Dalam kabut sore menyelimuti renungan hati dua anak manusia tengah mengikat janji di atas ayat-ayat suci, juga mata itu tidak akan terlepas dari wajah cantik terlindungi kain tipis. Bait demi bait janji sehidup semati atas dasar ikatan yang sedang terjalin, pemimpin upacara pernikahan memanjatkan doa terbaik bagi anak Adam yang kini resmi menjadi sepasang suami istri. “Kau bisa mencium pengantin mu sekarang!” Ucap sang pemimpin upacara pernikahan sedikit menjaga jarak ke belakang. Langkah Richard sedikit lebih dekat ketika membuka kain jaring berwarna putih menutupi raut tersenyum sangat cantik, dia membelai lembut kedua pipi utusan melekatkan ciumannya di bibir. Sangat lembut, bahkan Richard tidak sanggup melukai lagi bibir halus Intan. “Kau sangat cantik,” bisik Richard