"Makasih, Ziva..." Arjuna meneguk air mineral yang Ziva berikan padanya. Keduanya tengah duduk di sebuah kursi di depan supermarket yang tak jauh dari kediaman Aynur. "Maaf, boleh saya oleskan salepnya?" tanya Ziva pada Arjuna yang beberapa kali mendesis merasakan sensasi perih pada sudut bibirnya yang terluka akibat pukulan Ihsan. "Silahkan.." Arjuna mendekatkan wajahnya ke arah Ziva yang mulai membuka salep dan mengambil cutton bud. Arjuna menatap Ziva yang serius mengoleskan salep pada bibirnya, ia kemudian mengulas senyum, membuat fokus Ziva terbagi. "Ken-kenapa, dokter?" tanya Ziva malu, ia baru menyadari saat ini wajahnya hanya berjarak beberapa inci saja dari dokter tampan di depannya. "Jangan panggil saya dokter. Saat ini saya lebih pantas dipanggil pasien!" sahutnya sambil t