Perusahaannya adalah produsen obat yang mujarab. Dengan minum obat, sakit perut Aaron hilang seketika. Ia melanjutkan pengintaiannya bersama Gabriel hingga ke Hotel Golden Internasional. Dalam perjalanan, pikiran kedua pria itu dipenuhi imajinasi Cassandra melukis di hadapan Mister Cheng sambil menari ero.tis, bahkan b***l dan membalur tubuhnya dengan cat, menjadi kanvas hidup yang menggoda Mister Cheng agar menyentuhnya. Atau Cassandra memakai kalung kucing merangkak ke kaki Mister Cheng dan mengeong minta dibelai kakek itu. Ya, begitulah laki- laki. Semakin malam, pikiran mereka semakin liar.
Di pintu depan kamar Mister Cheng, Aaron dan Gabriel kasak kusuk bergunjing. "Aaron, kau yakin soal ini?" tanya Gabriel mempertanyakan ide Aaron yang ingin meru.sak kencan Cassandra dengan Mister Cheng. Gabriel berharap dugaan Aaron salah, tetapi jika pun benar, ia lega Aaron menjadi pengacaunya, sementara ia akan mengambil hikmahnya saja dari situasi tersebut. Apakah ia pengecut? Bukan. ia hanya tidak ingin terlalu jauh mencampuri urusan pribadi Cassandra.
"Ssst, kau diam saja dan biarkan aku melakukan semuanya, Riel. Kau pikirkan rute pelarian kita saja jika keadaan di sini kacau," gumam Aaron sebelum pengawal Joshua Cheng kembali.
Pria bersetelan hitam itu datang dan mempersilakan mereka berdua masuk. "Follow me, sir!" Mereka dibawa menuju ruang kerja Mister Cheng. Herannya mereka tidak melihat Cassandra. Apa gadis itu disembunyikan di suatu tempat?
Ruang kerja suite itu sebuah ruangan yang bergaya antik dengan dinding kayu mahoni. Ada sebuah perapian listrik menyala seperti api sungguhan, dinding dihiasi beberapa lukisan perempuan cantik yang merupakan satu orang perempuan, tetapi dari era yang berbeda- beda, terlihat dari pakaian dan gaya dandanan wanita era 50-an, 70-an, sampai tahun 2000-an.
"Have a seat, Mr. Sebastian, Mr. Noah," ujar pengawal Mister Cheng. Mempersilakan mereka duduk berhadapan dengan tuannya.
Mister Cheng duduk di balik meja kerja, membelai kucing persia berbulu hitam legam di pangkuannya. Mata kucing itu berkilau seperti dalam kegelapan menatap Aaron. Sorot mata tajam juga diperlihatkan oleh Mister Cheng. Ia tidak suka dengan Aaron Sebastian yang terkenal sebagai penakluk wanita. Kepada orang yang tidak disukainya, Mister Cheng tidak akan berbicara langsung dengan orang itu. Ia bersikap seolah tidak mengerti bahasa lain kecuali bahasa Mandarin dan pengawalnya yang akan menyampaikan.
"Nǐ zài zhège shēnyè zài zhèlǐ zuò shénme? Hǎo fán a!” gerutu Mister Cheng. Terjemahannya, mau apa kalian datang kemari malam-malam begini? Mengganggu saja!
Pengawalnya bicara pada Aaron dan Gabriel, "Is there anything we can do for you, gentlemen?"
Untungnya, Aaron bisa bahasa mandarin, sehingga Mister Cheng tidak bisa bertingkah bicara dengannya. "Wǎn'ān, Chéng xiānshēng!" Selamat malam, Tuan Cheng, sapa Aaron. "Hěn bàoqiàn dǎrǎo nǐ de yèwǎn. Wǒ bìxū zhèyàng zuò shì chū yú yīgè fēicháng zhòngyào de yuányīn." Maaf mengganggu malam Anda. Saya harus melakukan ini karena alasan yang sangat penting.
Mister Cheng merengut, tidak menyangka Aaron tidak bisa dikecoh. "Wǒ bù xiāngxìn nǐ yǒu rènhé zhòngyào de yuányīn, chúle nǐ de gèrén lìyì." Saya tak percaya kamu punya alasan penting, kecuali kepentingan pribadimu, hardiknya pada Aaron.
Aaron tersenyum tipis. "Segala yang berharga bagi saya menjadi kepentingan pribadi saya, Mister Cheng! Saya ingin membawa Cassandra Elliana pergi dari sisi Anda. Saya ingin Anda berhenti menjadi sugar da.ddy-nya. Menjauh darinya. Segala yang dibutuhkannya, saya yang akan menyanggupinya."
"Shénme?? Wú lǐ de niánqīng rén!" Apa?? Anak muda kurang ajar! "Wǒ bù huì qūfú yú nǐ de yìyuàn." Aku tidak akan tunduk pada keinginanmu.
Kucing hitam di pangkuan Mister Cheng berdiri dan menggeram menampilkan gigi runcingnya, siap menerkam Aaron, sementara Mister Cheng mengambil tongkatnya dan mencengkeram erat siap memukul Aaron. Pengawal Mister Cheng juga memasang kuda- kuda jurus kung-fu. Sudah pasti petarung kelas teri macam Gabriel dan Aaron akan jadi sansak empuk.
Pengawalnya menginterupsi. "Zhuren, wǒ bìxū bǎ tāmen rēng diào ma?" Tuan, apa perlu saya lempar mereka keluar?
Gabriel yang menyadari hal itu akan menyebabkan malam yang pelik bagi mereka, segera menyela. "Děng děng, nàixīn diǎn." Tunggu dulu, sabarkan diri kalian. "Mari kita bicarakan baik- baik. Saya yakin ini kesalahpahaman saja."
Mister Cheng bertambah marah. "Salah paham bagaimana? Saya tidak suka Aalon dekat- dekat Cassandla. Bakalan main- main Cassandla ~ah. Dia olang yang sangat baik. Oe olang suka nge.we sana sini bakal lusak Cassandla punya hidup," geram Mister Cheng.
"Orang bisa berubah, Mister Cheng," tampik Aaron lalu keki sendiri. "Eh, maksud saya, saya bisa berubah, Mister Cheng."
"Oe belubah, baik oe jadi je.lek saja, supaya oe tidak main- main pelempuan lagi ~ah."
Aaron terperangah oleh ucapan itu. "Seandainya saya menjadi buruk rupa pun, saya akan tetap mengejar Elliana ... atau Cassandra karena saya tahu ia akan melihat ketulusan saya, bukan tampang atau harta saya."
"Preett!" sahut Mister Cheng. "Oe pikil saya bangkotan gini tidak bisa liat akal- akalan oe ~ah? Oe cuma mau tantangan saja. Oe kagak pelnah selius sama pelempuan. Kalau mau gaet Cassandla, oe langkahi dulu mayat anak buah saya!"
Pengawal Mister Cheng siap mengeluarkan jurus kera sakti.
Gabriel segera menyela. "Jangan! Jangan! Tolong dengarkan kami sebentar. Mister Cheng, Aaron, saya mohon kalian duduk dan tenangkan diri dulu. Saya yakin masalah ini bisa kita luruskan."
Tidak ada di antara Aaron ataupun Mister Cheng mau mengalah. Gabriel terpaksa bersuara tinggi pada Aaron. "Aaron, duduk!"
Seraya mengembus napas keras, Aaron mengempas duduk ke kursi. Gabriel menasihatinya. "Kau diamlah sebentar dan jangan terburu perasaan cemburu."
"Aku tidak cemburu, aku hanya ingin Elliana tahu bahwa dia bisa memilih aku menjadi sugar da.ddy-nya daripada pria tua ini," sahut Aaron.
"Oh, jadi oe ditolak Cassandla, eh? Huahahah, memang dia gadis yang pintal, sekarang oe sudah putus asa pengin dapatin dia ~ah. Ha, Cassanova yang malang!" ejek Mister Cheng.
"Diamlah, pria tua! Saya belum ditolak, saya masih berusaha mendapatkannya, karena itu Anda jangan menghalangi saya!"
"He, kalau ditolak ya ditolak namanya. Oe olang tidak pelnah ditolak ~ah? Nah sekalang oe lasakan itu, lasakan." Mister Cheng lalu menyanyi lagu Direject Jenita Janet sambil goyang badan kayak joget Mr. Bean.
"Di-liject, di-liject, di-liject, di-liject.
Kamu calling-calling, aku lagi pusing
Kamu misscall aku, aku lagi dongkol
Please deh kamu sudah, sudah nggak penting. Sudah bau kambing."
"Ih, kurang ajar!" bentak Aaron dengan tangan terangkat hendak mencakar Mister Cheng. Pengawalnya segera menangkis serangan Aaron, sedangkan Gabriel menyergap Aaron dari belakang agar tidak terjadi baku hantam.
"Sudah! Cukup, Aaron!" seru Gabriel. "Mister Cheng, saya mohon maafkan kami. Kita tenangkan diri dulu sebentar."
"Tidak bisa, ~ah. Kalian sudah bikin kita olang tersinggung. Kalian mesti dihajal." Mister Cheng lalu berseru pada pengawalnya. "Jet Li, hajal meleka, ~ah, lalu lempal kelual!"
Kemudian kegaduhan pun terjadi. Aaron dan Mister Cheng saling maki, meskipun dipukul dan ditendang Jet Li, sedangkan Gabriel berusaha melerai mereka.
Cassandra bersama Fefe yang tadinya asyik melukis jadi terganggu. "Sebentar, ya," ujar Cassandra pada gadis cilik itu seraya beranjak dari meja menuju ke selasar arah asal keributan itu.
Pengawal yang berjaga di ruang tengah menghentikannya. "Xiaojie, abaikan hal itu. Lanjutkan mengajar nona muda saja."
"Oh? Eh tapi ...." Cassandra merasa familer dengan suara percakapan yang terdengar sayup-sayup. Apa mungkin Bapak Aaron dan Bapak Gabriel menguntitnya sampai kemari? Khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, Cassandra membujuk pengawal. "Tolonglah, biar saya melihat sebentar. Mungkin ada yang bisa saya bantu. Saya takut Mister Cheng kenapa- napa karena sakit jantungnya."
Pengawal itu melirik cemas ke arah ruang kerja kemudian mengangguk pada Cassandra. "Baiklah, Xiaojie. Mari kita lihat bersama- sama." Keduanya menuju ruang kerja itu.
Ketika pintu terbuka dan melihat apa yang terjadi di dalam sana, Cassandra terperangah. Aaron dan Gabriel sedang diplintir anak buah Mister Cheng dan ditekan ke lantai. "Bapak Aaron? Bapak Gabriel? Kenapa ada di sini?"
Aaron bersuara lantang menjawabnya. "Cassandra, aku datang buat menjemput kamu. Pokoknya kamu tidak boleh lagi jadi sugar ba.by Mister Cheng."
Cassandra tergemap. Ternganga sambil mengerjap- ngerjap takjub pada ucapan Aaron, sejurus kemudian segera berganti geram. "Heh, yang jadi sugar ba.by teh siapa? Emang gue jual jasa servis me.mek? Lo pikir gue ke sini buat nguber kon.tol? Lo ganggu job gue aja. Malu- maluin tau gak!"
Mulut tak berakhlak Elliana membuat Aaron dan Gabriel ternganga. Gabriel segera menjelaskan sebelum Aaron menyolot dengan omongan kotor. "Kami tahu kami salah paham, Cassandra, tapi kamu tahu sendiri 'kan bagaimana Aaron."
"Bapak juga sama," cebik Cassandra. "Kalau toh ada urusan pribadi dengan saya, harusnya tanyakan pada saya langsung. Jangan kek gini. Gimana penilaian Mister Cheng pada saya jadinya?"
Mister Cheng tertawa. "Oe jan khawatil ah. Justlu saya senang dapat kesempatan hajal Aalon Sebastian. Ahahaha ...."
Ditahan tengkurap di lantai membuat Aaron sangat kesal. Ia menggeram memaki lagi. "Berengsek!"
"Aaron, sssht!" tegur Gabriel.
Cassandra sangat tidak enak hati. Ditambah melihat Gabriel kesakitan dan kena hajar gara- gara ulah gila Aaron. Ia memohon pada Mister Cheng. "Opa, please, lepasin mereka. Biar saya yang selesaikan urusan dengan mereka. Saya yakin setelah ini mereka tidak akan mengganggu lagi."
Fefe muncul dari belakang Cassandra. "Cece, apa yang teljadi? Pelajalan melukis kita bagaimana? Masih lanjut apa tidak?"
Melihat kehadiran tuan putri kecil itu, Aaron dan Gabriel langsung merasa sangat malu atas kelakuan tuntutan kejantanan mereka.
Tidak ingin kelihatan melakukan perbuatan kejam di mata cucunya, Mister Cheng buru- buru menyuruh anak buahnya melepaskan Aaron dan Gabriel, lalu mendudukkan mereka di kursi semula.
Cassandra berujar sungkan pada anak gadis itu. "Iya, Fefe, kita lanjutkan lagi." Lalu kembali ke ruang tengah bersama Fefe walaupun masih waswas dengan keadaan Aaron dan Gabriel.
Mister Cheng mendeham keras seraya duduk lagi di kursinya. Kucingnya kembali duduk di pangkuannya dan dibelai- belai. Dua anak muda di hadapannya meringis sambil mengusap- usap bagian badan yang sakit. Tiba- tiba Mister Cheng menertawakan mereka. "Huahahah, oe olang beldua suka sama Cassandla ~ah? Sampai belani- belaninya lawan saya. Kalau Cassandla tak minta, sudah saya habisi kalian ini."
Rahang Aaron mengeras dan mulai memasang gaya arogannya lagi. Ia mengencang jasnya. "Saya sungguh-sungguh menyukai Cassandra dan akan melakukan apa saja untuknya." Kemudian sikapnya merendah. "Saya minta maaf sudah salah sangka mengenai hubungan Anda dengan Cassandra. Hanya saja, sukar mempercayai jika Anda menyukainya tanpa tertarik pada penampilannya."
"Oe olang pikilannya me.sum! Saya suka Cassandla kalena lukisannya. Wanita yang saya sukai selamanya hanya Meilan, istli saya."
Tatapan Mister Cheng menyusuri dinding ruang kerjanya. Pada lukisan- lukisan perempuan cantik yang terpajang. Sorot mata Aaron dan Gabriel mengiringi. Setelah diperhatikan saksama, wanita dalam lukisan itu berpose seluruh tubuh seukuran manusia asli, tampak alami dan dilihat dari sudut mana pun, ekspresi wajah lembutnya terlihat hidup.
Mister Cheng mulai bicara panjang lebar. "Ini Meilan. Dia meninggal 5 tahun lalu. Saya ingin melihatnya lagi sepelti dia mendampingi saya sewaktu hidup. Cassandla bisa bikin lukisan itu untuk saya ~ah. Saya punya di sini dan di lumah saya di Hongkong. Cassandla gak pelnah ketemu Meilan ~ah, tapi dia bisa bikin Meilan sama, di situ saya melasa kagum."
Kisah pun berlanjut tentang perjalanan cinta Mister Cheng dan istrinya. Sebagai anak muda yang baik dan menghormati orang tua, Aaron dan Gabriel betah mendengarkan.
Cassandra melihat pelayan mengantarkan minuman dan kudapan ke ruang kerja Mister Cheng. Agaknya orang- orang di sana sedang berbincang seru. Ia bisa fokus kembali mengajari Fefe.
Hampir tengah malam lukisan Fefe selesai dan ia menunjukkan pada kakeknya. Sebuah lukisan karakter animasi yang disukai Fefe, yaitu Elsa dari film Frozen. Mister Cheng memuji lukisan itu. "Bagus, bagus lah!"
Mereka berada di ruang tengah. Cassandra membereskan kuas dan pensil warna dalam tas tentengnya. Aaron dan Gabriel juga ada di sana, turut memuji lukisan Fefe. Gadis itu lalu berujar pada Cassandra. "Cece, nanti ajali saya dandan jadi Elsa, ya?"
Cassandra tersenyum kikuk tetapi mengiyakan. "Ya, tentu saja, Fefe. Cece akan ajari. Telepon saja kapan pun, nanti Cece datang."
"Yeay! Xie xie, Jie jie!" sahut Fefe.
Cassandra siap pulang. Ia berpamitan pada tuan rumah. "Saya pulang dulu, Opa."
Mister Cheng mangut- mangut. Ia melirik menyelidik pada Aaron dan Gabriel yang gerasak- gerusuk ingin berpamitan juga. Pengawalnya bicara pada Cassandra. "Mari, Xiaojie, saya antar Anda."
Cassandra menolaknya dengan sungkan. "Eh, tidak usah. Saya masih ada acara lain. Saya akan pulang sendiri nanti. Tidak usah repot-repot mengantar saya."
Mister Cheng mendelik, curiga itu ada hubungannya dengan dua pemuda penguntit itu. "Oe mau ngapain ~ah? Ini sudah malam."
"Eh, biasa, acara anak muda, Opa. Lagian ini akhir pekan. Saya mau ngumpul-ngumpul bareng teman."
"Hmm, baiklah. Kalau ada apa-apa, hubungi pengawal saya, dia akan bantu kamu."
Cassandra membungkuk hormat. "Iya, Opa. Terima kasih."
Gabriel dan Aaron juga membungkuk berpamitan. Pengawal mengantar Cassandra dan dua bosnya sampai pintu depan.
Di selasar hotel, Cassandra berjalan tanpa menggubris dua pria itu. Di situ hanya ada mereka bertiga. Aaron buru- buru menarik pundaknya. "Elliana, tunggu! Kamu mau ke mana?"
Cassandra berhenti berjalan dan memutar tubuh menghadap Aaron serta Gabriel. Dari cara kedua pria itu menatap dan memanggilnya, agaknya sudah lama mereka mengetahui topengnya selama ini. Cassandra melirik jam tangannya. Ada 2 jam lagi sebelum waktu perubahan wujud Aaron. Ia akan membuat pria itu berada di ujung tanduk.
Aaron dan Gabriel malah tegang melihat ekspresi wajah Cassandra. Bukan Elliana yang kerap teriritasi oleh kelakuan mereka, tetapi gadis yang berlagak bak penakluk pria.
Cassandra tersenyum sinis. "Heh, kayaknya kalian sudah tahu saya siapa saya sebenarnya. Kalau begitu, baiklah, tidak ada yang saya tutup- tutupi lagi. Sebagai Elliana, saya mungkin pegawai yang bisa kalian suruh- suruh, tetapi di sini, saat ini, saya bukan Elliana itu. Saya Cassandra Elliana yang bebas melakukan apa saja yang diinginkannya dan kalian tidak berhak melarang ataupun menghalangi saya."
Cassandra membelakangi Aaron dan melangkah menjauh.
Aaron dan Gabriel mengikutinya, bahkan mereka masuk dalam lift bersama. Cassandra menekan tombol yang menjadi lantai tujuannya, membuat kedua pria itu membelalakkan mata. Cassandra memilih ke lantai diskotik.
Tanpa perlu menatap langsung, Cassandra melihat ekspresi terkejut mereka dan itu membuatnya mengulum senyum. Cassandra mendempet Gabriel dan menarik kerah setelannya. Tubuh pria itu menegang, sedangkan Aaron mengernyitkan kening keheranan. Cassandra membisiki Gabriel dengan suara cukup nyaring untuk didengar Aaron. "Bapak Gabriel mau temenin saya minum, Pak?"
"Ell, kamu gak usah bersandiwara seperti ini. Kami berdua tidak mempermasalahkan identitas rahasiamu," ujar Gabriel.
Cassandra menarik diri dari Gabriel dan berdecak ketus. "Ck! Ah, Bapak tidak tahu cara bersenang-senang," keluhnya.
Aaron yang terprovokasi menarik lengan Cassandra hingga tubuh gadis itu terantuk ke dadanya. "Ya udah, kamu senang- senang sama aku aja," gumam Aaron, yang lalu mendorong kasar Cassandra, menekannya tersandar ke dinding lift lalu merenggut bibir ranumnya ke dalam ciuman yang melumat kasar celah kata- kata itu.
***
Bersambung ....