First meet with gadis Senja.

1183 Kata
Saat ini Vino sedang memandang wajah nya lewat cermin yang tersedia di dalam toilet club. Pusing itu lah yang dia rasakan ketika mengingat keinginan Bunda dan Fanya yang meminta nya untuk kembali. Dia ingin, namun ego yang besar itu melarang nya. Dia hanya ingin menunjukkan kepada sang Ayah bahwa jalan yang dia pilih itu benar dan bisa membuatnya sukses dimasa depan . "Aarrgghh.." teriak nya sambil menarik rambut belakang nya dengan kesal, setelah itu dia pun membasuh wajah nya hanya untuk memberi kesan segar sedikit pada wajah kusutnya itu. ** Vino kembali melangkahkan kaki nya menuju tempat teman-teman nya, sambil sesekali melihat sekelilingnya yang dipenuhi oleh orang-orang yang tidak sadarkan diri alias mabuk. Biasanya dia pun menjadi bagian dari mereka-mereka yang mabuk, hanya saja untuk sekarang ini dia sedang tidak ingin, karena mengingat dia akan tidur dirumah bersama adik nya. Pandangan Vino jatuh pada sudut Club, dimana terdapat seorang gadis yang sedang mati-matian menghindar dari pria mabuk di samping nya itu. Vino yang penasaran pun mendekatkan diri kearah gadis itu. "Sialan.. lepas!" Teriak gadis itu ketika tangan pria mabuk berusaha merangkul pinggang nya. "Ck, come on. Gausah munafik sayang" ucap pria di depan nya seraya memajukan wajah nya mencoba untuk mencium gadis itu. Vino yang sangat kasihan melihat wajah gadis yang sepertinya ingin menangis itu, akhirnya pun maju berniat ingin membantu wanita itu. "Ekhem.. sorry ada apa ya?" "Gausah ikut campur!" ucap pria itu dengan sorot mata tajam menuju Vino. "waisshh.. kalem brother, elo terlalu kasar sama cewek gue" Ujarnya santai sambil menunjuk gadis didepan nya dengan dagu nya. Dia terpaksa harus berkata seperti itu. Pria mabuk itu seketika langsung melihat ke arah gadis disamping nya dengan satu alis terangkat. Sedangkan gadis itu hanya diam, dan mendelik ke arah Vino dengan sorot mata bingung. "maksudnya?!" "Sayang.. maafin aku. Aku tau aku salah, tapi kamu gak seharusnya kesini" Ucap Vino seraya maju lalu menggapai tangan sang gadis yang tadi nya digenggam oleh pria mabuk itu. Yang mendapat perlakuan mendadak itu pun hanya diam, bingung harus bagaimana, sedangkan pria mabuk itu masih melihat kearah mereka berdua. Ketika dirasa tidak ada tanggapan dari gadis itu, Vino pun sedikit meremas tangan nya dan mengedipkan mata nya sebagai kode. Seolah Vino berkata ; "Udeh lo ikutin aja ngapa" "Ah.. engg-" "Maaf.. jangan gini lagi yah"ucap Vino pelan kemudian membawa sang gadis kedalam pelukkan nya dan mengelus puncak kepalanya dengan lembut. Vino pun melepaskan pelukkan nya itu dan menggantikan dengan menggenggam tangan gadis nya dengan lembut. "Sekarang kita pulang yah.." Ujar Vino dengan nada lembut. "I-iyah.. ma-maafin aku yah" jawab gadis itu yang langsung dibalas dengan senyuman manis milik Vino. Setelah itu mereka berdua pun menjauh dari pria mabuk yang masih melihatnya dengan tatapan tidak terima. "Woii jatah gue itu!!" Teriak pria mabuk itu ketika melihat Vino dan gadisnya pergi menjauh. "Sorry bang, cewek gue nihh. Otomatis jatah gue lah" jawab Vino santai masih dengan menggenggam tangan gadis itu. ** Vino pun membawa gadisnya ketempat teman-teman nya berada. Masih dengan tangan yang saling bertautan. "Hmm ma.. makasih" cicit gadis itu pelan yang sangat tidak mungkin dapat didengar oleh Vino. "Hah? Apa??" Teriak Vino sambil menghentikan langkah nya dan menghadap penuh kearah gadis di sampingnya itu. Gadis itu pun mencebikkan bibirnya dan berjinjit untuk sampai kearah telinga milik Vino. Sedangkan Vino yang melihat itu pun hanya menaikkan satu alis nya dan membungkukkan badan nya membuat gadis itu lebih mudah untuk bicara. "Makasihh.. gue gatau bakal jadi kayak gimana kalau enggak ada elo tadi"teriak gadis itu pada telinga kanan Vino. Vino pun yang mendapat serangan pada telinga nya, dengan seketika langsung menegakkan badan nya kembali seraya mengusap-usap telinga nya yang berdengung. "Anjirr telinga gue!" Teriak Vino dan langsung membuat gadis itu meringis tidak enak. "Sorry.." gumam gadis itu. "Alvino, panggil aja Vino" Ucap nya seraya mengulurkan tangan nya "Hmm Aqeela" Ujar gadis itu tanpa membalas uluran tangan Vino, dan Vino yang melihat itu hanya menarik tangan nya kembali lalu mengedikkan bahu nya. "Okehh jadi apa yang lu lakuin disini?" "..." Aqeela, gadis itu hanya diam. "Elu kesini sendiri?" "..." Vino pun tidak menyerah walaupun dari tadi dia tidak mendapat jawaban dari setiap pertanyaan yang dia lontarkan. "Mau pulang?" tanya nya lagi. Dan langsung mendapat anggukan mantap dari gadis didepan nya itu. Senyum Vino pun muncul melihat ekspresi Qeela yang menurut nya sangat lah menggemaskan. "Bawa kendaraan?" Aqeela yang sebenarnya sedang dalam masalah, menjadi kalut dan membawa dirinya dengan menggunakan taxi ke tempat yang tidak pernah dia kunjungi. Entahlah dia hanya butuh hiburan, Qeela pikir bahwa dengan mengunjungi tempat ini, dia akan melupakan segala masalah yang telah mengganggu nya beberapa hari ini. Namun dugaan nya salah besar. Bukan nya malah merasa terhibur dan melupakan masalah nya. Dia malah akan mendapat masalah baru, jika saja tidak ada Vino yang menolong nya. *** Hari ini adalah Hari tersial didalam hidup seorang AQEELA SENJANI, mahasiswi jurusan Bisnis ini harus terjebak didalam tempat Laknat yang tak pernah ingin dia singgahi. Namun semenjak kecelakaan mobil yang dia dan adiknya alami itu, membuat Qeela merasa sangat bersalah, karena terhuting sudah satu bulan adiknya itu dalam keadaan koma. Dan pagi tadi, dia diberitahu bahwa untuk mendapat perawatan yang lebih baik, Ghani, adik nya harus di rawat disalah satu rumah sakit internasional di Singapure. Aqeela yang kalap pun langsung pergi begitu saja tanpa arah, tanpa memberitahu siapapun. Dia menyesal, harusnya dia lah yang mengalami itu sendiri, harusnya adiknya itu tidak ikut dengan nya, harusnya dia lebih berhati-hati, harusnya... harusnya dan berbagai macam harusnya lagi. Dan disinilah dia sekarang, tempat remang yang sangat bising dan bau-bauan yang berbagai macam bercampur menjadi satu yang memabukkan. *** "Brother, gue balik dulu ya" ucap Vino kepada teman-teman, masih dengan menggenggam tangan Qeela yang bersembunyi dibelakangnya. Ya, Vino membawa Qeela ketempat teman-teman nya kumpul, dia berniat untuk mengantarkan Qeela pulang. Gadis dibelakang nya itu ternyata kesini dengan menggunakan taxi. Dan karena sekarang sudah larut, dia berniat untuk memberi sedikit tumpangan untuk Qeela. "Yaelah cepet banget.. eh siapa tuh Vin?" Ucap Raka menyadari sosok yang bersembunyi dibelakang Vino. "Eh Qeela" lanjutnya " kenal?"tanya Vino kepada Raka dengan mengarahkan dagu nya menunjuk Qeela. "Justru gue yang harus nya nanya, lo kenal?" Ucap Raka sambil berjalan mendekat kearah Qeela. Dilihat nya Aqeela seperti sedang ketakutan dengan tangannya yang menggenggam tangan milik Vino begitu erat sambil terus menundukkan pandangan nya. "Hei lo Qeela kan?"ucap Raka sambil menyentuh pundak Qeela. Qeela yang terkejut akan sentuhan Raka pun langsung mengangkat pandangan nya dan semakin mengeratkan genggaman nya. Dilihatnya teman satu jurusannya itu berada didepan nya "Raka" ucap Qeela terkejut. "Ng-ngapain disini?" lanjutnya. Raka yang melihat Qeela seperti itu pun merasa aneh, ditatapnya Qeela dengan satu alis yang menaik, "harus nya gue yang nanya. Lo ngapain disini?" Tanyanya. "Ekhem.. biar gue yang jelasin. Tapi nanti. Sekarang gue balik dulu, nganter nih bocah" Ucap Vino yang bingung sendiri, karena ternyata Raka sudah mengenal Qeela. "Duluan brother" Teriak Vino kepada teman-teman nya yang pada sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. "Duluan, Ka" Lanjutnya sambil menepuk pundak Raka dan pergi menjauh masih dengan tangan nya yang menyatu dengan milik Qeela. Nyaman itu lah yang Vino rasakan ketika menggenggam tangan Qeela. "You're Mine. Now and forever" Batin Vino
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN