tidak akan ada yang berani menyakitimu, karena Sasuke pasti siap melindungimu hihi..." ucap Ino.
"Apa? Apa maksudmu kenapa kau membawa nama Sasuke?" tanya Sakura.
"Heh kau pikir aku tidak tahu kalau tadi saat di kantin kau dan Sasuke saling memperhatikan huuuuh...." ucap Ino.
"Ti...ti...tidak si..siapa yang memperhatikannya, mungkin kau salah lihat." ucap Sakura dengan wajah yang kian memerah.
"Hei Sakura, kau tahu? Siapa yang membawamu ke ruang UKS?" tanya Ino sambil menaik turunkan alisnya.
"Siapa?" tanya Sakura penasaran.
"Sasuke!" ucap Ino,dan bluss sukses membuat wajah Sakura merah padam.
"Haha.....kau lucu Sakura, ternyata sahabatku ini sedang jatuh cinta, tapi aku bersyukur akhirnya kau bisa melupakan si panda s****n itu." ucap Ino.
"Aku memang sudah melupakannya dari dulu Ino. Tapi mana mungkin aku bisa dekat dengannya itu mustahil." ucap Sakura menunduk sedih.
"Tenang saja aku pasti akan membantumu." ucap Ino menyemangati.
"Terserah kau sajalah, sebaiknya ayo kita ke kelas sepertinya pelajaran sudah dimulai." ajak Sakura sambil berjalan keluar dari UKS.
"Haaaaahhhh padahal aku sedang malas belajar." ucap Ino seraya menyusul Sakura yang sudah berjalan lebih dulu.
...
Tidak terasa waktu pulangpun telah tiba, semua murid keluar dari kelasnya masing-masing begitupun Sakura ia saat ini tengah menunggu sahabatnya Ino di depan gerbang sekolah.
"Kemana Ino...dia bilang hanya sebentar kenapa lama, apa jangan-jangan dia pergi kencan dengan Sai." gerutu Sakura, tiba-tiba handphonenya berbunyi dan itu adalah pesan dari Ino
From : Ino
'Sakura maafkan aku, aku tidak bisa pulang sekarang, Sai memintaku untuk menemaninya latihan basket, kalau kau mau kau bisa kesini, disini juga ada Sasuke'
Sakura melotot membaca pesan singkat dari Ino, tega-teganya dia menyuruh Sakura pulang sendirian.
"Dasar, sudahlah lebih baik aku pulang." ucap Sakura.
Pada akhirnya Sakurapun memutuskan untuk pulang sendirian, saat ini ia sedang duduk di halte bus menunggu bus berikutnya datang.
Sudah 15 menit lebih Sakura menunggu bus namun tidak kunjung datang juga, akhirnya ia memutuskan untuk berjalan kaki saja.
Saat di tengah perjalanan menuju ke rumahnya tiba-tiba saja ada yang menepuk pundaknya pelan dengan sedikit terkejut Sakura langsung membalikan badan ,dan betapa terkejutnya ia saat mengetahui siapa yang menepuk pundaknya tadi, mata Sakura melotot tubuhnya gemetaran menandakan ia teramat sangat ketakutan, ingin sekali ia berteriak minta tolong tapi entah kenapa suaranya terasa tercekat di tenggorokan.
"Sakura." ucap pria itu.
"Ga...Ga...Gaara.." ucap Sakura ketakutan, ia ingat betul bagaimana dulu pria yang ada di hadapannya ini bersikap kasar padanya ia ingat bagaimana dulu Gaara ingin melecehkan Sakura dan ia ingat betul kata-kata menyakitkan hati yang Gaara ucapkan dulu kepada Sakura.
"Aku merindukanmu Sakura." ucap Gaara seraya berjalan mendekati Sakura, dan tiba-tiba saja memeluknya dengan sangat erat.
"Lepaskan aku, pergi... pergi lepaskan aku...." teriak Sakura sambil terus mendorong Gaara agar pelukannya terlepas.
"DIAM!" bentak Gaara tepat di telinga Sakura dan sukses membuatnya diam, tanpa Sakura sadari air matanya tiba-tiba saja mengalir.
"Kau tahu Sakura aku benar-benar merindukanmu, disekolah aku kesepian dan apa kau tahu?sudah lama aku mencarimu dan akhirnya aku menemukanmu." ucap Gaara dengan nada yang menjijikan menurut Sakura.
Dengan sekali dorongan kuat dari Sakura akhirnya ia bisa terlepas dari pelukan Gaara.
"Ada apa sayang...apa kau tidak merindukanku?" ucap Gaara diselingi dengan seringai liciknya.
"Kau menjijikan aku membencimu!" ucap Sakura kemudian berlari kencang meninggalkan Gaara.
"Heeh... dasar kau tidak akan bisa lari dariku Sakura." ucap Gaara menyeringai.
Sementara itu Sasuke kini tengah mengendarai mobilnya menuju rumah entah kenapa sekarang Sasuke sedang malas untuk latihan basket padahal tinggal dua minggu lagi akan ada pertandingan basket antar sekolah. Saat di perjalanan matanya menangkap sosok perempuan berambut merah jambu sedang berlari ke arah g**g sempit.
"Sakura?" ucap Sasuke, karena penasaran akhirnya Sasuke memutuskan untuk menepi dan keluar dari mobil.
Sasuke terus berjalan sambil mencari-cari sosok Sakura, sampai akhirnya ia menemukannya sedang jongkok sambil menelungkupkan wajahnya di pojok ujung g**g, Sasuke yang khawatir melihatnya langsung menghampiri Sakura dan ikut berjongkok tepat di hadapannya.
"Sakura." ucap Sasuke pelan seraya memegang pelan pundak Sakura yang bergetar saat tangan Sasuke menyentuh pundaknya.
"Aku mohon...jangan ganggu aku...hiks..." ucap Sakura sambil menangis sesegukkan.
"Sakura ini aku Sasuke." ucap Sasuke memperkuat pegangan tangannya pada pundak Sakura.
Seketika itu juga Sakura mendongakan kepalanya, dan betapa terkejutnya ia saat mendapati Sasuke berada tepat di hadapannya, tanpa aba-aba lagi ia langsung berhambur ke pelukan Sasuke, sedangkan Sasuke yang mendapatkan pelukan tiba-tiba dari Sakura agak terkejut, namun untungnya ia bisa mengendalikan tubuhnya, sehingga mereka berdua tidak jatuh, dan entah kenapa hatinya bergetar namun perasaannya nyaman, entah ada dorongan darimana Sasukepun membalas pelukan Sakura.
"Tenanglah aku disini Sakura." ucap Sasuke pelan seraya mengusap punggung Sakura.
"Aku...takut..." ucap Sakura di sela-sela tangisnya.
"Apa yang kau takutkan?" Tanya Sasuke mendorong pelan bahu Sakura, tapi Sakura hanya menggeleng pelan sambil menundukan kepala.
"Tidak apa-apa jika kau belum siap bercerita." ucap Sasuke.
Kemudian kedua tangan Sasuke terulur memegang wajah Sakura dan sedikit mengangkatnya agar ia bisa mentap kedua mata indah Sakura, ia menghapus air mata yang mengalir dipipi Sakura dengan kedua ibu jarinya.
"Tidak apa-apa jika kau belum mau menceritakannya." ucap Sasuke.
"Maaf." ucap Sakura.
"Ayo aku antar pulang." ucap Sasuke.
"I...iya...terimakasih." ucap Sakura gugup.
...
Saat ini Sasuke dan Sakura tengah berada di dalam mobil, hanya keheningan yang mendominasi suasana di mobil Sasuke, tidak ada yang berniat untuk memulai pembicaraan, Sasuke yang dari tadi mencuri pandang ke arah Sakurapun hanya diam saja, sedangkan Sakura ia terus menundukan kepalanya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Sasuke memecah keheningan.
"Iya." ujar Sakura.
"Apa kau yakin? Kau seperti sedang ketakutan." ucap Sasuke sedikit khawatir, dan menepikan mobilnya ke sisi jalan.
"Aku baik-baik saja." ucap Sakura sambil memandang ke arah Sasuke, dan entah kenapa tiba-tiba saja air mata Sakura kembali mengalir saat matanya bertemu pandang dengan onyx milik Sasuke, entah ada angin dari mana tiba-tiba saja Sasuke menarik Sakura kedalam pelukannya, dan Sakurapun menangis sejadi-jadinya di pelukan Sasuke.
"Aku takut...aku takut Sasuke..." ucap Sakura di sela-sela tangisannya.
"Kau tidak perlu takut Sakura aku disini." ucap Sasuke menenangkan.
Agak lama Sakura menangis sampai-sampai ia tertidur di pelukan Sasuke, Sasukepun menyenderkan kepala Sakura pada senderan jok mobil, ia terus memperhatikan wajah Sakura yang kini tengah tertidur pulas.
"Cinta pada pandangan pertama ya...ck sial." Ucap Sasuke seraya mengusap wajahnya kasar.
"Aku akan menjagamu aku berjanji." ucap Sasuke pelan, dan tanpa diduga Sasuke mencium pelan kening Sakura walaupun hanya beberapa detik saja.
Sasuke kembali menyalakan mesin mobilnya dan berjalan pulang ke arah rumah Ino, karena ia tahu kalau saat ini Sakura tinggal di rumah Ino.
Sementara itu...
"Dasar w***********g! berani-beraninya dia memeluk Sasuke, aku pastikan kau akan menyesal karena telah di lahirkan ke dunia ini! Konan! Shion! Ayo kita pulang, kita siapkan pesta kejutan spesial untuk w***********g itu!" ucap Karin.
"Sepertinya kau punya rencana yang bagus Karin." ucap wanita bernama Konan.
"Pasti akan menyenangkan." ucap Shion.
"Kalian benar, ayo aku tidak sabar menunggu hari esok." ucap Karin dengan senyum sinis yang menghiasi wajahnya.