Adam masih dalam kondisi marah saat memasuki villa. Langkah kakinya tanpa sadar membawa pria itu berhenti di depan pintu ruang privasi. Dia hanya diam untuk waktu yang lama. Namun secara bertahap tangannya mulai bergerak meraih handle pintu tersebut. Tanpa diragukan lagi pintu ruangan segera terbuka. Adam kemudian masuk sambil menyalakan saklar lampu. Matanya yang sedikit menggelap memandang salah satu bingkai foto yang berukuran lebih besar dari yang lain. Itu adalah foto liburan terakhir saat mereka merayakan hari jadian. Adam masih tak percaya jika itu adalah momen terakhir kebersamaan mereka. Semua berjalan sempurna sampai pembicaraan di restoran malam itu mengubah hubungan mereka seratus delapan puluh derajat. "..." Tangan Adam mengepal begitu kembali mengingatnya. Dia berj