36. Testosteron Rush

1827 Kata

Kirana pun turun dari pangkuan Akasa secepatnya, lalu merapikan pakaian kerjanya yang sungguh berantakan. Ia mengancing pakaiannya satu per satu dengan terburu-buru, lalu mengusap wajah dan merapikan rambut yang berantakan. Dorongan untuk menangis kencang ditahannya sekuat tenaga, namun Kirana tak bisa meredakan panik yang membuat nafasnya memburu karena rasa sedih, marah, dan bersalah yang bercampur baur menjadi satu. Setelah yakin jika penampilannya sudah rapi walau cukup kusut masai, Kirana pun meraih pintu mobil untuk membukanya, namun Akasa menahan wanita itu di tempat. “Jangan turun!” larang Akasa. “Aku harus menemui suamiku!” “Sudah saya bilang jangan turun!” “Tidak!” Kirana mendorong Akasa menjauh, lalu membuka pintu jeep dan melompat dengan cepat dari dalamnya. Kiran

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN