Semakin malam suasana cafe kian ramai oleh pengunjung berdatangan. Seruan music kian menjadi, muda mudi berkumpul saling bercengkrama di meja masing-masing yang sudah mereka pesan. Teman-teman Elang terbahak-bahak sambil menikmati kepulan nikotin dan sesekali menyesap minuman, tampak asik mengobrol di dalam cafe, berdindingkan kaca transparan bisa terlihat dari kursi luar ruangan. Tidak sama halnya mereka, Elang justru memijat pangkal hidungnya sambil menunduk dengan kedua siku ada di pinggiran kursi besi yang ia duduki. "Apa maksud lo nggak mau kasih tau nama si brengeek itu? Lo takut?" Keyla menggeleng. "Gue nggak takut, cuma kalau gue kasih tau nama dia ke lo, semua juga bakalan sia-sia. Semua udah terjadi, Lang, yang udah biarin berlalu." Brak! Keyla tersentak saat tiba-tib
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari