Pisah

2029 Kata

Ketukkan palu hakim terdengar dari pengadilan agama kawasan Jakarta memenuhi ruangan. Ketukan tiga kali itu merupakan keputusan mutlak. Jam ini, menit ini, dan detik saat ini juga semua telah berakhir. Elang dan Teresa sama-sama tertegun dalam diam. Duduk di kursi berdampingan menghadap sang Hakim yang baru saja memutuskan berakhirnya sebuah hubungan. Cukup lama bagi Elang mempertahankan Teresa sejak tadi tanpa ekspresi. Elang sempat menarik napas panjang. Pun sebaliknya, deretan bulu mata tumbuh menghiasi manik sebening embun itu berkedip menoleh kemudian untuk menatap Elang hingga tatapan keduanya saling bersirobok. Kedua garis bibir Teresa tertarik menghiasi senyum yang tersemat begitu tipis. Kedua pengacara yang mendampingi mereka berdiri, saling menjabat tangan sebagai tanda b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN